Macam-Macam Pengawet Feses dan Cara Penggunaannya

Table of Contents

INFOLABMED.COM – Dalam dunia laboratorium klinik, kualitas sampel sangat menentukan akurasi hasil pemeriksaan. 

Salah satu jenis sampel biologis yang umum dianalisis adalah feses, yang sering kali membutuhkan bahan pengawet untuk mempertahankan stabilitas komponen di dalamnya. 

Baca juga: Pemahaman Klinis Interpretasi Hasil Golongan Darah dan Prosedur Pemeriksaannya dalam Praktik Laboratorium

Pemilihan jenis pengawet dan teknik penggunaannya tidak bisa sembarangan, karena dapat memengaruhi keberhasilan diagnosis penyakit, terutama pada pemeriksaan parasitologi, mikrobiologi, dan kimia feses.

Pengantar Pengawetan Feses

Sampel feses bersifat cepat terdegradasi jika tidak segera diperiksa. Oleh karena itu, penggunaan pengawet menjadi solusi utama dalam menjaga kualitas sampel selama proses pengiriman atau penyimpanan sebelum analisis dilakukan. Beberapa pengawet memiliki fungsi spesifik tergantung jenis pemeriksaan yang akan dilakukan.

Macam Macam Pengawet Feses dan Cara Menggunakannya

Berikut ini beberapa jenis pengawet feses yang umum digunakan beserta cara penggunaannya berdasarkan referensi laboratorium medis:

1. Formalin (Formaldehyde 10%)

  • Fungsi: Mengawetkan bentuk telur parasit, larva, dan protozoa.
  • Cara Penggunaan: Campurkan 1 bagian feses dengan 3 bagian larutan formalin dalam wadah steril. Kocok perlahan untuk homogenisasi. Cocok untuk metode pengapungan dan sedimentasi.
  • Catatan: Tidak cocok untuk pemeriksaan antigen atau PCR karena dapat merusak DNA.

2. PVA (Polyvinyl Alcohol) Fixative

  • Fungsi: Stabil dalam jangka panjang dan sangat baik untuk pengamatan mikroskopik protozoa dalam sediaan permanen.
  • Cara Penggunaan: Feses segar dicampurkan langsung ke dalam botol berisi PVA dengan perbandingan 1:3. Gunakan aplikator steril untuk memastikan homogenitas.
  • Catatan: Mengandung merkuri atau zat toksik lainnya, perlu penanganan hati-hati dan prosedur limbah khusus.

3. SAF (Sodium Acetate Acetic Acid Formalin)

  • Fungsi: Alternatif yang lebih aman dari PVA, digunakan untuk pewarnaan trichrome.
  • Cara Penggunaan: Campurkan feses dengan SAF dalam rasio 1:3. Simpan pada suhu kamar atau kulkas.
  • Catatan: Dapat digunakan untuk sedimentasi dan pewarnaan permanen, cocok untuk diagnostik parasit.

4. Cary Blair Medium

  • Fungsi: Digunakan untuk pengawetan bakteri enterik seperti SalmonellaShigella, dan Vibrio.
  • Cara Penggunaan: Feses segar dimasukkan ke dalam tabung transport Cary Blair. Jangan mengisi terlalu penuh agar oksigen tetap ada.
  • Catatan: Cocok untuk transportasi jarak jauh. Simpan dalam suhu dingin 2–8°C.

5. Buffered Glycerol Saline

  • Fungsi: Untuk penyimpanan sementara sampel feses dalam pemeriksaan virologi.
  • Cara Penggunaan: Campurkan feses dengan larutan ini dalam tabung steril. Simpan dalam suhu dingin.
  • Catatan: Tidak cocok untuk kultur bakteri.

6. Alcohol 70%

  • Fungsi: Digunakan untuk pengawetan DNA mikroorganisme dalam feses, cocok untuk pemeriksaan molekuler.
  • Cara Penggunaan: Larutkan feses dalam alkohol dalam tabung steril. Tutup rapat dan simpan pada suhu dingin.
  • Catatan: Tidak direkomendasikan untuk mikroskopi atau kultur karena sifat dehidrasinya.

Prinsip Umum dalam Penggunaan Pengawet Feses

  1. Gunakan wadah steril dan tertutup rapat.
  2. Tandai setiap sampel dengan identitas pasien, tanggal, dan jenis pengawet.
  3. Campurkan feses dan pengawet segera setelah pengambilan sampel untuk menghindari degradasi.
  4. Simpan sesuai suhu yang dianjurkan oleh pengawet.
  5. Hindari kontaminasi silang dengan menggunakan alat bantu sekali pakai.

Follow Media Sosial Infolabmed.com melalui chanel Telegram Link, Facebook Link, Twitter/X Link, dan Instagram Link. Berikan DONASI terbaikmu untuk perkembangan website infolabmed.com melalui Donasi via DANA Link.***

Nadya Septriana
Nadya Septriana Halo, saya Nadya Septriana seorang Ahli Tenaga Laboratorium Medik (ATLM) yang gemar menulis konten seputar laboratorium dan kesehatan. Lewat tulisan, saya ingin membantu pembaca lebih memahami topik medis dengan cara yang mudah dipahami. Hope u like it and find it helpful!

Post a Comment