Leukosit Pada Feses Menjadi Penanda Klinis Penting Infeksi dan Peradangan Saluran Cerna

Table of Contents

INFOLABMED.COM – Kehadiran leukosit pada feses merupakan temuan penting dalam pemeriksaan laboratorium tinja yang sering digunakan untuk mendeteksi infeksi atau peradangan di saluran cerna. 

Leukosit atau sel darah putih berfungsi sebagai garis pertahanan utama tubuh terhadap infeksi. 

Baca juga: Memahami Prosedur Rumple Leede untuk Deteksi Kerapuhan Kapiler

Saat ditemukan dalam tinja, hal ini menunjukkan adanya proses inflamasi atau infeksi aktif dalam usus.

Pengertian dan Signifikansi Klinis

Dalam kondisi normal, tinja tidak mengandung leukosit dalam jumlah signifikan. Jika leukosit ditemukan dalam jumlah yang meningkat, hal ini bisa mengarah pada berbagai kondisi medis, antara lain:

  • Infeksi bakteri seperti Salmonella, Shigella, Campylobacter, atau Escherichia coli
  • Penyakit radang usus seperti Kolitis Ulseratif dan Penyakit Crohn
  • Infeksi parasit tertentu
  • Infeksi Clostridium difficile, terutama setelah penggunaan antibiotik

Prosedur Pemeriksaan

Pemeriksaan leukosit pada feses dilakukan dengan metode mikroskopik, menggunakan pewarnaan sederhana seperti metilen biru atau teknik pewarnaan Gram. Sediaan langsung dari feses segar akan diperiksa untuk mendeteksi keberadaan sel darah putih.

Hasil pemeriksaan dapat dicatat sebagai:

  • Positif (+) untuk keberadaan leukosit
  • Negatif (–) jika tidak ditemukan
  • Atau dengan estimasi jumlah per lapang pandang (LP)

Hubungan dengan Gejala Klinis

Kehadiran leukosit dalam tinja seringkali berhubungan dengan gejala seperti:

  • Diare berdarah atau berlendir
  • Nyeri perut bagian bawah
  • Demam
  • Penurunan berat badan

Dalam kasus seperti ini, hasil pemeriksaan feses akan dikombinasikan dengan tes lanjutan seperti:

  • Kultur feses untuk identifikasi bakteri patogen
  • Tes antigen atau PCR untuk infeksi spesifik
  • Pemeriksaan darah (CRP, LED)
  • Endoskopi bila dicurigai penyakit radang usus

Deteksi Dini dan Penanganan

Deteksi dini leukosit pada feses membantu membedakan antara diare inflamatorik (karena infeksi invasif atau radang usus) dengan diare non-inflamatorik (misalnya akibat virus). Hal ini penting untuk menentukan terapi yang tepat dan menghindari penggunaan antibiotik yang tidak perlu.

Follow Media Sosial Infolabmed.com melalui chanel Telegram Link, Facebook Link, Twitter/X Link, dan Instagram Link. Berikan DONASI terbaikmu untuk perkembangan website infolabmed.com melalui Donasi via DANA Link.***

Nadya Septriana
Nadya Septriana Halo, saya Nadya Septriana seorang Ahli Tenaga Laboratorium Medik (ATLM) yang gemar menulis konten seputar laboratorium dan kesehatan. Lewat tulisan, saya ingin membantu pembaca lebih memahami topik medis dengan cara yang mudah dipahami. Hope u like it and find it helpful!

Post a Comment