Prinsip Pemeriksaan Tubex TF: Waktu Penggunaan dan Deteksi Penyakit Terkait

Table of Contents


INFOLABMED.COM - Tubex TF merupakan metode uji diagnostik cepat yang digunakan untuk mendeteksi antibodi terhadap Salmonella typhi, bakteri penyebab demam tifoid.

Pemeriksaan ini dirancang untuk memberikan hasil yang lebih spesifik dan sensitif dibandingkan metode konvensional seperti uji Widal. 

Baca juga: Reagen dalam Diagnostik Laboratorium: Fungsi, Jenis, dan Standar Penggunaannya

Dalam artikel ini, akan dibahas prinsip kerja Tubex TF, waktu yang tepat untuk digunakan, dan penyakit yang dapat dideteksi melalui metode ini.

Apa Itu Pemeriksaan Tubex TF?

Tubex TF adalah uji imunodiagnostik semi-kuantitatif yang bekerja berdasarkan prinsip inhibisi reaksi antara antibodi pasien dengan partikel lateks yang terkonjugasi antigen. Pemeriksaan ini khusus dikembangkan untuk mendeteksi antibodi IgM terhadap antigen O9 dari Salmonella typhi, yang biasanya muncul pada fase awal infeksi tifoid.

Prinsip Pemeriksaan Tubex TF

Pemeriksaan Tubex TF bekerja berdasarkan prinsip inhibisi kompetitif, di mana antibodi pasien dalam serum akan bereaksi dengan antigen O9 yang telah dikonjugasi dengan partikel lateks berwarna. Jika antibodi pasien terhadap antigen O9 ada, maka partikel indikator tidak akan mengendap karena sudah "diblokir" oleh antibodi tersebut.

Prosedur Pemeriksaan

  • Ambil 50 µL serum pasien ke dalam tabung reaksi.
  • Tambahkan 1 tetes Brown Reagent.
  • Tambahkan 1 tetes Blue Reagent.
  • Kocok selama 2 menit menggunakan vortex mixer atau secara manual.
  • Diamkan selama 2 menit dalam posisi tegak.
  • Tempelkan magnet di sisi tabung selama ±2 menit.
  • Amati warna supernatan (bagian atas larutan):
    • Jika warna cokelat memudar atau menghilang → hasil positif (terdapat antibodi IgM terhadap Salmonella typhi).
    • Jika warna tetap cokelat jelas → hasil negatif (tidak terdapat antibodi spesifik).

Catatan

  • Gunakan serum tanpa hemolisis atau lipemik.
  • Kit harus disimpan sesuai petunjuk (biasanya 2–8°C).
  • Lakukan kontrol kualitas dengan sampel kontrol jika tersedia.

Kapan Pemeriksaan Tubex Digunakan?

Pemeriksaan Tubex TF paling efektif dilakukan pada minggu pertama hingga ketiga setelah timbulnya gejala demam tifoid. Antibodi IgM terhadap antigen O9 biasanya mulai terdeteksi setelah 3–5 hari demam, dan mencapai puncaknya dalam minggu ke-2 infeksi.

Indikasi penggunaan:

  • Pasien dengan demam berkepanjangan (lebih dari 3 hari).
  • Kecurigaan klinis terhadap demam tifoid.
  • Alternatif terhadap uji Widal yang rentan terhadap reaktivitas silang.

Deteksi Penyakit Apa dengan Tubex?

Tubex TF dirancang khusus untuk mendeteksi demam tifoid yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Tidak digunakan untuk mendeteksi infeksi Salmonella paratyphi, karena antibodi terhadap antigen O9 spesifik untuk S. typhi saja.

Pemeriksaan ini tidak cocok digunakan untuk:

  • Penyakit infeksi lainnya seperti malaria, dengue, atau leptospirosis.
  • Deteksi tahap lanjut tifoid (di mana antibodi IgM sudah menurun, digantikan IgG).

Keunggulan dan Keterbatasan

Keunggulan:

  • Cepat dan praktis (hasil dalam 10 menit).
  • Tidak memerlukan peralatan canggih.
  • Sensitivitas dan spesifisitas lebih baik dari Widal.

Keterbatasan:

  • Tidak dapat membedakan antara infeksi aktif dan infeksi sebelumnya.
  • Hasil dapat dipengaruhi oleh kualitas serum dan waktu pengambilan sampel.
  • Tidak menggantikan kultur darah sebagai “gold standard”.

Follow Media Sosial Infolabmed.com melalui chanel Telegram Link, Facebook Link, Twitter/X Link, dan Instagram Link. Berikan DONASI terbaikmu untuk perkembangan website infolabmed.com melalui Donasi via DANA Link.***

Nadya Septriana
Nadya Septriana Halo, saya Nadya Septriana seorang Ahli Tenaga Laboratorium Medik (ATLM) yang gemar menulis konten seputar laboratorium dan kesehatan. Lewat tulisan, saya ingin membantu pembaca lebih memahami topik medis dengan cara yang mudah dipahami. Hope u like it and find it helpful!

Post a Comment