Lekosit Tinggi pada Ibu Hamil: Penyebab, Bahaya, dan Cara Mengatasinya

Table of Contents


INFOLABMED.COM - Memantau kesehatan melalui pemeriksaan laboratorium adalah hal penting selama kehamilan. Salah satu nilai yang sering diperiksa adalah kadar leukosit atau sel darah putih. 

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan lekosit tinggi pada ibu hamil, hal ini kerap menimbulkan kekhawatiran. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut leukositosis. Lantas, apa artinya, apa penyebabnya, dan bagaimana penanganannya?

Baca juga : Antigen (Ag) Pada Sel Darah Merah

Apa Itu Leukosit dan Nilai Normalnya pada Ibu Hamil?

Leukosit adalah sel darah putih yang berperan sebagai sistem pertahanan tubuh untuk melawan infeksi, baik yang disebabkan oleh bakteri, virus, maupun benda asing lainnya. Secara alami, kadar leukosit pada ibu hamil memang cenderung lebih tinggi daripada wanita yang tidak hamil. Hal ini merupakan respons normal tubuh terhadap stres fisiologis dan perubahan hormonal selama kehamilan.

Nilai normal leukosit pada orang dewasa umumnya berkisar antara 4.500 – 11.000 sel per mikroliter darah. Namun, pada ibu hamil, angka ini bisa meningkat secara fisiologis hingga 16.000 sel/μL, terutama pada trimester ketiga dan saat persalinan. Nilai di atas ambang batas inilah yang perlu diwaspadai dan dicari penyebabnya.

Penyebab Umum Lekosit Tinggi pada Ibu Hamil

Peningkatan leukosit dapat terjadi karena sebab yang normal (fisiologis) maupun karena kondisi medis tertentu yang memerlukan perhatian (patologis).

1. Penyebab Fisiologis (Normal):

  • Stres Kehamilan: Tubuh menganggap kehamilan sebagai bentuk ‘stres’ yang positif, sehingga memproduksi lebih banyak leukosit.
  • Aktivitas Fisik: Kelelahan atau aktivitas berlebihan sebelum pemeriksaan darah.
  • Perubahan Hormonal: Fluktuasi hormon estrogen dan progesteron memengaruhi produksi sel darah.

2. Penyebab Patologis (Perlu Diwaspadai):

  • Infeksi Saluran Kemih (ISK): Merupakan penyebab paling umum leukosit tinggi pada ibu hamil. Gejalanya bisa tidak spesifik, seperti anyang-anyangan atau demam ringan.
  • Infeksi Lainnya: Infeksi vagina, infeksi ginjal (pielonefritis), infeksi saluran pernapasan (seperti flu atau pneumonia), dan infeksi virus lainnya.
  • Dehidrasi: Kurangnya cairan tubuh dapat membuat darah lebih pekat dan konsentrasi leukosit terlihat meningkat.
  • Peradangan Non-Infeksi: Seperti preeklampsia atau kondisi inflamasi lainnya.
  • Stres Emosional: Kecemasan dan stres yang berlebihan juga dapat memicu peningkatan leukosit.
  • Penyakit Darah: Dalam kasus yang jarang, leukositosis yang sangat tinggi bisa menandakan gangguan darah seperti leukemia.

Bahaya dan Risiko yang Mungkin Terjadi

Lekosit tinggi sendiri bukanlah sebuah penyakit, melainkan sebuah sinyal atau gejala bahwa ada sesuatu yang terjadi di dalam tubuh. Bahaya yang mengintai berasal dari penyebab dasarnya.

  • Jika Disebabkan Infeksi: Infeksi yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebar ke rahim dan menyebabkan ketuban pecah dini, persalinan prematur, hingga infeksi pada bayi baru lahir. Infeksi berat seperti sepsis dapat membahayakan jiwa ibu dan janin.
  • Jika Terkait Preeklampsia: Kondisi ini sangat berbahaya dan dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan janin, abrupsio plasenta (plasenta terlepas sebelum waktunya), hingga kejang pada ibu (eklampsia).

Oleh karena itu, dokter akan melakukan evaluasi menyeluruh, tidak hanya melihat angka leukosit tetapi juga gejala penyerta, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang lainnya seperti urinalisis (untuk memeriksa leukosit dalam urine) dan kultur untuk memastikan adanya infeksi.

Baca juga : DHF dan TF: Perannya dalam Peningkatan Lekosit-Trombosit & Akurasi Pemeriksaan Tubex TF

Cara Mengatasi dan Menurunkan Lekosit Tinggi

Penanganan lekosit tinggi pada ibu hamil sepenuhnya berfokus pada mengobati penyebab yang mendasarinya.

  • Jika Terdapat Infeksi Bakteri: Dokter akan meresepkan antibiotik yang aman untuk kehamilan. Sangat penting untuk menghabiskan antibiotik sesuai anjuran dokter.
  • Istirahat yang Cukup: Hindari kelelahan dan tingkatkan waktu istirahat untuk membantu sistem kekebalan tubuh pulih.
  • Penuhi Cairan Tubuh: Minum air putih yang banyak (minimal 8-10 gelas per hari) sangat efektif untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi serta membantu ‘membersihkan’ infeksi saluran kemih.
  • Menjaga Kebersihan Area Kewanitaan: Cara ini penting untuk mencegah masuknya kuman penyebab infeksi.
  • Kontrol Rutin: Lakukan pemeriksaan kehamilan (antenatal care) secara teratur untuk memantau perkembangan kehamilan dan hasil laboratorium.
  • Mengelola Stres: Lakukan teknik relaksasi seperti prenatal yoga, mendengarkan musik, atau berbicara dengan orang terdekat untuk mengurangi kecemasan.

Follow Media Sosial Infolabmed.com melalui chanel Telegram [Link], Facebook [Link], Twitter/X [Link]. Berikan DONASI terbaikmu untuk perkembangan website infolabmed.com melalui [Donasi via DANA].

Rachma Amalia Maharani
Rachma Amalia Maharani Halo saya lulusan Teknologi Laboratorium Medik yang memiliki ketertarikan besar pada dunia kesehatan dan laboratorium klinik. Berpengalaman dalam praktik laboratorium selama masa studi dan magang, terbiasa bekerja secara teliti, disiplin, dan bertanggung jawab. Saya juga aktif mengembangkan diri melalui pembelajaran mandiri. I am looking for opportunities to contribute further to the health industry to be able to apply the knowledge and interests that I have. Let's connect on Linkedin in my Portfolio https://rachma-mlt.framer.website/

Post a Comment