Wuchereria Bancrofti: Parasit di Balik Filariasis Limfatik yang Melumpuhkan
INFOLABMED.COM - Wuchereria bancrofti adalah nematoda filarial parasit yang menjadi agen penyebab utama filariasis limfatik, suatu penyakit tropis terabaikan yang berdampak pada jutaan orang di seluruh dunia.
Dikenal juga sebagai cacing filaria, parasit ini ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi.
Baca juga : Informasi Spesifik Spesies Microfilariae: Wuchereria bancrofti dan Brugia malayi dalam Diagnostik Filariasis
Setelah masuk ke dalam tubuh inang, larva W. bancrofti bermigrasi ke sistem limfatik, khususnya saluran limfatik dan kelenjar getah bening, di mana mereka tumbuh menjadi cacing dewasa dan dapat hidup selama bertahun-tahun.
Siklus Hidup dan Penularan Wuchereria Bancrofti
Siklus hidup Wuchereria bancrofti cukup kompleks melibatkan dua inang: manusia sebagai inang definitif dan nyamuk (genus Culex, Anopheles, atau Aedes) sebagai inang perantara.
Saat nyamuk betina menggigit manusia yang terinfeksi, mikrofilaria (larva tahap pertama) yang bersirkulasi dalam darah manusia akan tertelan.
Di dalam nyamuk, mikrofilaria berkembang menjadi larva infektif (L3) dalam waktu sekitar 10-14 hari.
Larva L3 ini kemudian berpindah ke probosis nyamuk, siap untuk ditularkan ke manusia lain saat nyamuk menggigit lagi.
Setelah masuk ke tubuh manusia, larva L3 bermigrasi ke saluran limfatik, di mana mereka dewasa menjadi cacing jantan dan betina.
Cacing betina dewasa kemudian menghasilkan jutaan mikrofilaria yang dilepaskan ke aliran darah, terutama bersirkulasi pada malam hari, untuk melanjutkan siklus penularan.
Infeksi kronis oleh cacing W. bancrofti dapat menyebabkan berbagai gejala yang melemahkan.
Meskipun banyak orang yang terinfeksi tetap tanpa gejala klinis selama bertahun-tahun, cacing dewasa yang hidup di sistem limfatik memicu respons inflamasi kronis.
Hal ini dapat menyebabkan kerusakan progresif pada pembuluh limfatik, menghambat aliran limfa dan mengakibatkan limfedema—pembengkakan jaringan yang parah, seringkali pada tungkai, skrotum (hidrokel), atau payudara.
Kondisi ini, yang dalam stadium lanjut disebut elefantiasis, tidak hanya menyebabkan disabilitas fisik tetapi juga stigma sosial dan psikologis yang mendalam bagi penderitanya.
Diagnosis dan Strategi Pengendalian Filariasis
Diagnosis infeksi Wuchereria bancrofti secara tradisional melibatkan deteksi mikrofilaria dalam apusan darah tebal yang diambil pada malam hari.
Namun, metode berbasis antigen seperti tes imunokromatografi (ICT) kini lebih sering digunakan karena cepat, sederhana, dan tidak memerlukan sampel darah malam hari.
Pengobatan filariasis limfatik berfokus pada membunuh mikrofilaria dan cacing dewasa, serta manajemen gejala.
Obat-obatan yang umum digunakan meliputi dietilkarbamazin (DEC), ivermectin, dan albendazole, seringkali diberikan dalam kombinasi.
Program administrasi obat massal (MDA) merupakan strategi kunci pengendalian, di mana seluruh populasi di daerah endemik diobati secara teratur untuk mengurangi cadangan parasit dalam komunitas.
Pencegahan filariasis limfatik sangat bergantung pada pengendalian vektor nyamuk dan menghindari gigitan nyamuk.
Langkah-langkah pencegahan pribadi meliputi penggunaan kelambu berinsektisida, repelan nyamuk, dan pakaian pelindung.
Di tingkat komunitas, upaya melibatkan penyemprotan insektisida residual dan pengelolaan lingkungan untuk mengurangi tempat perkembangbiakan nyamuk.
Baca juga : Wuchereria bancrofti (Filaria bancrofti / Bancrofts Filaria) | Morfologi, Gejala Klinis, Patogenesis
Dengan komitmen global melalui program eliminasi yang didukung oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diharapkan filariasis limfatik yang disebabkan oleh W. bancrofti dapat diberantas sebagai masalah kesehatan masyarakat global dalam waktu dekat.
Follow Media Sosial Infolabmed.com melalui Telegram, Facebook, dan Twitter/X. Dukung pengembangan informasi kesehatan dengan berdonasi via DANA.***
Post a Comment