Uji Waktu Perdarahan Metode Ivy: Prosedur, Syarat, dan Peranannya dalam Deteksi Dini Gangguan Hemostasis
INFOLABMED.COM – Dalam dunia laboratorium klinik, bleeding time metode Ivy masih menjadi salah satu metode klasik yang digunakan untuk menilai fungsi hemostasis primer, terutama fungsi trombosit dan integritas dinding pembuluh darah.
Meskipun sudah banyak digantikan oleh teknologi yang lebih modern seperti PFA-100, metode ini tetap memiliki tempat di beberapa laboratorium sebagai pemeriksaan awal yang cukup informatif untuk skrining gangguan perdarahan ringan.
Baca Juga: Free Erythrocyte Protoporphyrin (FEP): Penanda Penting untuk Gangguan Metabolisme Zat Besi dan Keracunan Timbal
Apa Itu Bleeding Time Metode Ivy?
Bleeding time metode Ivy adalah pemeriksaan yang mengukur waktu yang dibutuhkan untuk menghentikan perdarahan setelah dibuat sayatan dangkal standar pada kulit lengan bawah. Berbeda dengan metode Duke yang menggunakan tusukan kecil, metode Ivy lebih terkontrol karena menggunakan tekanan darah tertentu melalui pemasangan manset, sehingga aliran darah yang diuji lebih seragam dan hasilnya lebih konsisten.
Syarat Pemeriksaan
Untuk mendapatkan hasil yang akurat, pemeriksaan bleeding time metode Ivy perlu memenuhi beberapa syarat berikut:
- Pasien tidak mengonsumsi obat-obatan antiplatelet seperti aspirin atau NSAID minimal 7 hari sebelum pemeriksaan.
- Tekanan darah pasien dalam keadaan normal, dan manset harus dipasang dengan tekanan 40 mmHg.
- Area kulit tempat sayatan harus bebas dari kelainan atau infeksi.
- Pemeriksaan dilakukan oleh petugas yang terlatih menggunakan timer dan kertas saring steril.
Prosedur Pemeriksaan
Langkah-langkah pemeriksaan bleeding time metode Ivy dilakukan sebagai berikut:
- Pasang manset di lengan atas dan atur tekanan sebesar 40 mmHg.
- Buat sayatan selebar 5 mm dengan kedalaman 1 mm pada sisi volar lengan bawah.
- Setiap 30 detik, serap darah yang keluar menggunakan kertas saring tanpa menyentuh luka.
- Catat waktu dari awal sayatan hingga perdarahan berhenti sepenuhnya.
- Rentang waktu normal berkisar antara 2 hingga 9 menit, tergantung pada referensi laboratorium yang digunakan.
Indikasi dan Penggunaan Klinis
Pemeriksaan ini umumnya digunakan untuk menilai gangguan hemostasis primer yang tidak selalu ditandai dengan perubahan jumlah trombosit. Beberapa kondisi yang dapat dideteksi antara lain:
Kondisi Klinis | Keterangan |
---|---|
Trombositopati | Fungsi trombosit terganggu meskipun jumlahnya normal |
Penyakit von Willebrand | Gangguan adhesi trombosit terhadap kolagen |
Trombositopenia ringan | Jumlah trombosit menurun → waktu perdarahan memanjang |
Efek obat (aspirin, NSAID) | Menurunkan kemampuan agregasi trombosit |
Vaskulopati | Gangguan pada integritas pembuluh darah kecil |
Kelebihan dan Keterbatasan
Kelebihan:
- Menilai langsung fungsi trombosit secara fisiologis di dalam tubuh.
- Tidak membutuhkan alat canggih atau sistem otomatis.
- Masih berguna sebagai metode skrining awal untuk perdarahan ringan.
Keterbatasan:
- Hasil sangat bergantung pada keterampilan operator (variabilitas tinggi).
- Tidak mampu mengidentifikasi secara spesifik jenis kelainan.
- Rentan terhadap kesalahan teknis saat pengambilan dan pembacaan.
- Telah banyak tergantikan oleh metode yang lebih akurat seperti PFA-100 atau aggregometry otomatis.
Post a Comment