Mekanisme Pembentukan Bilirubin dari Awal hingga Ekskresi

Table of Contents

INFOLABMED.COM – Bilirubin adalah produk akhir dari pemecahan hemoglobin yang terjadi di dalam tubuh, terutama saat sel darah merah mengalami penghancuran secara fisiologis. 

Proses ini penting karena berkaitan langsung dengan fungsi hati dan sistem ekskresi. 

Baca juga: Cara Menggunakan Sliding Microtome yang Benar untuk Hasil Irisan Histologi Presisi Tinggi

Pemahaman tentang mekanisme pembentukan bilirubin sangat vital, terutama bagi praktisi laboratorium, tenaga medis, dan mahasiswa di bidang kesehatan.

Apa Itu Bilirubin?

Bilirubin adalah pigmen berwarna kuning kecoklatan yang berasal dari pemecahan heme, komponen utama dari hemoglobin. Pigmen ini kemudian diangkut ke hati untuk diproses lebih lanjut dan akhirnya dibuang dari tubuh melalui empedu.

Mekanisme Pembentukan Bilirubin

Proses pembentukan bilirubin melalui beberapa tahap utama:

1. Hemolisis dan Pelepasan Heme

Sel darah merah (eritrosit) memiliki masa hidup sekitar 120 hari. Setelah melewati masa ini, eritrosit akan dihancurkan oleh sistem retikuloendotelial (khususnya di limpa dan hati). Hemoglobin yang dilepaskan dari eritrosit kemudian dipecah menjadi dua komponen: globin dan heme.

2. Konversi Heme menjadi Biliverdin

Enzim heme oxygenase mengkatalisis reaksi oksidasi heme menjadi biliverdin, suatu pigmen hijau. Proses ini juga menghasilkan karbon monoksida (CO) dan ion besi (Fe²⁺) bebas.

3. Reduksi Biliverdin menjadi Bilirubin Tak Terkonjugasi

Biliverdin kemudian direduksi oleh enzim biliverdin reductase menjadi bilirubin tak terkonjugasi (juga dikenal sebagai bilirubin indirek). Bentuk ini larut dalam lemak dan bersirkulasi dalam darah terikat dengan albumin.

4. Transportasi ke Hati

Bilirubin tak terkonjugasi dibawa ke hati oleh albumin. Di dalam hati, bilirubin dilepaskan dari albumin dan ditangkap oleh hepatosit.

5. Konjugasi di Hati

Dalam hepatosit, bilirubin tak terkonjugasi mengalami proses konjugasi dengan asam glukuronat oleh enzim UDP-glucuronosyltransferase, menjadi bilirubin terkonjugasi (bilirubin direk), yang larut dalam air.

6. Ekskresi melalui Empedu

Bilirubin terkonjugasi diekskresikan ke dalam kanalikuli empedu dan selanjutnya menuju usus melalui saluran empedu. Di usus, sebagian bilirubin akan dikonversi oleh bakteri menjadi urobilinogen dan stercobilinogen, yang memberikan warna khas pada feses.

7. Reabsorpsi dan Ekskresi Urin

Sebagian kecil urobilinogen diserap kembali ke dalam sirkulasi portal dan diekskresikan melalui urin sebagai urobilin, memberi warna kuning pada urin.

Baca juga: Pentingnya Kode Etik Ahli Teknologi Laboratorium Medik dalam Menjaga Profesionalisme dan Integritas

Pentingnya Pemeriksaan Bilirubin

Pemeriksaan kadar bilirubin, baik total, direk, maupun indirek, sangat penting dalam diagnosis gangguan hati, hemolitik, dan neonatal jaundice. Ketidakseimbangan dalam proses pembentukan atau ekskresi bilirubin dapat menyebabkan ikterus (jaundice) yang terlihat pada kulit dan sklera mata.

Follow Media Sosial Infolabmed.com melalui chanel Telegram Link, Facebook Link, Twitter/X Link, dan Instagram Link. Berikan DONASI terbaikmu untuk perkembangan website infolabmed.com melalui Donasi via DANA Link.***

Nadya Septriana
Nadya Septriana Halo, saya Nadya Septriana seorang Ahli Tenaga Laboratorium Medik (ATLM) yang gemar menulis konten seputar laboratorium dan kesehatan. Lewat tulisan, saya ingin membantu pembaca lebih memahami topik medis dengan cara yang mudah dipahami. Hope u like it and find it helpful!

Post a Comment