Pemeriksaan Laboratorium dalam Mendiagnosa Thalassemia

Thalassemia merupakan gangguan sintesis hemoglobin (Hb), khususnya rantai globin, yang diturunkan. Penyakit genetik ini memiliki jenis dan frekuensi terbanyak di dunia. Manifestasi klinis yang ditimbulkan bervariasi mulai dari asimtomatik hingga gejala yang berat. Thalassemia dikenal juga dengan anemia mediterania, namun istilah tersebut dinilai kurang tepat karena penyakit ini dapat ditemukan dimana saja di dunia khususnya di beberapa wilayah yang dikenal sebagai sabuk thalassemia. 

pemeriksaan thalassemia,pemeriksaan laboratorium thalassemia,pemeriksaan skrining thalassemia,pemeriksaan thalasemia adalah,pemeriksaan diagnostik thalasemia,pemeriksaan darah thalasemia,pemeriksaan diagnostik thalasemia pdf,pemeriksaan fisik thalasemia,pemeriksaan fisik thalasemia pdf,pemeriksaan fisik thalasemia mayor,pemeriksaan fisik pasien thalasemia,pemeriksaan fisik untuk thalasemia,pemeriksaan hematologi thalasemia,pemeriksaan laboratorium thalasemia,pemeriksaan laboratorium thalasemia pdf,pemeriksaan thalasemia malaysia,pemeriksaan thalasemia minor,pemeriksaan thalasemia pdf,pemeriksaan penunjang thalasemia,pemeriksaan penunjang thalasemia pdf,pemeriksaan fisik thalasemia pada anak,pemeriksaan screening thalasemia,pemeriksaan untuk thalasemia
Pemeriksaan Laboratorium dalam Mendiagnosa Thalassemia

Hemoglobin normal manusia dewasa terdiri dari 2 rantai beta dan 2 rantai alfa yang membentuk tetramer α2β2 (HbA). Komposisi HbA dalam sirkulasi darah mencapai >97%, sedangkan HbA2 2-3% dan HbF <1%.Dengan komposisi seperti ini hemoglobin dapat mengangkut oksigen ke jaringan dengan baik.
pemeriksaan thalassemia,pemeriksaan laboratorium thalassemia,pemeriksaan skrining thalassemia,pemeriksaan thalasemia adalah,pemeriksaan diagnostik thalasemia,pemeriksaan darah thalasemia,pemeriksaan diagnostik thalasemia pdf,pemeriksaan fisik thalasemia,pemeriksaan fisik thalasemia pdf,pemeriksaan fisik thalasemia mayor,pemeriksaan fisik pasien thalasemia,pemeriksaan fisik untuk thalasemia,pemeriksaan hematologi thalasemia,pemeriksaan laboratorium thalasemia,pemeriksaan laboratorium thalasemia pdf,pemeriksaan thalasemia malaysia,pemeriksaan thalasemia minor,pemeriksaan thalasemia pdf,pemeriksaan penunjang thalasemia,pemeriksaan penunjang thalasemia pdf,pemeriksaan fisik thalasemia pada anak,pemeriksaan screening thalasemia,pemeriksaan untuk thalasemia
Hemoglobin dan Pembentukannya

Thalassemia alfa terjadi akibat mutasi pada kromosom 16. Rantai globin alfa terbentuk sedikit atau tidak terbentuk sama sekali sehingga rantai globin yang ada membentuk HbBart (γ4) dan HbH (β4). Tetramer tersebut tidak stabil dan badan inklusi yang terbentuk mempercepat destruksi eritrosit.
pemeriksaan thalassemia,pemeriksaan laboratorium thalassemia,pemeriksaan skrining thalassemia,pemeriksaan thalasemia adalah,pemeriksaan diagnostik thalasemia,pemeriksaan darah thalasemia,pemeriksaan diagnostik thalasemia pdf,pemeriksaan fisik thalasemia,pemeriksaan fisik thalasemia pdf,pemeriksaan fisik thalasemia mayor,pemeriksaan fisik pasien thalasemia,pemeriksaan fisik untuk thalasemia,pemeriksaan hematologi thalasemia,pemeriksaan laboratorium thalasemia,pemeriksaan laboratorium thalasemia pdf,pemeriksaan thalasemia malaysia,pemeriksaan thalasemia minor,pemeriksaan thalasemia pdf,pemeriksaan penunjang thalasemia,pemeriksaan penunjang thalasemia pdf,pemeriksaan fisik thalasemia pada anak,pemeriksaan screening thalasemia,pemeriksaan untuk thalasemia
Keseimbangan rantai Globin

Thalassemia beta terjadi akibat mutasi gen globin beta sehingga produksi rantai globin beta menjadi berkurang atau tidak terbentuk sama sekali. Rantai globin alfa yang terbentuk tidak semua dapat berikatan dengan rantai globin beta sehingga terjadi peningkatan HbF dan HbA2. Selain itu terbentuk pula rantai tetramer alfa yang tidak stabil yang mudah terurai. Rantai globin alfa bebas tersebut tidak larut, kemudian membentuk presipitat yang memicu lisis eritrosit di mikrosirkulasi (limpa) dan destruksi di sumsum tulang. 
pemeriksaan thalassemia,pemeriksaan laboratorium thalassemia,pemeriksaan skrining thalassemia,pemeriksaan thalasemia adalah,pemeriksaan diagnostik thalasemia,pemeriksaan darah thalasemia,pemeriksaan diagnostik thalasemia pdf,pemeriksaan fisik thalasemia,pemeriksaan fisik thalasemia pdf,pemeriksaan fisik thalasemia mayor,pemeriksaan fisik pasien thalasemia,pemeriksaan fisik untuk thalasemia,pemeriksaan hematologi thalasemia,pemeriksaan laboratorium thalasemia,pemeriksaan laboratorium thalasemia pdf,pemeriksaan thalasemia malaysia,pemeriksaan thalasemia minor,pemeriksaan thalasemia pdf,pemeriksaan penunjang thalasemia,pemeriksaan penunjang thalasemia pdf,pemeriksaan fisik thalasemia pada anak,pemeriksaan screening thalasemia,pemeriksaan untuk thalasemia
Patofisiologi Thalassemia beta

Pada akhirnya gangguan oksigenasi karena kelainan hemoglobin ini menimbulkan hipoksia jaringan dan tubuh akan mengkompensasi dengan membentuk eritrosit baru namun kondisi yang terjadi adalah eritropoesis inefektif. Patofisiologi tersebut menjelaskan manifestasi klinis yang muncul pada thalassemia. 




Diagnosis Thalassemia 

Thalassemia yang bergantung pada transfusi adalah pasien yang membutuhkan transfusi secara teratur seumur hidup. Diagnosis thalassemia ditegakkan dengan berdasarkan kriteria anamnesis, pemeriksaan fisis, dan laboratorium. Manifestasi klinis thalassemia mayor umumnya sudah dapat dijumpai sejak usia 6 bulan. Namun, pada artikel ini Kami akan menuliskan hanya pada pemeriksaan laboratoriumnya saja. 

Pemeriksaan Laboratorium dalam Diagnosis Thalassemia

Darah perifer lengkap (DPL)

  • Anemia yang dijumpai pada thalassemia mayor cukup berat dengan kadar hemoglobin mencapai <7 g/dL.
  • Hemoglobinopati seperti Hb Constant Spring dapat memiliki MCV dan MCH yang normal, sehingga nilai normal belum dapat menyingkirkan kemungkinan thalassemia trait dan hemoglobinopati.
  • Indeks eritrosit merupakan langkah pertama yang penting untuk skrining pembawa sifat thalassemia (trait), thalassemia δβ, dan high Persisten fetal hemoglobine (HPFH)13, Mean corpuscular volume (MCV) < 80 fL (mikrositik) dan mean corpuscular haemoglobin (MCH) < 27 pg (hipokromik).
  • Thalassemia mayor biasanya memiliki MCV 50 – 60 fL dan MCH 12 – 18 pg. 
  • Nilai MCV dan MCH yang rendah ditemukan pada thalassemia, dan juga pada anemia defisiensi besi. MCH lebih dipercaya karena lebih sedikit dipengaruhi oleh perubahan cadangan besi (less suscpetible to storage changes).

Gambaran darah tepi

  • Anisositosis dan poikilositosis yang nyata (termasuk fragmentosit dan tear-drop), mikrositik hipokrom, basophilic stippling, badan Pappenheimer, sel target, dan eritrosit berinti (menunjukan defek hemoglobinisasi dan diseritropoiesis)
  • Total hitung dan neutrofil meningkat.
  • Bila telah terjadi hipersplenisme dapat ditemukan leukopenia, neutropenia, dan trombositopenia.

pemeriksaan thalassemia,pemeriksaan laboratorium thalassemia,pemeriksaan skrining thalassemia,pemeriksaan thalasemia adalah,pemeriksaan diagnostik thalasemia,pemeriksaan darah thalasemia,pemeriksaan diagnostik thalasemia pdf,pemeriksaan fisik thalasemia,pemeriksaan fisik thalasemia pdf,pemeriksaan fisik thalasemia mayor,pemeriksaan fisik pasien thalasemia,pemeriksaan fisik untuk thalasemia,pemeriksaan hematologi thalasemia,pemeriksaan laboratorium thalasemia,pemeriksaan laboratorium thalasemia pdf,pemeriksaan thalasemia malaysia,pemeriksaan thalasemia minor,pemeriksaan thalasemia pdf,pemeriksaan penunjang thalasemia,pemeriksaan penunjang thalasemia pdf,pemeriksaan fisik thalasemia pada anak,pemeriksaan screening thalasemia,pemeriksaan untuk thalasemia
Gambaran darah tepi pada thalassemia mayor

RED CELL DISTRIBUTION WIDTH (RDW)

RDW menyatakan variasi ukuran eritrosit. Anemia defisiesi besi memiliki RDW yang meningkat >14,5%, tetapi tidak setinggi seperti pada thalassemia mayor. Thalassemia trait memiliki eritrosit mikrositik yang uniform sehingga tidak / hanya sedikit ditandai dengan peningkatan RDW. Thalassemia mayor dan intermedia menunjukkan peningkatan RDW yang tinggi nilainya.

pemeriksaan thalassemia,pemeriksaan laboratorium thalassemia,pemeriksaan skrining thalassemia,pemeriksaan thalasemia adalah,pemeriksaan diagnostik thalasemia,pemeriksaan darah thalasemia,pemeriksaan diagnostik thalasemia pdf,pemeriksaan fisik thalasemia,pemeriksaan fisik thalasemia pdf,pemeriksaan fisik thalasemia mayor,pemeriksaan fisik pasien thalasemia,pemeriksaan fisik untuk thalasemia,pemeriksaan hematologi thalasemia,pemeriksaan laboratorium thalasemia,pemeriksaan laboratorium thalasemia pdf,pemeriksaan thalasemia malaysia,pemeriksaan thalasemia minor,pemeriksaan thalasemia pdf,pemeriksaan penunjang thalasemia,pemeriksaan penunjang thalasemia pdf,pemeriksaan fisik thalasemia pada anak,pemeriksaan screening thalasemia,pemeriksaan untuk thalasemia
Gambaran darah tepi dan analisis Hb 

RETIKULOSIT.

Jumlah retikulosit menunjukkan aktivitas sumsum tulang. Pasien thalassemia memiliki aktivitas sumsum tulang yang meningkat, sedangkan pada anemia defisiensi besi akan diperoleh hasil yang rendah.

HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY (HPLC)

  • Sebagai alat ukur kuantitatif HbA2 dan HbF, dan dapat dipakai untuk mengidentifikasi dan menghitung varian hemoglobin secara presumtif. Pemeriksaan alternatif dapat dilakukan jika varian hemoglobin yang terdeteksi pada HPLC relevan dengan klinis pasien.
  • HbF dominan (>90%) pada hampir semua kasus thalassemia β berat, kecuali pasien telah menerima transfusi darah dalam jumlah besar sesaat sebelum pemeriksaan. HbA tidak terdeteksi sama sekali pada thalassemia β0 homozigot, sedangkan HbA masih terdeteksi sedikit pada thalassemia β+. Peningkatan HbA2 dapat memandu diagnosis thalassemia β trait. 

1) Kadar HbA2 mencerminkan derajat kelainan yang terjadi.
2) HbA2 3,6-4,2% pada thalassemia β+ ringan.
3) HbA2 4-9% pada thalassemia heterozigot β0 dan β+ berat.
4) HbA2 lebih dari 20% menandakan adanya HbE. Jika hemoglobin yang dominan adalah HbF dan HbE, maka sesuai dengan diagnosis thalassemia β/HbE.
pemeriksaan thalassemia,pemeriksaan laboratorium thalassemia,pemeriksaan skrining thalassemia,pemeriksaan thalasemia adalah,pemeriksaan diagnostik thalasemia,pemeriksaan darah thalasemia,pemeriksaan diagnostik thalasemia pdf,pemeriksaan fisik thalasemia,pemeriksaan fisik thalasemia pdf,pemeriksaan fisik thalasemia mayor,pemeriksaan fisik pasien thalasemia,pemeriksaan fisik untuk thalasemia,pemeriksaan hematologi thalasemia,pemeriksaan laboratorium thalasemia,pemeriksaan laboratorium thalasemia pdf,pemeriksaan thalasemia malaysia,pemeriksaan thalasemia minor,pemeriksaan thalasemia pdf,pemeriksaan penunjang thalasemia,pemeriksaan penunjang thalasemia pdf,pemeriksaan fisik thalasemia pada anak,pemeriksaan screening thalasemia,pemeriksaan untuk thalasemia
Gambaran Analisis Hb metode HPLC

  • HbA2 normal tidak langsung menyingkirkan diagnosis thalassemia. 

1) HbA2 dapat menjadi lebih rendah dari kadar sebenarnya akibat kondisi defisiensi besi, sehingga diperlukan terapi defisiensi besi sebelum melakukan HPLC ulang untuk menilai kuantitas subtipe Hb.
2) Feritin serum rendah merupakan petunjuk adanya defisiensi besi, namun tidak menyingkirkan kemungkinan thalassemia trait. Bila defisiensi besi telah disingkirkan, nilai HbA2 normal, namun indeks eritrosit masih sesuai dengan thalassemia, maka dapat dicurigai kemungkinan thalassemia α, atau koeksistensi thalassemia β dan δ.

ELEKTROFORESIS HEMOGLOBIN

Beberapa cara pemeriksaan elektroforesis hemoglobin yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan Hb varians kuantitatif (electrophoresis cellose acetat membrane), HbA2 kuantitatif (metode mikrokolom), HbF (alkali denaturasi modifikasi Betke 2 menit), atau pemeriksaan elektroforesis menggunakan capillary hemoglobin electrophoresis.

ANALISIS DNA

Analisis DNA merupakan upaya diagnosis molekular thalassemia, yang dilakukan pada kasus atau kondisi tertentu:
1. Ketidakmampuan untuk mengonfirmasi hemoglobinopati dengan pemeriksaan hematologi:
  • Diagnosis thalassemia β mayor yang telah banyak menerima transfusi. 
  • Diagnosis dapat diperkuat dengan temuan thalassemia β heterozigot (pembawa sifat thalassemia beta) pada kedua orangtua
  • Identifikasi karier dari thalassemia β silent, thalassemia β dengan HbA2 normal, thalassemia α0, dan beberapa thalassemia α+.

c. Identifikasi varian hemoglobin yang jarang.
2. Keperluan konseling genetik dan diagnosis prenatal.

REKOMENDASI

pemeriksaan thalassemia,pemeriksaan laboratorium thalassemia,pemeriksaan skrining thalassemia,pemeriksaan thalasemia adalah,pemeriksaan diagnostik thalasemia,pemeriksaan darah thalasemia,pemeriksaan diagnostik thalasemia pdf,pemeriksaan fisik thalasemia,pemeriksaan fisik thalasemia pdf,pemeriksaan fisik thalasemia mayor,pemeriksaan fisik pasien thalasemia,pemeriksaan fisik untuk thalasemia,pemeriksaan hematologi thalasemia,pemeriksaan laboratorium thalasemia,pemeriksaan laboratorium thalasemia pdf,pemeriksaan thalasemia malaysia,pemeriksaan thalasemia minor,pemeriksaan thalasemia pdf,pemeriksaan penunjang thalasemia,pemeriksaan penunjang thalasemia pdf,pemeriksaan fisik thalasemia pada anak,pemeriksaan screening thalasemia,pemeriksaan untuk thalasemia
Rekomendasi

Alur diagnosis thalassemia

pemeriksaan thalassemia,pemeriksaan laboratorium thalassemia,pemeriksaan skrining thalassemia,pemeriksaan thalasemia adalah,pemeriksaan diagnostik thalasemia,pemeriksaan darah thalasemia,pemeriksaan diagnostik thalasemia pdf,pemeriksaan fisik thalasemia,pemeriksaan fisik thalasemia pdf,pemeriksaan fisik thalasemia mayor,pemeriksaan fisik pasien thalasemia,pemeriksaan fisik untuk thalasemia,pemeriksaan hematologi thalasemia,pemeriksaan laboratorium thalasemia,pemeriksaan laboratorium thalasemia pdf,pemeriksaan thalasemia malaysia,pemeriksaan thalasemia minor,pemeriksaan thalasemia pdf,pemeriksaan penunjang thalasemia,pemeriksaan penunjang thalasemia pdf,pemeriksaan fisik thalasemia pada anak,pemeriksaan screening thalasemia,pemeriksaan untuk thalasemia
Alur diagnosis thalassemia

  • Bila sudah transfusi, dapat dilakukan pemeriksaan DPL dan dilanjutkan pemeriksaan analisis Hb kedua orangtua.
  • Pemeriksaan DNA dilakukan apabila telah transfusi darah berulang, hasil skrining orangtua sesuai dengan pembawa sifat thalassemia, hasil pemeriksaan esensial tidak khas (curiga ke arah thalassemia α delesi 1 gen atau mutasi titik).
Sumber : Keputusan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Thalasemia. Nomor HK.01.07/MENKES/1/2018.

PENTING Terimakasih sudah berkunjung ke website Kami. Untuk yang mengambil artikel dari website Kami, dimohon untuk mencantumkan sumber pada tulisan / artikel yang Anda muat. Terimakasih atas kunjungannya.
Baca juga :

DONASI VIA DANA ke 085862486502 Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi Anda ini akan digunakan untuk memperpanjang domain www.infolabmed.com. Donasi klik Love atau dapat secara langsung via Dana melalui : 085862486502. Terima kasih.