Praktikum Pewarnaan Bakteri Tahan Asam

Tujuan : mengamati bentuk dan warna bakteri menggunakan pewarnaan bakteri tahan asam

Prinsip pemeriksaan : sampel (dahak) dibuat preparat dan diwarnai dengan pewarnaan Ziehl Nelson dan diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran100 X dengan imersi oil 


Praktikum Pewarnaan Bakteri Tahan Asam


Dasar Teori Pewarnaan Bakteri Tahan Asam


Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan.


Bakteri tahan asam merupakan bakteri yang kandungan lemaknya sangat tebal sehingga tidak bisa diwarnai dengan reaksi pewarnaan biasa, tetapi harus dengan pewarnaan tahan asam. Kelompok bakteri ini disebut bakteri tahan asam (BTA) karena dapat mempertahankan zat warna pertama sewaktu dicuci dengan larutan pemucat. Golongan bakteri ini biasanya bersifat patogen pada manusia contohnya adalah Mycobacterium tuberculosis. Bakteri Mycobacterium tuberculosis dapat diisolasi dari sputum penderita TBC. Reaksi hasil pewarnaannya jika positif terdapat bakteri TBC berwarna merah. Selain menyerang manusia juga menyerang hewan seperti marmut, dan kera. Penularannya dapat melalui udara yang masuk ke saluran pernafasan (Pelczar dan Chan, 1988).


Bakteri tahan asam adalah jenis bakteri yang tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan anilin biasa kecuali dengan menggunakan fenol dan dengan pemanasan. Bakteri ini memilki dinding sel berlilin karena mengandung sejumlah besar materi lipoidal oleh karena itu bakteri ini hanya dapat diwarnai dengan pewarnaan BTA (Acid-Fast Stain). Dinding sel hidrofobik dan impermeabel terhadap pewarnaan dan bahan kimia lain pada cairan atau larutan encer.  Ketika proses pewarnaan, bakteri tahan asam ini melawan dekolorisasi dengan asam sehingga bakteri tersebut disebut bakteri tahan asam (Ball, 1997).


Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang langsing, lurus atau berbentuk filamen. Bakteri ini bersifat aerobik, tidak membentuk spora, non motil, tahan asam, dan merupakan bakteri gram positif. Namun, ketika Mycobacteria diberi warna oleh pewarnaan gram, maka warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan asam. Oleh karena itu, maka mycobacteria disebut sebagai Basil Tahan Asam atau BTA. Beberapa mikroorganisme lain yang juga memiliki sifat tahan asam, yaitu spesies Nicardia, Rhodococcus, Legionella micdadei, dan protozoa Isospora dan Cryptosporidium. Pada dinding sel mycobacteria, lemak berhubungan dengan arabinogalaktan dan peptidoglikan di bawahnya. Struktur ini menurunkan permeabilitas dinding sel, sehingga mengurangi efektivitas dari antibiotik. Lipoarabinomannan adalah suatu molekul lain dalam dinding sel mycobacteria, berperan dalam interaksi antara inang dan patogen, menjadikan M. tuberculosis dapat bertahan hidup di dalam makrofaga. Mikobakteria dapat tumbuh lebih cepat pada pH 6 dan 8 dengan pH optimum sekitar 6.5 - 6.8 untuk tipe pathogen. Sel mikobakteria terdiri dari tiga lapisan penting yaitu lipid, protein, dan polisakarida (Thomas, 1999).


Mycobacterium tuberculosis termasuk gram positif, berbentuk batang panjang atau pendek, tidak berspora, tidak berkapsul, pertumbuhan sangat lambat (2-8 minggu), suhu optimal 37-380C yang merupakan suhu normal manusia. Pertumbuhannya membutuhkan tambahan makanan seperti darah, egg yolk, serum, dan bahan kimia tertentu. Dalam jaringan, basil tuberkel adalah bakteri batang lurus dengan ukuran sekitar 0,4 – 3 μm. Pada media buatan, bentuk kokoid dan filamentous tampak bervariasi dari satu spesies ke spesies lain. Segera setelah diwarnai dengan pencelupan dasar mereka tidak dapat didekolorisasi oleh alkohol, tanpa memperhatikan pengobatan dengan iodine. Basil tuberkel secara umum dapat diwarnai dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen. Media untuk membiakan mikobakteria adalah media nonselektif dan media selektif. Media selektif berisi  antibiotik untuk mencegah pertumbuhan kontaminan bakteri dan fungi yang berlebihan. Ada tiga formulasi umum yang dapat digunakan untuk kedua media nonselektif dan selektif, yaitu media agar semisintetik (middlebrook 7H10 dan 7H11), media telur inspisasi (Lowenstein-jensen), media kaldu (broth media) (Jawetz et al., 2001).


Mikobakteria merupakan aerobik obligat yang memperoleh energi dari oksidasi beberapa senyawa sederhana. Penambahan CO2 meningkatkan pertumbuhan. Tidak ada aktivitas biokimia yang menandai. Dan kecepatan pertumbuhan lebih rendah dari pada sebagian besar bakteri. Waktu untuk menggandakan basil tuberkel sekitar 18 jam, bentuk saprofit cenderung tumbuh lebih cepat, poliferasi terjadi pada temperatur 22-23˚C, untuk menghasilkan pigmen yang lebih banyak dan mengurangi bentuk ”cepat asam” daripada bentuk patogenik. Mikobakteria cenderung lebih resisten terhadap agen kimia daripada bakteri lain karena sifat hidrofobik permukaan sel dan pertumbuhannya. Basil tuberkel reisten terhadap kekeringan dan bertahan hidup selama periode waktu yang lama dalam sputum kering. Variasi dapat terjadi dalam koloni, pigmentasi, virulensi, temperatur petumbuhan yang optimal dan beberapa tanda pertumbuhan atau seluler lainnya (Fardiaz, 1992).


Bakteri tahan asam dapat diamati dengan teknik pewarnaan Ziehl Neelson, Kinyoun Gabbet, dan Fluorochrom. Pengambilan sputum (sekret paru-paru atau ludah) untuk analisis tuberculosis dapat dilakukan setiap saat dikenal ada 3 jenis sputum:

  • Sputum pagi   : sputum yang dikeluarkan oleh penderita pada saat bangun pagi.
  • Spot sputum   : sputum yang dikeluarkan pada saat itu.
  • Collection sputum: sputum yang keluar dan ditampung selama 24 jam


Alat dan Bahan Pewarnaan Bakteri Tahan Asam

Alat :

  • ose bulat / lidi
  • Bunsen
  • Objek glass
  • Deck glass
  • Mikroskop
  • Pipet tetes
  • Rak pewarnaan

Bahan

  • Larutan Zhiehl Neelsen
  • sputum / Dahak 


Cara kerja Pewarnaan Bakteri Tahan Asam

  1. Ambil objek glass yang bersih dan bebas lemak
  2. Pilih bagian dahak yang kental, warna kuning kehijauan ada perkejuan, ada darah. Ambil sedikit bagian tersebut dengan menggunakan ose / lidi.
  3. Ratakan diatas objek dengan ukuran 2-3 cm. Apusan dahak jangan terlalu tebal, atau terlalu tipis. Keringkan pada suhu kamar.
  4. Fiksasi dengan cara melakukan diatas api bunsen dengan cepat sebanyak 3X selama 3-5 detik.
  5. Letakkan sediaan diatas rak pewarnaan, kemudian tuang larutan Carbool fuchsin sampai menutupi seluruh sediaan.
  6. Panasi sediaan secara hati – hati diatas api selama 3 menit sampai keluar uap, tetapi jangan sampai mendidih. Biarkan selama 5 menit.
  7. Cuci dengan air mengalir.
  8. Tuang HCl alkohol 3 % sampai warna merah dari fuchsin hilang. Tunggu 2 menit.
  9. Cuci dengan air mengalir.
  10. Tuangkan larutan methylen blue 0,1 % dan tunggu 10-20 detik
  11. Cuci dengan air mengalir
  12. Keringkan
  13. Amati dibawah mikroskop pembesaran 100 X dengan imersi oil
  14. Carilah basi tahan asam yang olh pengecetan berwarna merah, berbentuk batang dengan dasar berwarna biru.


Pelaporan Pewarnaan Bakteri Tahan Asam

BTA positif apabila didalam pengamatan ditemukan BTA, disesuaikan dengan penilaian menurut cara IUAT ( International Union Agains Tuberculosis) :
  • Dijumpai 1 – 9 basil tahan asam / 100 lapang pandang = ditulis jumlah yang ditemukan
  • Dijumpai 10 – 99 basil tahan asam / 100 lapangan pandang = +
  • Dijumpai 1 – 10 basil tahan asam / 1 lapang pandang = ++
  • Dijumpai lebih dari 10 basil tahan asan / 1 lapang pandang = +++
BTA  Negatif apabila dalam 100 lapangan pandang atau 15 menit pengamatan tidak ditemukan BTA.

Praktikum Pewarnaan Bakteri Tahan Asam
Sumber :ucsfbenioffchildrens.or



Hasil pengamatan : bentuk,  warna,  susunan sel  bakteri. 
A. Makroskopis :  
        Sampel : sputum
        Warna : kuning kental dan memiliki sedikit darah
B. Mikroskopis : 
       Tidak ditemukan BTA dalam 100x lapangan pandang selama 15 menit.



Pembahasan Pewarnaan Bakteri Tahan Asam

Tujuan dari pewarnaan BTA pada praktikum ini adalah untuk menentukan BTA dan mengdiagnosa penyskit TBC. Apabila ditemukan BTA maka bakteri tersebut berwarna merah dengan latar biru dan jga dengan jumlah tertentu.

Zat warna digunkan adalah karbon fuchsin untuk memberi warna merah pada bakteri yang tidak luntur oleh zat peluntur ( asam alkohol ) methylen blue untuk pemberi warna latar agar BTA terlihat jelas.

Dari hasil pengamatan, tidak ditemukan BTA. Hal tersebut disebabkan oleh reagen yang rusak atau dahak yang digunakan pada pemeriksaan bukanlah dahak penderita BTA.

Kesimpulan Pewarnaan Bakteri Tahan Asam  

Pada pemeriksaan BTA,  sampel dahak yang diperiksa tidak ditemukan BTA dalam 100x lapangan selama 15 meni . Dapat disimpulkan sampel yang diperiksa Negatif.


Sumber : Yohana D.B. hurint. 2015. laporan Akhir Praktikum Bakteriologi I. Poltekkes Kemenkes Kupang


DONASI VIA DANA ke 085862486502 Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi Anda ini akan digunakan untuk memperpanjang domain www.infolabmed.com. Donasi klik Love atau dapat secara langsung via Dana melalui : 085862486502. Terima kasih.

Post a Comment

0 Comments