Mengenal Komponen Penting dalam Sistem Kekebalan Tubuh dan Kaitannya dengan Penyakit

Table of Contents

 

INFOLABMED.COM - Dalam dunia medis, khususnya imunologi dan diagnosis laboratorium, istilah C3 bukanlah hal yang asing. Komponen C3 memainkan peran yang sangat sentral dan krusial dalam sistem pertahanan tubuh kita. 

Pemahaman yang baik tentang komponen ini membantu tenaga medis dalam mendiagnosis dan memantau berbagai kondisi kesehatan, mulai dari infeksi hingga penyakit autoimun yang kompleks.

Baca juga : Sel LE: Penanda Klasik Lupus Eritematosus Sistemik yang Masih Relevan dalam Diagnosis Autoimun

Apa Itu Komponen C3?

C3, atau Complement Component 3, adalah protein yang diproduksi terutama oleh hati dan merupakan bagian terbesar dan paling penting dari sistem komplemen. Sistem komplemen itu sendiri adalah sekelompok protein dalam darah yang bekerja bersama untuk mendukung sistem kekebalan tubuh dalam melawan infeksi dan membersihkan sel-sel yang rusak atau mati.

C3 sering diibaratkan sebagai "pusat komando" atau "titik konvergensi" dalam kaskade sistem komplemen karena hampir semua jalur aktivasi sistem komplemen (jalur klasik, alternatif, dan lektin) akan bermuara pada pemecahan protein C3 ini.

Fungsi Utama Komponen C3

Aktivasi dan pemecahan C3 menjadi fragmen C3a dan C3b memicu beberapa efek penting bagi pertahanan tubuh:

  1. Opsonisasi: Fragmen C3b menempel pada permukaan patogen (seperti bakteri atau virus). Pelekatan ini berfungsi sebagai "tanda" atau sinyal bagi sel-sel fagosit (seperti makrofag dan neutrofil) untuk lebih mudah mengenali, memakan, dan menghancurkan patogen tersebut.
  2. Lisisis Sel: C3 memicu pembentukaan Membrane Attack Complex (MAC), yaitu struktur yang menempel pada membran sel patogen dan melubanginya, menyebabkan patogen pecah dan mati.
  3. Chemotaxis: Fragmen C3a yang dilepaskan berperan sebagai kemokin, yaitu menarik sel-sel kekebalan tubuh (seperti neutrofil) menuju lokasi infeksi atau peradangan.
  4. Mengaktivasi Sel Imun: C3a dan C5a (produk pemecahan lainnya) juga berperan dalam mengaktivasi sel-sel imun dan meningkatkan respons peradangan untuk mengisolasi dan mengontrol area infeksi.

Kapan Tes C3 Diperlukan?

Pemeriksaan kadar C3 dalam darah (biasanya bersama dengan C4) adalah tes laboratorium yang umum digunakan. Dokter akan merekomendasikan tes ini jika seseorang menunjukkan gejala yang mengarah pada kondisi tertentu, seperti:

  • Penyakit Autoimun: Systemic Lupus Erythematosus (SLE), Rheumatoid Arthritis, Vaskulitis.
  • Glomerulonefritis: Peradangan pada ginjal yang sering dikaitkan dengan aktivasi sistem komplemen.
  • Infeksi Bakteri Berulang atau Kronis: Untuk mengevaluasi apakah ada defisiensi pada sistem komplemen.
  • Angioedema Herediter.
  • Monitoring Aktivitas Penyakit: Untuk melihat seberapa aktif suatu penyakit autoimun dan mengevaluasi keberhasilan pengobatan.

Interpretasi Hasil Tes C3

  • Kadar C3 Rendah: Menunjukkan adanya konsumsi atau penggunaan C3 yang berlebihan. Hal ini sering ditemukan pada:
    • Penyakit autoimun aktif (terutama SLE).
    • Infeksi bakteri tertentu (sepsis, endokarditis).
    • Glomerulonefritis.
    • Defisiensi C3 bawaan (sangat langka), yang membuat individu sangat rentan terhadap infeksi.
  • Kadar C3 Tinggi: Kadar C3 yang tinggi biasanya menunjukkan adanya proses peradangan akut, tetapi bukan penanda yang spesifik untuk penyakit tertentu. Kadar dapat meningkat pada berbagai kondisi inflamasi dan infeksi.

Baca juga : Pentingnya Pemeriksaan Inflammatory Markers: CRP, ESR, dan Lainnya untuk Deteksi Peradangan

Defisiensi C3

Defisiensi C3 adalah kondisi genetik langka di mana tubuh memproduksi sangat sedikit atau tidak sama sekali protein C3. Individu dengan kondisi ini memiliki kerentanan yang sangat tinggi terhadap infeksi bakteri piogenik (seperti Streptococcus pneumoniae dan Neisseria meningitidis) yang berulang dan berat sejak masa bayi atau anak-anak. Mereka juga berisiko lebih tinggi terkena penyakit autoimun seperti lupus.

Follow Media Sosial Infolabmed.com untuk update informasi laboratorium medis terbaru melalui chanel Telegram di sini, Facebook di sini, dan Twitter/X di sini. Berikan DONASI terbaikmu untuk perkembangan website infolabmed.com melalui Donasi via DANA.

Rachma Amalia Maharani
Rachma Amalia Maharani Halo saya lulusan Teknologi Laboratorium Medik yang memiliki ketertarikan besar pada dunia kesehatan dan laboratorium klinik. Berpengalaman dalam praktik laboratorium selama masa studi dan magang, terbiasa bekerja secara teliti, disiplin, dan bertanggung jawab. Saya juga aktif mengembangkan diri melalui pembelajaran mandiri. I am looking for opportunities to contribute further to the health industry to be able to apply the knowledge and interests that I have. Let's connect on Linkedin in my Portfolio https://rachma-mlt.framer.website/

Post a Comment