Polymerase Chain Reaction (PCR): Teknik Amplifikasi DNA untuk Diagnosis Modern

Table of Contents

Polymerase Chain Reaction (PCR) Teknik Amplifikasi DNA untuk Diagnosis Modern

INFOLABMED.COM - Polymerase Chain Reaction (PCR) adalah teknik revolusioner dalam biologi molekuler yang memungkinkan amplifikasi (penggandaan) sekuens DNA spesifik secara eksponensial dalam waktu singkat. 

Ditemukan oleh Kary Mullis pada 1983, teknik ini telah mengubah wajah diagnostik modern dengan sensitivitas dan kecepatannya yang luar biasa.

Baca juga : Southern Blotting: Teknik Analisis DNA untuk Diagnosis Kelainan Genetik

Detection of residual leukaemia using PCR. Patients 1 and 2 have undergone  chemotherapy, but as can be seen (arrow), there is still some leukaemia-specific DNA  sequence present, i.e. they have minimal residual disease.
Detection of residual leukaemia using PCR. Patients 1 and 2 have undergone
chemotherapy, but as can be seen (arrow), there is still some leukaemia-specific DNA
sequence present, i.e. they have minimal residual disease.

Prinsip Dasar PCR

PCR bekerja dengan meniru proses replikasi DNA alami melalui tiga tahap berulang:

  1. Denaturasi: DNA dipanaskan (94-98°C) untuk memisahkan untai ganda
  2. Annealing: Primer menempel pada sekuens target (50-65°C)
  3. Elongasi: Taq polymerase mensintesis DNA baru (72°C)

Proses ini diulang 25-40 siklus, menghasilkan jutaan kopi DNA target.

Keunggulan PCR

  • Sensitifitas tinggi: Dapat mendeteksi DNA dari satu sel
  • Cepat: Hasil dalam 2-3 jam vs metode konvensional yang butuh minggu
  • Fleksibel: Bekerja dengan DNA terdegradasi (contoh: sampel forensik tua)
  • Serbaguna: Aplikasi luas dari kedokteran hingga arkeologi

Keterbatasan PCR

  • Risiko kontaminasi: Partikel DNA di udara dapat menyebabkan false positive
  • Perlu pengetahuan sekuens target: Untuk desain primer spesifik
  • Biaya alat: Meskipun semakin terjangkau

Prosedur PCR (Secara Singkat)

  1. Sampel: DNA dari darah, jaringan, atau mikroorganisme
  2. Sistem Reaksi:
    • Primer spesifik
    • Taq polymerase
    • Deoxynucleotide (dNTPs)
    • Buffer reaksi
  3. Proses:
    • DNA denaturasi
    • Hibridisasi primer
    • Sintesis DNA baru
  4. Analisis:
    • Elektroforesis gel untuk visualisasi
    • Deteksi produk PCR
PCR amplification method. ( Saiki RK. Primer-directed enzymatic amplification of DNA with a thermostable DNA polymerase.
Science 1988; 239: 487–91 (classic PCR method paper).

Aplikasi PCR dalam Diagnostik

  • Onkologi: Deteksi mutasi gen kanker
  • Hematologi: Diagnosis thalassemia, sickle cell anemia
  • Infeksi: Deteksi HIV, TB, COVID-19
  • Forensik: Analisis sidik jari DNA
  • Penelitian: Ekspresi gen (qPCR untuk mRNA)

Baca juga : Laboratory Methods: Teknik-Teknik Penting dalam Diagnosis Medis Modern

Perkembangan Teknologi PCR

  • Real-time PCR: Memantau amplifikasi secara real-time
  • Digital PCR: Pengukuran kuantitatif lebih akurat
  • Multiplex PCR: Deteksi multi-target sekaligus

Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***

Rachma Amalia Maharani
Rachma Amalia Maharani Halo saya lulusan Teknologi Laboratorium Medik yang memiliki ketertarikan besar pada dunia kesehatan dan laboratorium klinik. Berpengalaman dalam praktik laboratorium selama masa studi dan magang, terbiasa bekerja secara teliti, disiplin, dan bertanggung jawab. Saya juga aktif mengembangkan diri melalui pembelajaran mandiri. I am looking for opportunities to contribute further to the health industry to be able to apply the knowledge and interests that I have. Let's connect on Linkedin in my Portfolio https://rachma-mlt.framer.website/

Post a Comment