Transudat vs Eksudat: Menguak Prinsip Pemeriksaan Cairan Body Cavity di Laboratorium Klinik

Table of Contents

Transudat vs Eksudat: Menguak Prinsip Pemeriksaan Cairan Body Cavity di Laboratorium Klinik


INFOLABMED.COM - Dalam dunia diagnostik klinis, analisis cairan yang terkumpul dalam rongga tubuh (seperti rongga pleura, peritoneum, atau perikardium) merupakan pemeriksaan penunjang yang sangat vital. 

Cairan ini secara umum diklasifikasikan menjadi dua jenis utama: transudat dan eksudat

Baca Juga: Pemeriksaan CSF dan Cairan Tubuh Lainnya: Prosedur dan Interpretasi Hasil

Pembedaan antara keduanya adalah langkah pertama dan paling kritis untuk menentukan penyebab dasar (underlying disease) dari akumulasi cairan tersebut. 

Pemahaman yang mendalam mengenai prinsip pemeriksaan transudat dan eksudat menjadi kunci bagi tenaga medis laboratorium dan klinisi dalam menegakkan diagnosis.

Memahami Dasar: Apa Itu Transudat dan Eksudat?

Sebelum membahas prinsip pemeriksaannya, penting untuk mengerti perbedaan mendasar antara kedua jenis cairan ini.

  • Cairan Transudat adalah cairan yang keluar dari pembuluh darah akibat ketidakseimbangan tekanan hidrostatik dan osmotik. Prosesnya passive (tidak melibatkan peradangan) dan merupakan filtrasi plasma yang hampir murni. Penyebabnya biasanya sistemik, seperti gagal jantung kongestif, sirosis hepatis, atau sindrom nefrotik.
  • Cairan Eksudat adalah cairan yang merembes keluar dari pembuluh darah akibat peningkatan permeabilitas vaskular yang disebabkan oleh peradangan lokal (inflamasi) atau kerusakan pembuluh darah. Cairan ini kaya akan protein, sel-sel inflamasi, dan debris. Penyebabnya meliputi infeksi (seperti pneumonia, TBC), keganasan (kanker), atau penyakit autoimun.

Prinsip Pemeriksaan Transudat dan Eksudat di Laboratorium

Prinsip pemeriksaan transudat dan eksudat bertumpu pada analisis perbedaan karakteristik biokimia dan sitologis antara keduanya. 

Pemeriksaan dimulai dari pengambilan sampel melalui prosedur aspirasi (torakosentesis untuk pleura, paracentesis untuk ascites), yang kemudian dianalisis di laboratorium.

Berikut adalah parameter kunci dan prinsip di baliknya:

1. Kriteria Light (Light's Criteria)

Kriteria ini merupakan standar baku yang digunakan untuk membedakan transudat dan eksudat, terutama pada efusi pleura. Suatu cairan dinyatakan sebagai eksudat jika memenuhi minimal SATU dari ketiga kriteria berikut:

  • Rasio Protein Cairan/Serum > 0.5
    • Prinsip: Membandingkan konsentrasi protein total dalam cairan tubuh dengan kadar protein total dalam serum pasien. Eksudat memiliki konsentrasi protein yang tinggi karena permeabilitas kapiler yang meningkat, sehingga lebih banyak protein yang keluar.
  • Rasio LDH Cairan/Serum > 0.6
    • Prinsip: Laktat Dehidrogenase (LDH) adalah enzim intraseluler. Pada kondisi inflamasi atau kerusakan sel (seperti pada infeksi atau kanker), enzim ini banyak dilepaskan ke dalam cairan. Rasio yang tinggi mengindikasikan proses aktif.
  • Kadar LDH Cairan > 2/3 Batas Atas Nilai Normal LDH Serum
    • Prinsip: Ini adalah nilai absolut yang memperkuat temuan rasio. Kadar LDH yang sangat tinggi dalam cairan secara langsung mencerminkan tingkat kerusakan jaringan dan inflamasi.

Jika tidak memenuhi ketiga kriteria di atas, maka cairan diklasifikasikan sebagai transudat.

2. Pemeriksaan Makroskopis dan Kimiawi Lainnya

  • Penampakan (Warna dan Kejernihan):
    • Prinsip: Transudat biasanya jernih dan berwarna kuning pucat (straw-colored). Eksudat sering keruh, bernanah (jika purulen), kemerahan (hemoragik), atau seperti susu (kilous).
  • Kadar Albumin dan Gradient Serum-Ascites Albumin (SAAG):
    • Prinsip: SAAG dihitung dari [Albumin Serum] - [Albumin Cairan]. SAAG ≥ 1.1 g/dL mengarah ke transudat (misalnya, karena hipertensi portal), sedangkan SAAG < 1.1 g/dL mengarah ke eksudat. Pemeriksaan ini sangat berguna untuk cairan ascites.
  • Kadar Glukosa:
    • Prinsip: Kadar glukosa dalam eksudat bisa sangat rendah karena konsumsi oleh bakteri dan sel-sel radang (misalnya pada empiema atau efusi rheumatoid). Transudat biasanya memiliki kadar glukosa yang normal, mendekati kadar serum.
  • Hitung Sel dan Differensial:
    • Prinsip: Menghitung jumlah dan jenis sel memberikan gambaran proses yang terjadi.
      • Transudat: Sel darah putih (leukosit) < 1000 sel/µL, didominasi limfosit dan sel mesotel.
      • Eksudat: Leukosit > 1000 sel/µL. Dominasi neutrofil mengarah ke infeksi bakteri, sedangkan dominasi limfosit mengarah ke TBC atau keganasan.

3. Pemeriksaan Penunjang Tambahan

  • Sitologi:
    • Prinsip: Cairan diperiksa di bawah mikroskop untuk mencari sel-sel ganas (sel kanker). Pemeriksaan ini sangat penting jika dicurigai adanya keganasan.
  • Pewarnaan Gram dan Kultur:
    • Prinsip: Untuk mengidentifikasi adanya mikroorganisme (bakteri) dan menentukan antibiotik yang tepat. Ini adalah pemeriksaan utama pada kasus yang diduga infeksi.

Pembedaan antara transudat dan eksudat bukanlah tujuan akhir, melainkan sebuah petunjuk diagnostik yang powerful. 

Baca Juga: Pemeriksaan Cairan Pleura: Diagnosis Gangguan Paru-Paru

Prinsip pemeriksaan transudat dan eksudat yang telah dijelaskan, mulai dari Kriteria Light hingga analisis seluler, memberikan peta jalan bagi klinisi untuk menyempitkan diagnosis banding. 

Pemeriksaan laboratorium yang akurat dan interpretasi yang tepat terhadap hasil-hasil ini sangat penting untuk menentukan tata laksana yang efektif dan meningkatkan outcome pasien.


Follow Media Sosial Infolabmed.com melalui chanel Telegram di sini, Facebook di sini, dan Twitter/X di sini. Berikan DONASI terbaikmu untuk perkembangan website infolabmed.com melalui Donasi via DANA ini.



Fitri Aisyah
Fitri Aisyah Selamat datang di my blog! Blog ini membahas dunia laboratorium medik dengan cara yang mudah dipahami. Dari teknik pemeriksaan, interpretasi hasil laboratorium, hingga tips seputar kesehatan, semuanya dikemas simpel, jelas, dan berbasis bukti ilmiah. Yuk, eksplorasi ilmu laboratorium bersama! 🔬🚀

Post a Comment