Salmonellosis: Infeksi Bakteri dari Makanan yang Sering Diremehkan Tapi Berbahaya

Table of Contents

INFOLABMED.COM - Salmonellosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella, salah satu penyebab utama keracunan makanan di seluruh dunia.

Penyakit ini sering muncul akibat konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi, terutama daging, telur, produk susu, dan sayuran mentah.

Baca juga: Apa Itu Hantavirus: Gejala, Penularan, dan Pentingnya Pencegahan Dini

Meskipun sebagian kasus hanya menimbulkan diare ringan, Salmonellosis dapat berbahaya, terutama bagi bayi, lansia, dan individu dengan sistem imun lemah.

Apa Itu Salmonellosis?

Salmonellosis merupakan infeksi saluran pencernaan akibat masuknya bakteri Salmonella enterica ke dalam tubuh. Ada ratusan serotipe Salmonella, dan beberapa di antaranya menyebabkan penyakit serius seperti tifoid.

Gejala Salmonellosis

Gejala biasanya muncul 6–72 jam setelah terpapar, meliputi:

  • Diare (kadang berdarah)
  • Demam
  • Nyeri perut dan kram
  • Mual dan muntah
  • Sakit kepala dan nyeri otot

Pada sebagian besar kasus, gejala berlangsung 4–7 hari dan sembuh tanpa terapi khusus. Namun, pada kasus berat, bakteri bisa menyebar ke aliran darah dan menyebabkan komplikasi serius.

Penularan Salmonellosis

Salmonellosis dapat menular melalui:

  • Makanan mentah atau kurang matang → daging ayam, telur, daging sapi.
  • Produk susu yang tidak dipasteurisasi.
  • Kontaminasi silang saat mengolah makanan di dapur.
  • Kontak dengan hewan seperti reptil, burung, atau hewan ternak.
  • Air minum yang terkontaminasi.

Diagnosis Salmonellosis

Diagnosis ditegakkan melalui:

  • Pemeriksaan laboratorium feses untuk mengidentifikasi bakteri Salmonella.
  • Tes kultur darah pada kasus berat.
  • PCR sebagai metode molekuler yang lebih sensitif untuk deteksi DNA bakteri.

Pengobatan Salmonellosis

Sebagian besar pasien pulih tanpa obat khusus. Terapi biasanya fokus pada:

  • Rehidrasi cairan dan elektrolit untuk mencegah dehidrasi.
  • Antibiotik diberikan pada kasus berat atau pasien dengan risiko tinggi (imunokompromais, bayi, lansia).

Pencegahan Salmonellosis

  • Memasak daging dan telur hingga matang sempurna.
  • Mencuci tangan sebelum makan dan setelah kontak dengan hewan.
  • Menyimpan makanan pada suhu aman.
  • Menghindari konsumsi susu atau produk susu yang tidak dipasteurisasi.
  • Menjaga kebersihan dapur untuk mencegah kontaminasi silang.

Follow Media Sosial Infolabmed.com melalui chanel Telegram Link, Facebook Link, Twitter/X Link, dan Instagram Link. Berikan DONASI terbaikmu untuk perkembangan website infolabmed.com melalui Donasi via DANA Link.***

Nadya
Nadya Halo, saya Nadya Septriana seorang Ahli Tenaga Laboratorium Medik (ATLM) yang gemar menulis konten seputar laboratorium dan kesehatan. Lewat tulisan, saya ingin membantu pembaca lebih memahami topik medis dengan cara yang mudah dipahami. Hope u like it and find it helpful!

Post a Comment