Perbedaan Nilai Kritis dan Pemeriksaan STAT dalam Laboratorium Klinik: Jenis Uji dan Alur Pelaporan
Istilah nilai kritis (critical value) dan pemeriksaan STAT sering digunakan, namun memiliki makna, tujuan, dan alur pelaporan yang berbeda.
Baca juga: Uji Waktu Perdarahan Metode Ivy: Prosedur, Syarat, dan Peranannya dalam Deteksi Dini Gangguan Hemostasis
Artikel ini akan membahas secara komprehensif mengenai perbedaan keduanya, contoh pemeriksaan yang termasuk dalam masing-masing kategori, dan alur pelaporannya sesuai standar laboratorium klinik.
Apa Itu Nilai Kritis
Nilai kritis (critical value) adalah hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan kondisi pasien berada dalam situasi mengancam jiwa dan memerlukan tindakan medis segera. Nilai ini berbeda dari nilai rujukan normal dan memerlukan pelaporan langsung ke dokter penanggung jawab.
Contoh pemeriksaan dengan nilai kritis:
- Glukosa darah < 40 mg/dL atau > 500 mg/dL
- Kalium serum < 2,5 mmol/L atau > 6,5 mmol/L
- Natrium < 120 mmol/L atau > 160 mmol/L
- Hemoglobin < 5 g/dL atau > 20 g/dL
- Trombosit < 20.000/mm³
- INR > 5
- pH darah < 7,1 atau > 7,6
Apa Itu Pemeriksaan STAT
STAT berasal dari bahasa Latin statim yang berarti segera. Dalam laboratorium, pemeriksaan STAT mengacu pada uji yang harus diprioritaskan dan diselesaikan dalam waktu sesingkat mungkin (umumnya dalam <1 jam), namun tidak selalu menunjukkan nilai kritis.
Contoh pemeriksaan STAT:
- Pemeriksaan golongan darah dan crossmatch untuk operasi darurat
- Analisa gas darah (AGD) pada pasien ICU
- Troponin I/T pada dugaan infark miokard
- Pemeriksaan elektrolit (Na, K, Cl) pada pasien gawat
- Hemoglobin cepat pada kasus perdarahan akut
- Urinalisa pada kecurigaan infeksi saluran kemih
Perbedaan Utama antara Nilai Kritis dan STAT
Aspek | Nilai Kritis | STAT |
---|---|---|
Definisi | Nilai laboratorium yang mengindikasikan kondisi gawat yang membahayakan jiwa | Pemeriksaan laboratorium yang diminta untuk dikerjakan secepatnya |
Tujuan | Memberi peringatan medis terhadap hasil abnormal ekstrem | Memberi hasil cepat untuk penanganan pasien |
Alur Pelaporan | Wajib dilaporkan langsung ke dokter secara verbal/tertulis | Dilaporkan sesuai prosedur cepat, tetapi tidak wajib nilai abnormal |
Contoh Pemeriksaan | Kalium, glukosa, Hb, INR, gas darah (dengan nilai ekstrem) | Troponin, golongan darah, urinalisa cepat, Hb sebelum operasi |
Alur Pelaporan Nilai Kritis dan STAT di Laboratorium
1. Nilai Kritis
- Teknisi/laboran segera mengkonfirmasi hasil ke duplikat/pemeriksaan ulang (jika perlu).
- Hasil diverifikasi oleh analis senior/petugas verifikator.
- Hasil dilaporkan langsung via telepon atau verbal kepada tenaga medis penanggung jawab.
- Wajib dicatat dalam logbook nilai kritis (termasuk tanggal, waktu, penerima laporan, dan petugas yang menyampaikan).
Baca juga: Karakteristik Ukuran Bakteri Berkapsul, Penyakit yang Ditimbulkan, dan Strategi Pencegahan Efektif
2. Pemeriksaan STAT
- Permintaan STAT ditandai sejak awal pada formulir atau sistem LIS.
- Sampel diproses dengan prioritas dibandingkan sampel reguler.
- Hasil diperoleh dalam rentang waktu maksimal sesuai SOP (umumnya <60 menit).
- Hasil dicetak/dikirim ke ruang perawatan atau langsung ke dokter.
Post a Comment