Patch yang bisa dipakai mengukur kortisol dalam keringat

Table of Contents
Ilustrasi

Infolabmed. Para peneliti dari Stanford University telah merancang perangkat yang dapat dikenakan yang mengukur seberapa banyak kortisol yang diproduksi seseorang melalui keringat, menurut siaran pers dari universitas.



“Tujuan kami adalah untuk mengembangkan perangkat yang dapat memberi kami informasi lebih lanjut tentang status kesehatan kami daripada biomarker tunggal, dan perangkat yang berpotensi dapat memberi tahu kami bagaimana sistem metabolisme dan kekebalan tubuh dipengaruhi oleh kondisi [fisiologis kita],” Onur Parlak, PhD, dari jurusan ilmu material dan teknik dan sarjana pasca-doktoral di Salleo Research Group di Stanford University, mengatakan kepada Endocrine Today. “Keingintahuan ini membawa kita untuk [mulai] bekerja pada sensor kortisol, karena itu didokumentasikan dengan baik bahwa kortisol adalah hormon yang mempengaruhi tekanan darah, metabolisme, respon imun, memori dan [yang] dapat, seiring waktu, berkontribusi pada perkembangan penyakit kronis. "

Karena metode saat ini untuk menguji kadar kortisol memerlukan waktu beberapa hari untuk menerima hasil lab, kadar kortisol seseorang mungkin sudah berbeda ketika darah pada saat diambil dan ketika saat hasil lab sudah keluar, menurut siaran pers. Untuk menanggulangi penundaan ini - dan membantu penyedia perawatan kesehatan memberikan waktu perawatan yang paling efisien untuk kondisi medis tertentu - para peneliti menciptakan patch yang melar yang diterapkan langsung ke kulit dan dapat, dengan merasakan keringat, menilai tingkat kortisol seseorang.



Jenis tes kerja cepat ini dapat bermanfaat dalam mengungkapkan keadaan emosional anak-anak muda, kadang-kadang non-verbal, yang belum dapat mengomunikasikan perasaan dari stres.

Teknologi sensor yang dapat dipakai sudah berkembang ke titik di mana kita dapat memantau status kesehatan kita secara real-time dan mengekstrak informasi berharga untuk berpotensi memprediksi penyakit di masa depan, menurut Parlak. Namun, ia memperingatkan agar tidak terlalu mempromosikan perangkat pemantauan berkelanjutan untuk penyakit tertentu ketika penelitian belum sepenuhnya dikembangkan.

PENTING Terimakasih sudah berkunjung ke website infolabmed. Untuk yang mengambil artikel dari website Kami, dimohon untuk mencantumkan sumber pada tulisan / artikel yang Anda muat. Terimakasih atas kunjungannya.
Baca juga :
  1. Unimus Mendapat Izin Pembukaan Program Magister Ilmu Laboratorium Klinis (Sains Laboratorium Medis) 
  2. Mars PATELKI (Lirik Official)  
  3. Spesies Ragi Yang Digunakan Dalam Industri Makanan Menyebabkan Penyakit Pada Manusia 
  4. Pelanggaran di China Atas Skandal Keamanan Vaksin Terbaru 
  5. Biomarker Pertama untuk Penyakit Parkinson


Infolabmed
Infolabmed infolabmed.com merupakan kanal informasi tentang Teknologi Laboratorium Medik meliputi Materi Kuliah D3 dan D4, Informasi Seminar ATLM, Lowongan Kerja. Untuk dukung website infolabmed tetap aktif silahkan ikut berdonasi melalui DANA = 085862486502.