Antikoagulan Pada Pemeriksaan Laboratorium Klinik

Antikoagulan Pada Pemeriksaan Laboratorium Klinik. Antikoagulan adalah zat yang ditambahkan ke dalam darah dengan tujuan untuk menghambat atau mencegah proses pembentukan bekuan darah dengan cara mengikat atau mengendapkan ion kalsium dan menghambat pembentukan trombin dan protombin. Dengan pemberian antikoagulan, didapat spesimen atau sampel darah utuh atau didapatkan plasma yang diperoleh dari sentrifugasi.
Antikoagulan Pada Pemeriksaan Laboratorium Klinik.

Antikoagulan diberikan berdasarkan keperluan pemeriksaan karena sifat dari zat aditif yang ditambahkan memiliki pengaruh yang berbeda terhadap spesimen darah. Ada beberapa jenis antikoagulan yang sering digunakan dalam laboratorium, yaitu :

EDTA (Ethylen Diamine Tetraacetic Acid)

EDTA merupakan antikoagulan yang sering digunakan dalam pemeriksaan laboratorium hematologi. EDTA tersedia dalam bentuk kering yaitu garam di-kalium dan garam di-natrium atau bentuk cair yaitu tri-kalsium. 

Kelebihan penggunaan EDTA sebagai antikoagulan karena sifat zat aditifnya yang tidak merubah morfologi sel dan menghambat agregasi trombosit dengan lebih baik dari antikoagulan lainnya. Kekurangan EDTA yaitu sifatnya yang sulit larut dibandingkan antikoagulan lainnya, oleh sebab itu pencampuran EDTA dilakukan berkali-kali sebanyak 8-10 kali dengan cara inversi (membolak-balikan tabung), tetapi garam kalium memiliki kelarutan 15 kali lebih besar dalam darah dibandingkan dengan garam natrium, oleh sebab itu K3EDTA lebih sering digunakan dalam laboratorium karena kelarutannya sangat tinggi sehingga menghasilkan spesimen yang memiliki gumpalan lebih sedikit. 

Natrium Sitrat

Natrium Sitrat atau trisodium citrate dihidrat yang merupakan salah satu antikoagulan tidak toksik. Natrium sitrat digunakan dalam bentuk larutan pada konsentrasi 3,2% dan 3,8%. Natrium sitrat menghambat koagulasi dengan cara mengendapkan ion kalsium, sehingga menjadi bentuk yang tidak aktif. 

Oksalat

Antikoagulan oksalat tersedia dalam bentuk natrium oksalat, klaium oksalat, dan ammonium oksalat. Oksalat bekerja sebagai antikoagulan dengan cara mengikat ion kalsium, umumnya bersifat toksisk dan berbahaya.

Antikoagulan oksalat yang paling umum digunakan dalam laboratorium adalah kalsium oksalat yang dikombinasikan dengan natrium florida (NaF) untuk pemeriksaan glukosa dalam darah, NaF merupakan antiglikolitik yang mencegah metabolisme glukosa dengan cara menghambat kerja enzim Phosphoenol pyruvate dan urease sehingga kadar glukosa dalam darah tetap stabil.

Heparin

Secara alami heparin terdapat dalam tubuh sebagai antikoagulan yang diproduksi oleh sel mast dan basofil. Heparin merupakan asam mukopolisakarida yang tidak terfraksionasi dengan berat molekul 15.000-18.000. Heparin bekerja secara tidak langsung pada sistem pembekuan darah intrinsik dan ekstrinsik dengan mempotensiasi aktivitas antitrombin III dan menghambat faktor IX, X, XI, XII. 

Heparin juga dapat memacu pembentukan kompleks antitrombin III trombin yang dapat mencegah konversi fibrinogen menjadi fibrin. Sehingga mempengaruhi kadar fibrinogen dalam darah. Dengan kata lain heparin bekerja dengan cara menghentikan pembentukan trombin dari protrombin sehingga menghentikan pembentukan fibrin. 

Heparin merupakan antikoagulan yang jarang digunakan dalam pemeriksaan hematologi karena harganya yang relatif mahal, tetapi menjadi antikoagulan pilihan karena tidak mengubah komposisi darah. Terdapat tiga macam heparin yang digunakan dalam laboratorium, yaitu ammonium heparin, lithium heparin dan sodium heparin. 

Dapatkan informasi lebih lengkap tentan antikoagulan pada buku karya Gilang Nugraha, S.Si., M.Si yang berjudul Panduan Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Dasar, Edisi 2 tahun 2017.
Buku Hematologi Dasar. (http://transinfotim.blogspot.com)

Vidio Terkait Antikoagulan Pada Pemeriksaan Laboratorium Klinik


PENTING : Terimakasih sudah berkunjung ke website infolabmed.com. Jika Anda mengutip dan atau mengambil keseluruhan artikel dalam websit ini, mohon untuk selalu mencantumkan sumber pada tulisan / artikel yang telah Anda buat. Kerjasama/media partner : laboratorium.medik@gmail.com.
Baca juga :
  1. Pemeriksaan Leukosit Metode Bilik Hitung
  2. Pemeriksaan Retikulosit Dengan Alat Sysmex XT-2000i
  3. Pemeriksaan Retikulosit Metode Supravital
  4. Histogram RBC pada Kasus Thalassemia
  5. Kelainan Hematologis Pada Anemia Defisiensi Fe
  6. Kelainan Hematologis Pada Anemia Pernisiosa

DONASI VIA DANA ke 085862486502 Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi Anda ini akan digunakan untuk memperpanjang domain www.infolabmed.com. Donasi klik Love atau dapat secara langsung via Dana melalui : 085862486502. Terima kasih.