EBV DNA: Pemeriksaan Laboratorium untuk Diagnosis Infeksi Epstein-Barr Virus Secara Akurat
INFOLABMED.COM - EBV DNA adalah pemeriksaan laboratorium berbasis deteksi molekuler yang digunakan untuk menemukan keberadaan materi genetik dari Epstein-Barr Virus (EBV) dalam tubuh seseorang.
EBV termasuk dalam keluarga Herpesviridae dan dikenal sebagai salah satu virus yang paling umum menginfeksi manusia di seluruh dunia.
Baca juga: Mengenal Amorf Pada Urine: Arti, Penyebab, dan Pentingnya Pemeriksaan Laboratorium
Hampir 90–95% populasi dewasa pernah terinfeksi EBV, meskipun sebagian besar tidak menunjukkan gejala serius. Namun, pada kondisi tertentu, virus ini dapat menyebabkan penyakit klinis yang lebih berat.
Apa Itu EBV DNA?
EBV DNA merujuk pada materi genetik (DNA) dari Epstein-Barr Virus. Pemeriksaan EBV DNA biasanya dilakukan dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction), yang mampu mendeteksi dan mengukur jumlah salinan DNA virus dalam darah atau jaringan tubuh.
Fungsi Pemeriksaan EBV DNA
- Mendiagnosis Infeksi Primer EBV Pemeriksaan ini membantu mendeteksi infeksi aktif pada pasien dengan gejala mirip mononukleosis.
- Memantau Infeksi Kronis atau Reaktivasi EBV dapat bersembunyi dalam tubuh seumur hidup. Tes EBV DNA berguna untuk memantau jika virus kembali aktif.
Menilai Risiko Penyakit Terkait EBV Infeksi EBV berkaitan dengan beberapa penyakit serius, seperti:
- Limfoma Burkitt
- Karsinoma nasofaring
- Limfoproliferatif pasca-transplantasi
- Hodgkin lymphoma
- Pemantauan Pasien Imunosupresi Pasien dengan sistem imun lemah (misalnya setelah transplantasi organ atau pada penderita HIV) rentan terhadap reaktivasi EBV, sehingga pemeriksaan EBV DNA sangat penting untuk deteksi dini.
Kapan Pemeriksaan EBV DNA Direkomendasikan?
Tes EBV DNA biasanya dianjurkan jika pasien mengalami:
- Demam berkepanjangan tanpa sebab jelas
- Pembesaran kelenjar getah bening
- Kelelahan ekstrem (chronic fatigue syndrome)
- Dugaan kanker yang berhubungan dengan EBV
- Monitoring pasien transplantasi
Interpretasi Hasil Pemeriksaan
- EBV DNA Terdeteksi (Positif) → Menunjukkan adanya infeksi aktif atau reaktivasi.
- EBV DNA Tidak Terdeteksi (Negatif) → Tidak ditemukan virus, atau jumlahnya sangat rendah hingga di bawah batas deteksi.
Interpretasi hasil harus selalu dikaitkan dengan pemeriksaan klinis, serologi, dan data laboratorium lainnya.
.png)
Post a Comment