Quality Assessment di Laboratorium

Quality Assessment di Laboratorium. Selama bertahun-tahun, laboratorium klinis telah memiliki program untuk memantau kualitas hasil laboratorium. Persyaratan program ini dikembangkan di bawah kebijakan CLIA '88 dan asosiasi legalisasi terkait. Semua laboratorium sekarang harus memiliki program komprehensif untuk mengevaluasi, memantau, dan meningkatkan kinerja laboratorium secara keseluruhan.

Quality Assessment di Laboratorium

Program-program ini telah berkembang melalui banyak perubahan, mulai dari quality control (QC), berkembang menjadi quality assurance dan program yang lebih luas seperti total quality management (TQM) dan continuous quality improvement (CQI). Nama yang direkomendasikan oleh CMS adalah quality assessment (QA), bagian dari quality system (QS) komprehensif . Dalam teks ini simbol Q digunakan untuk menekankan pertimbangan quality assessment dalam suatu metode atau aktifitas terkait.  

Program QA ini dimasukkan ke dalam manual prosedur masing-masing departemen dan operasi sehari-hari. Biasanya satu orang ditempatkan sebagai posisi supervisior, seperti asisten manajer laboratorium, bertanggung jawab untuk mengimplementasikan program QA di seluruh laboratorium dan mendokumentasikan hasilnya. Setiap segala aspek prosedur pengujian, mulai dari melakukan tes order dan mengumpulkan spesimen hingga pelaporan hasil, berada di bawah payung QA. Tanggung jawab QA juga dapat mencakup mengelola POCT atau diluar laboratorium dan pengujian laboratorium satelit; mengevaluasi personil, pelatihan, dan menyediakan pendidikan berkelanjutan; memperbarui manual prosedur; memantau kepatuhan dengan badan regulasi; menyimpan catatan; mendokumentasikan pemeliharaan, kalibrasi, dan perbaikan peralatan; dan berpartisipasi dalam program pengujian keahlian.

Semua lembaga yang menerima dana Medicare atau Medicaid diharuskan untuk mengembangkan dan memelihara program QA. Maksud dari persyaratan ini adalah untuk meningkatkan perawatan kesehatan, dengan fokus pada keselamatan pasien dan cara-cara untuk mengurangi kesalahan medis. Pelajaran  pada bab 1-9 menjelaskan secara rinci bagaimana QA digunakan di laboratorium klinis.

Proficiency Testing

Laboratorium yang melakukan pengujian dengan kompleksitas sedang atau tinggi diwajibkan oleh CLIA '88 untuk berpartisipasi dalam program proficiency testing (PT) yang disetujui. Partisipasi dalam program ini adalah bagian dari program QA laboratorium. Program PT akan mengirim sampel "tidak dikenal" ke laboratorium peserta secara berkala. Laboratorium  peserta akan melakukan pemeriksaan secara khusus kepada beberapa parameter pemeriksaan yang tidak diketahui dan melaporkan hasilnya ke agensi PT, Agensi yang akan mengevaluasi hasilnya untuk tingkat akurasi dan  kinerja laboratorium peserta kemudian dibandingkan dengan laboratorium lain dalam program ini. 

Partisipasi sebuah laboratorium dalam mengikuti program PT adalah bagian penting dari program QA laboratorium dan memungkinkan laboratorium untuk memiliki kemampuan dalam metode pengujian dan mengidentifikasi bidnag yang kurang baik. Lembaga PT menyediakan dokumentasi kinerja untuk badan akreditasi dan regulator. 

Akreditasi

Akreditasi adalah proses sukarela dimana lembaga independen memberikan pengakuan kepada lembaga atau program yang memenuhi atau melampaui standar kualitas yang ditetapkan. Sebagian besar institusi layanan kesehatan akan melakukan akreditasi karena dapat meningkatkan reputasi institusi dan memberi kepercayaan kepada masyarakat bagaimana cara untuk menilai kualitas layanan institusi tersebut. Suatu institusi yang menginginkan tempatnya diakreditasi akan mengundang lembaga akreditasi untuk memeriksa fasilitasnya kemudian lembaga akreditasi akan menentukan apakah standar yang ditetapkan telah terpenuhi. Ada berbagai lembaga akreditasi yang dapat mengakreditasi rumah sakit, departemen dalam rumah sakit, dan laboratorium klinis. Contoh lembaga akreditasi termasuk Joint Commission (JC), College of American Pathologists (CAP), American Association of Blood Banks  (AABB), dan COLA (Lampiran D).

Supaya institusi perawatan kesehatan dapat berpartisipasi dan menerima pembayaran dari program Medicare atau Medicaid, institusi tersebut harus mendapatkan sertifikasi yang sesuai sebagaimana diatur dalam peraturan federal. Lembaga yang menginginkan sertifikasi diharuskan untuk diperiksa oleh lembaga khusus seperti CMS, yang merupakan suatu lembaga milik negara. Jika dilakukan oleh organisasi akreditasi independen, seperti JC atau AABB, lembaga tersebut harus sudah memiliki dan menegakkan standar yang memenuhi dan atau sesuai persyaratan yang di tetapkan oleh CMS, sehingga CMS dapat memberikan kewenangan yang sama untuk melakukan akreditasi kepada setiap lembaga yang membutuhkan akreditasi (Tabel 1-5). Hal ini berarti bahwa akreditasi yang dilakukan oleh beberapa lembaga ini diakui dan diterima oleh CMS dikarenakan memenuhi semua standar pemerintah sesuai CLIA '88. Setiap lembaga atau laboratorium yang telah melakuan akreditasi oleh otoritas yang diberikan kewenagan tersebut tidak akan dlakukan visitasi dan proses inspeksi dan sertifikasi rutin oleh CMS.

Akreditasi ini bersifat sukarela; sehingga mencari status bahwa lembaga sudah di akreditasi juga bersifat sukarela. Namun, suatu lembaga yang tidak melakukan akreditasi masih harus menjalani pemeriksaan CMS agar dapat menerima dana Medicare dan Medicaid. Semua pengawasan ini tidak diumumkan, apakah dilakukan oleh lembaga negara atau pihak berwenang yang independen.

PENTING Terimakasih sudah berkunjung ke website Kami. Untuk yang mengambil artikel dari website Kami, dimohon untuk mencantumkan sumber pada tulisan / artikel yang Anda muat. Terimakasih atas kunjungannya. Kerjasama media pubhlikasi, kirim e mail ke : laboratorium.medik@gmail.com
Baca juga :

DONASI VIA DANA ke 085862486502 Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi Anda ini akan digunakan untuk memperpanjang domain www.infolabmed.com. Donasi klik Love atau dapat secara langsung via Dana melalui : 085862486502. Terima kasih.