Clotting Time Adalah: Tes Sederhana untuk Mengecek Fungsi Pembekuan Darah
INFOLABMED.COM - Dalam dunia medis, terutama untuk mendiagnosis gangguan perdarahan, terdapat sebuah pemeriksaan yang disebut clotting time.
Lalu, clotting time adalah apa? Secara sederhana, clotting time adalah suatu tes laboratorium yang mengukur waktu yang dibutuhkan oleh darah untuk membeku setelah keluar dari pembuluh darah.
Baca Juga: Clotting Time: Ukuran Waktu Penentu Keseimbangan Hemostasis Klinis
Tes ini memberikan gambaran tentang fungsi jalur intrinsik dan common pathway dalam sistem koagulasi darah.
Dengan kata lain, clotting time adalah pemeriksaan skrining awal untuk mengevaluasi apakah mekanisme pembekuan darah Anda berjalan normal.
Apa Itu Clotting Time dan Tujuannya?
Seperti telah disinggung, clotting time adalah ukuran waktu pembekuan darah secara in vitro (di luar tubuh).
Tes ini terutama menilai integritas jalur pembekuan intrinsik, yang melibatkan faktor-faktor pembekuan seperti XII, XI, IX, dan VIII.
Tujuan dilakukannya tes clotting time adalah untuk:
- Menyaring gangguan perdarahan yang diturunkan atau didapat, seperti hemofilia.
- Memantau terapi heparin, sebuah obat pengencer darah.
- Menilai fungsi fibrinogen dan faktor-faktor pembekuan lainnya dalam jalur akhir koagulasi.
Prosedur Pemeriksaan Clotting Time
Terdapat beberapa metode untuk memeriksa clotting time. Dua metode yang paling dikenal adalah:
Metode Lee-White:
- Darah vena diambil sebanyak 2-3 ml dan dimasukkan ke dalam tiga tabung reaksi bersih.
- Tabung kemudian dimiringkan setiap 30 detik.
- Clotting time adalah waktu yang dihitung sejak darah masuk ke jarum suntik hingga darah di dalam tabung tidak lagi tumpah ketika dimiringkan.
Metode Kapiler (Slide Method):
- Darah diambil dari tusukan ujung jari.
- Setetes darah diletakkan di atas objek glass dan diusap dengan jarum setiap 30 detik.
- Clotting time adalah waktu dari tetesan darah pertama muncul hingga terbentuknya benang-benang fibrin yang pertama kali terlihat.
Metode Lee-White dianggap lebih akurat, namun metode kapiler lebih sederhana dan cepat.
Nilai Normal Clotting Time
Nilai normal clotting time adalah bervariasi tergantung pada metode yang digunakan:
- Metode Lee-White: 5 - 15 menit.
- Metode Kapiler: 2 - 6 menit.
Penting untuk diingat bahwa nilai rujukan dapat berbeda sedikit di setiap laboratorium berdasarkan protokol dan kondisi setempat.
Interpretasi Hasil: Apa Artinya Jika Clotting Time Memanjang?
Pemahaman bahwa clotting time adalah penanda fungsi koagulasi membuat interpretasi hasilnya menjadi krusial. Jika hasil clotting time memanjang (lebih lama dari nilai normal), hal ini dapat mengindikasikan:
- Defisiensi Faktor Pembekuan: Kekurangan faktor dalam jalur intrinsik, seperti pada Hemofilia A (kekurangan Faktor VIII) atau Hemofilia B (kekurangan Faktor IX).
- Penggunaan Antikoagulan: Terapi dengan heparin dosis tinggi dapat memperpanjang clotting time secara signifikan.
- Gagal Hati Parah: Hati memproduksi sebagian besar faktor pembekuan. Kerusakan hati yang berat dapat menyebabkan defisiensi multipel faktor koagulasi.
- Defisiensi Fibrinogen: Baik kuantitas (afibrinogenemia) maupun kualitas (disfibrinogenemia) fibrinogen yang buruk.
- Disseminated Intravascular Coagulation (DIC): Pada fase lanjut, konsumsi faktor pembekuan yang masif dapat menyebabkan clotting time memanjang.
Perbedaan Clotting Time dan Bleeding Time
Sering kali, clotting time disamakan dengan bleeding time. Padahal, keduanya sangat berbeda:
- Clotting Time: Mengukur pembekuan darah di luar tubuh (in vitro). Clotting time adalah tes untuk menilai cairan darah itu sendiri (faktor koagulasi).
- Bleeding Time: Mengukur waktu perdarahan di dalam tubuh (in vivo) setelah luka kecil dibuat. Tes ini menilai fungsi pembuluh darah dan trombosit.
Kekurangan dan Kelebihan Tes Clotting Time
Meskipun clotting time adalah tes yang sederhana, ia memiliki beberapa keterbatasan:
- Kurang Spesifik: Hasil yang memanjang tidak dapat menunjukkan faktor pembekuan mana yang bermasalah secara spesifik.
- Kurang Sensitif: Gangguan koagulasi ringan mungkin tidak terdeteksi.
- Bergantung pada Teknik: Hasil sangat dipengaruhi oleh teknik pengambilan dan penanganan sampel.
Karena keterbatasan ini, tes clotting time klasik mulai banyak digantikan oleh tes yang lebih modern dan akurat seperti aPTT (Activated Partial Thromboplastin Time).
Clotting time adalah tes skrining sederhana yang digunakan untuk mengevaluasi fungsi sistem pembekuan darah, khususnya jalur intrinsik.
Baca Juga: Clotting Time: Tes Penting untuk Evaluasi Sistem Pembekuan Darah
Meskipun memiliki beberapa keterbatasan, pemahaman tentang apa itu clotting time adalah dasar yang penting dalam mendiagnosis kecurigaan gangguan perdarahan.
Jika Anda memiliki hasil clotting time yang tidak normal, konsultasikanlah dengan dokter untuk pemeriksaan lanjutan yang lebih spesifik guna mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Follow Media Sosial Infolabmed.com melalui chanel Telegram di sini, Facebook di sini, dan Twitter/X di sini. Berikan DONASI terbaikmu untuk perkembangan website infolabmed.com melalui Donasi via DANA.
Post a Comment