Transfusi Trombosit: Penanganan Vital untuk Mengatasi dan Mencegah Perdarahan

Table of Contents
Transfusi Trombosit: Penanganan Vital untuk Mengatasi dan Mencegah Perdarahan


INFOLABMED.COM - Dalam manajemen perdarahan dan gangguan koagulasi, transfusi trombosit memegang peran yang sangat kritis. Berbeda dengan transfusi sel darah merah yang mengatasi anemia, transfusi trombosit secara khusus ditujukan untuk mengoreksi defisit trombosit dalam darah, yang merupakan sel kunci dalam proses pembekuan darah. 

Prosedur ini sering menjadi penanganan utama untuk mencegah atau menghentikan perdarahan yang mengancam jiwa pada pasien dengan kondisi tertentu.

Baca juga : Crossmatch di Bank Darah: Prosedur Penting untuk Transfusi Aman

Apa Itu Transfusi Trombosit?

Transfusi trombosit adalah suatu tindakan medis dimana konsentrat trombosit dari donor ditransfusikan ke dalam aliran darah pasien. 

Tujuannya adalah untuk meningkatkan jumlah trombosit pasien secara cepat, sehingga dapat mengembalikan kemampuan tubuh dalam membentuk sumbatan trombosit (platelet plug) untuk menghentikan perdarahan. 

Produk yang ditransfusikan dapat berupa Random Donor Platelet (RDP) dari beberapa donor atau Single Donor Platelet (SDP) yang dikumpulkan dari satu donor melalui mesin apheresis.

Indikasi Transfusi Trombosit: Kapan Diperlukan?

Keputusan untuk melakukan transfusi trombosit tidak hanya berdasarkan angka hitung trombosit, tetapi juga kondisi klinis pasien dan adanya perdarahan aktif. Indikasi utamanya meliputi:

  1. Trombositopenia dengan Perdarahan Aktif: Pasien dengan jumlah trombosit sangat rendah (<50.000/µL) yang mengalami perdarahan signifikan.
  2. Profilaksis pada Trombositopenia Berat: Mencegah perdarahan spontan pada pasien dengan jumlah trombosit <10.000/µL, seperti pada pasien leukemia yang menjalani kemoterapi.
  3. Gangguan Fungsi Trombosit: Pasien dengan jumlah trombosit normal tetapi fungsinya terganggu (misalnya akibat obat atau penyakit) yang mengalami perdarahan.
  4. Prosedur Invasif: Sebagai persiapan sebelum operasi besar atau tindakan invasif (seperti biopsi) jika jumlah trombosit pasien rendah.
  5. Disseminated Intravascular Coagulation (DIC): Terutama jika disertai dengan perdarahan aktif dan trombositopenia berat.

Persiapan dan Prosedur Transfusi Trombosit

Proses transfusi trombosit memerlukan perhatian khusus karena masa simpannya yang pendek.

1. Pengambilan dari Donor:

  • Konsentrat Trombosit Random (RDP): Diperoleh dari pemisahan satu kantong darah lengkap.
  • Konsentrat Trombosit Apheresis (SDP): Diambil dari satu donor menggunakan mesin apheresis yang memisahkan trombosit langsung dan mengembalikan komponen darah lainnya. SDP memberikan dosis trombosit yang lebih tinggi dari satu donor.

2. Penyimpanan:

  • Trombosit harus disimpan pada suhu ruang (20-24°C) dengan pengadukan konstan di atas platelet agitator. Masa simpannya hanya 5-7 hari.

3. Pada Pasien:

  • Dilakukan pencocokan golongan darah ABO dan Rhesus. Meski tidak wajib, kecocokan ABO dapat memperpanjang survival trombosit di tubuh pasien.
  • Sebelum transfusi, dilakukan verifikasi akhir antara produk trombosit dan identitas pasien.
  • Transfusi trombosit harus diberikan segera setelah dikeluarkan dari bank darah, melalui set transfusi khusus, dan biasanya diselesaikan dalam waktu 30-60 menit.

Risiko dan Komplikasi

Seperti prosedur transfusi lainnya, transfusi trombosit memiliki beberapa risiko:

  • Reaksi Febris Non-Hemolitik: Reaksi demam yang paling umum terjadi.
  • Aloimunisasi: Pembentukan antibodi terhadap antigen donor (seperti HLA), yang dapat menyebabkan refractoriness (kegagalan peningkatan jumlah trombosit pasca-transfusi).
  • Infeksi Bakterial: Risiko ini lebih tinggi pada trombosit karena disimpan pada suhu ruang.
  • Transfusion-Related Acute Lung Injury (TRALI): Gangguan paru akut yang jarang tetapi serius.
  • Penularan Penyakit Infeksi: Risiko sangat rendah dengan skrining modern, tetapi tetap ada.

Baca juga : Transfusi Lekosit: Terapi Khusus untuk Pasien dengan Pertahanan Tubuh yang Runtuh

Tantangan dan Efektivitas

Keberhasilan transfusi trombosit dinilai dari kenaikan Corrected Count Increment (CCI) pasca-transfusi. Tantangan terbesar adalah mengelola pasien yang mengalami refractoriness akibat aloimunisasi. Pada kasus ini, diperlukan trombosit yang cocok secara HLA (HLA-matched) dari donor terpilih. Dengan indikasi yang tepat dan pemantauan ketat, transfusi trombosit merupakan terapi yang sangat efektif untuk menyelamatkan nyawa dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Dapatkan informasi medis dan laboratorium terkini dengan mengikuti Media Sosial Infolabmed.com. Ikuti update kami di TelegramFacebook, dan Twitter/X. Bantu kami terus berkontribusi dalam edukasi kesehatan dengan memberikan DONASI terbaikmu via DANA. Dukungan Anda sangat berharga.

Rachma Amalia Maharani
Rachma Amalia Maharani Halo saya lulusan Teknologi Laboratorium Medik yang memiliki ketertarikan besar pada dunia kesehatan dan laboratorium klinik. Berpengalaman dalam praktik laboratorium selama masa studi dan magang, terbiasa bekerja secara teliti, disiplin, dan bertanggung jawab. Saya juga aktif mengembangkan diri melalui pembelajaran mandiri. I am looking for opportunities to contribute further to the health industry to be able to apply the knowledge and interests that I have. Let's connect on Linkedin in my Portfolio https://rachma-mlt.framer.website/

Post a Comment