7 Hal Tak Terduga yang Mempengaruhi Hasil Lab Urine Lengkap Anda!
INFOLABMED.COM - Pemeriksaan urine lengkap (urinalisis) adalah prosedur medis yang sangat umum dan penting untuk mendiagnosis berbagai kondisi, mulai dari dehidrasi hingga infeksi ginjal. Namun, tahukah Anda bahwa hasilnya tidak selalu mencerminkan penyakit?
Ada banyak hal yang mempengaruhi hasil lab urine lengkap yang seringkali tidak disadari, sehingga dapat menyebabkan interpretasi yang keliru.
Baca juga : Macam-Macam Pengawet Urin untuk Mendapatkan Hasil Pemeriksaan yang Optimal!
Memahami faktor-faktor ini sangat penting untuk memastikan akurasi hasil dan menghindari kekhawatiran yang tidak perlu. Berikut adalah beberapa faktor kunci yang dapat mengubah hasil tes urine Anda:
1. Asupan Makanan dan Minuman
Apa yang Anda konsumsi sebelum tes dapat mengubah warna dan komposisi kimiawi urine.
- Warna: Bit dapat membuat urine berwarna kemerahan, wortel atau vitamin B dosis tinggi dapat membuatnya kuning neon, dan blackberry dapat menggelapkannya.
- Kimiawi: Makanan tinggi protein (daging, telur) dapat meningkatkan kadar protein urine sementara. Konsumsi vitamin C dosis tinggi dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan glukosa dan darah samar.
2. Obat-Obatan dan Suplemen
Berbagai jenis obat dapat menginterferensi hasil tes dipstick.
- Antibiotik (seperti penicillin): Dapat menyebabkan hasil positif palsu untuk protein.
- Vitamin C (asam askorbat): Dapat menekan reaksi pada strip tes, menyebabkan hasil negatif palsu untuk glukosa, darah, bilirubin, nitrit, dan leukosit.
- Obat penghilang rasa sakit (seperti phenazopyridine): Dapat mengubah warna urine menjadi jingga atau merah.
- Diuretik: Meningkatkan volume urine dan dapat mengencerkannya, sehingga menurunkan konsentrasi zat-zat yang sebenarnya abnormal.
3. Tingkat Hidrasi (Volume Cairan Tubuh)
Ini adalah faktor yang paling utama dan sering terjadi.
- Dehidrasi: Menghasilkan urine yang sangat pekat (berat jenis tinggi). Hal ini dapat memekatkan semua komponen urine, sehingga protein, sel darah, atau kristal mungkin terdeteksi padahal dalam kondisi normal tidak.
- Hidrasi Berlebihan: Menghasilkan urine yang sangat encer (berat jenis rendah). Zat-zat abnormal yang sebenarnya ada bisa menjadi sangat encer sehingga tidak terdeteksi (negatif palsu).
4. Aktivitas Fisik yang Berat
Olahraga intensif tepat sebelum pengambilan sampel dapat mempengaruhi hasil.
- Dapat menyebabkan proteinuria (protein dalam urine) sementara karena stres pada ginjal.
- Dapat menyebabkan hematuria (darah dalam urine) mikroskopis, terutama pada olahraga high-impact.
- Dapat memicu peningkatan kadar kreatinin.
5. Cara Pengambilan Sampel yang Tidak Tepat
Teknik pengambilan sangat menentukan kualitas sampel.
- Kontaminasi: Jika sampel tidak diambil dengan metode mid-stream clean catch (buang air kecil sedikit, tampung bagian tengah, lalu buang sisanya), sampel dapat terkontaminasi oleh bakteri atau sel dari kulit sekitar uretra atau vagina, yang menyebabkan hasil positif palsu untuk leukosit (sel darah putih) dan bakteri.
6. Waktu Penampungan dan Pengiriman Sampel
Urine adalah cairan yang sangat dinamis dan harus segera diperiksa.
- Penundaan pemeriksaan (> 2 jam): Sel-sel (eritrosit, leukosit) dapat pecah (lisis), bakteri dapat berkembang biak, pH dapat berubah menjadi basa, dan kristal dapat terbentuk. Semua ini memberikan gambaran yang tidak akurat dari kondisi sesungguhnya.
Baca juga : Protein Positif pada Urin: Apa Artinya dan Bagaimana Hasil Sedimen Urinnya?
7. Kondisi Medis Lain dan Siklus Menstruasi
- Demam tinggi atau stres emosional yang ekstrem dapat menyebabkan proteinuria sementara.
- Wanita yang sedang menstruasi sangat tidak dianjurkan untuk melakukan tes urine rutin karena darah haid dapat mencemari sampel dan menyebabkan hasil positif palsu untuk darah.
Follow Media Sosial Infolabmed.com untuk informasi kesehatan laboratorium terkini melalui chanel Telegram di sini, Facebook di sini, dan Twitter/X di sini. Dukung perkembangan website infolabmed.com dengan memberikan DONASI terbaikmu melalui Donasi via DANA.
Post a Comment