Dasar Teori Pemeriksaan Total Protein Metode Biuret: Prinsip, Prosedur, dan Interpretasi
INFOLABMED.COM - Dalam dunia diagnostik klinis, pemeriksaan kadar protein total dalam serum atau plasma merupakan salah satu tes biokimia yang fundamental.
Dari berbagai metode yang ada, pemeriksaan total protein metode Biuret merupakan metode yang paling umum dan banyak digunakan di laboratorium.
Baca Juga: Tes Protein Serum Total: Mengapa Penting bagi Kesehatan Anda?
Pemahaman yang mendalam mengenai dasar teori pemeriksaan total protein metode Biuret sangat penting untuk memastikan akurasi dan keandalan hasil yang dilaporkan.
Apa Itu Pemeriksaan Total Protein?
Pemeriksaan total protein mengukur konsentrasi semua protein yang terdapat dalam serum atau plasma darah, yang mencakup dua fraksi utama: albumin dan globulin.
Protein-protein ini memainkan peran krusial dalam berbagai fungsi tubuh, seperti menjaga tekanan osmotik koloid, transportasi zat, fungsi imun, dan proses pembekuan darah.
Kadar protein total yang abnormal dapat mengindikasikan kondisi seperti gangguan hati, ginjal, gizi buruk, atau penyakit inflamasi.
Dasar Teori Pemeriksaan Total Protein Metode Biuret
Dasar teori pemeriksaan total protein metode Biuret berpusat pada reaksi kimia yang melibatkan gugus peptida dalam molekul protein. Berikut adalah penjelasan mendasarnya:
Prinsip Reaksi: Inti dari dasar teori metode Biuret adalah reaksi warna. Ketika suatu sampel yang mengandung protein direaksikan dengan pereaksi Biuret dalam suasana basa (alkali), ion tembaga (Cu²⁺) dari pereaksi akan membentuk kompleks koordinasi dengan ikatan peptida (-CO-NH-) yang terdapat pada rantai protein.
Kompleks Ungu: Setiap ikatan peptida dapat mengikat ion tembaga. Kompleks yang terbentuk antara ion Cu²⁺ dengan atom nitrogen dari ikatan peptida ini akan menghasilkan warna ungu atau violet. Intensitas warna ungu yang dihasilkan berbanding lurus dengan jumlah ikatan peptida, yang pada akhirnya sebanding dengan konsentrasi protein dalam sampel.
Spesifisitas untuk Ikatan Peptida: Sebuah poin kunci dalam dasar teori ini adalah bahwa reaksi ini tidak spesifik untuk jenis protein tertentu, melainkan untuk ikatan peptida itu sendiri. Oleh karena itu, metode ini dapat mengukur hampir semua jenis protein secara keseluruhan, asalkan memiliki minimal dua ikatan peptida (tripeptida). Inilah yang membuatnya ideal untuk mengukur "total protein".
Komponen Pereaksi Biuret dan Prosedur Kerja
Pereaksi Biuret biasanya mengandung:
- Tembaga (II) Sulfat (CuSO₄): Sumber ion Cu²⁺.
- Kalium Natrium Tartrat: Berfungsi sebagai zat penstabil ion Cu²⁺ dalam larutan alkali dan mencegah pengendapan tembaga hidroksida.
- Natrium Hidroksida (NaOH): Menciptakan suasana basa yang diperlukan untuk reaksi.
- Kalium Iodida (KI): Berfungsi untuk mencegah autoreduksi ion Cu²⁺.
Prosedur Kerja Singkat:
- Sampel serum, standar protein, dan blanko (biasanya aquades atau saline) disiapkan.
- Masing-masing ditambahkan dengan pereaksi Biuret.
- Campuran diinkubasi pada suhu kamar selama beberapa menit (biasanya 10-30 menit).
- Intensitas warna ungu yang terbentuk diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 540-560 nm.
- Kadar protein total sampel dihitung dengan membandingkan absorbansinya dengan absorbansi larutan standar.
Kelebihan dan Keterbatasan Metode Biuret
Kelebihan:
- Relatif mudah dan murah untuk dilakukan.
- Presisi dan akurasi yang baik.
- Spesifik untuk ikatan peptida, sehingga cocok untuk total protein.
Keterbatasan:
- Tidak cukup sensitif untuk sampel dengan konsentrasi protein sangat rendah (misalnya, di urin) karena membutuhkan jumlah ikatan peptida yang cukup.
- Dapat terganggu oleh zat tertentu seperti amonium sulfat dan lipid yang sangat tinggi (lipemia).
Dasar teori pemeriksaan total protein metode Biuret memanfaatkan reaksi warna antara ion tembaga dan ikatan peptida dalam suasana basa.
Baca Juga: Total Protein Biuret Method: Prinsip, Prosedur, dan Interpretasi Hasil
Metode ini telah menjadi pilihan utama di laboratorium klinis karena reliabilitas, kesederhanaan, dan akurasinya dalam mengukur konsentrasi total protein dalam sampel biologis.
Pemahaman yang kuat tentang prinsip ini sangat penting bagi analis laboratorium untuk menghasilkan data yang valid dan mendukung diagnosis klinis yang tepat.
Dapatkan informasi mendalam seputar dunia laboratorium medis dengan mengikuti media sosial Infolabmed.com melalui Telegram, Facebook, dan Twitter/X. Anda juga dapat berkontribusi untuk perkembangan website ini dengan memberikan donasi via DANA untuk membantu kami terus menyajikan artikel-artikel berkualitas.

Post a Comment