Langkah Tepat Saat Alat Laboratorium Tiba-Tiba Mati Saat Pemeriksaan: Panduan untuk Tenaga Laboratorium

Table of Contents

INFOLABMED.COM - Dalam kegiatan laboratorium klinik, keandalan alat pemeriksaan merupakan faktor utama dalam menjamin kualitas hasil analisa. 

Namun, dalam praktiknya, tidak jarang terjadi kondisi darurat seperti alat laboratorium yang tiba-tiba mati saat proses pemeriksaan berlangsung. 

Baca juga: 7 Kesalahan Umum dalam Pemeriksaan Hematologi yang Sering Terjadi pada Alat Hematology Analyzer

Situasi ini tidak hanya berisiko terhadap hasil uji, tetapi juga dapat mengganggu alur pelayanan medis secara keseluruhan. 

Lalu, apa yang harus dilakukan oleh tenaga laboratorium ketika hal ini terjadi?

1. Tetap Tenang dan Amankan Spesimen

Langkah pertama adalah tidak panik. Segera amankan spesimen pasien yang sedang diperiksa agar tidak terkontaminasi atau rusak. Pastikan tabung atau wadah spesimen ditutup rapat dan diberi label ulang jika diperlukan.

2. Catat Status Pemeriksaan

Dokumentasikan kondisi saat alat mati, termasuk waktu kejadian, jenis pemeriksaan yang sedang berlangsung, dan kondisi spesimen saat itu. Hal ini penting untuk pelacakan, pelaporan, dan pengambilan keputusan selanjutnya, terutama jika data perlu diulang.

3. Matikan Alat Secara Manual (Jika Belum Mati Total)

Beberapa alat masih memungkinkan untuk dimatikan dengan prosedur shutdown yang aman. Hal ini untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada sistem internal alat.

4. Hubungi Teknisi atau Divisi Pemeliharaan

Laporkan kejadian ini ke teknisi internal laboratorium atau pihak vendor resmi alat. Jangan mencoba memperbaiki sendiri tanpa pelatihan khusus, karena bisa memperparah kerusakan.

5. Alihkan Pemeriksaan (Jika Mendesak)

Jika hasil uji dibutuhkan segera dan tidak dapat ditunda, pertimbangkan pengalihan spesimen ke alat lain (jika tersedia), atau bekerja sama dengan laboratorium rujukan terpercaya.

6. Evaluasi Kesiapan Alat Cadangan dan UPS

Periksa apakah alat cadangan atau UPS (Uninterruptible Power Supply) sudah disiapkan sebagai bagian dari Manajemen Risiko Laboratorium. UPS sangat penting agar proses tidak langsung terhenti saat listrik padam atau tegangan tidak stabil.

Baca juga: Kalibrasi Centrifuge Wajib Dilakukan Berkala Demi Akurasi Hasil Laboratorium

7. Lakukan Kalibrasi Ulang (Jika Perlu)

Setelah alat menyala kembali, lakukan kalibrasi dan kontrol kualitas (QC) terlebih dahulu sebelum alat digunakan kembali. Hal ini untuk menjamin keakuratan hasil pascakejadian.

8. Tindak Lanjut dan Evaluasi SOP

Setelah kejadian tertangani, lakukan evaluasi internal bersama tim laboratorium. Perbaharui SOP (Standar Operasional Prosedur) jika diperlukan, agar kejadian serupa bisa dicegah atau ditangani lebih cepat di masa mendatang.

Follow Media Sosial Infolabmed.com melalui chanel Telegram Link, Facebook Link, Twitter/X Link, dan Instagram Link. Berikan DONASI terbaikmu untuk perkembangan website infolabmed.com melalui Donasi via DANA Link.***

Nadya
Nadya Halo, saya Nadya Septriana seorang Ahli Tenaga Laboratorium Medik (ATLM) yang gemar menulis konten seputar laboratorium dan kesehatan. Lewat tulisan, saya ingin membantu pembaca lebih memahami topik medis dengan cara yang mudah dipahami. Hope u like it and find it helpful!

Post a Comment