Komponen Jejaring Laboratorium Mikroskopis TBC: Struktur dan Fungsinya dalam Diagnosis Tuberkulosis
INFOLABMED.COM - Jejaring laboratorium mikroskopis TBC di Indonesia memegang peran penting dalam penegakan diagnosis dan pemantauan pengobatan tuberkulosis.
Artikel ini akan menguraikan komponen jejaring laboratorium mikroskopis TBC beserta tugas dan fungsinya dalam sistem kesehatan nasional.
Baca juga : Peran Pemeriksaan Mikroskopis dalam Kebijakan Penanggulangan TBC di Indonesia
Komponen Utama Jejaring Laboratorium Mikroskopis TBC
1. Fasilitas Kesehatan (Fasyankes) Mikroskopis TBC
Fasyankes mikroskopis merupakan ujung tombak dalam pemeriksaan TBC, meliputi:
- Jenis Fasilitas: Puskesmas, rumah sakit, dan laboratorium (pemerintah/swasta)
- Fungsi:
- Melakukan pembuatan, pewarnaan, dan pembacaan sediaan dahak
- Menerima rujukan dari Fasyankes Satelit
- Melakukan pencatatan dan pelaporan (form TBC 04, 05, 06)
- Persyaratan:
- Melayani minimal 100.000 populasi
- Memiliki 1 analis kesehatan terlatih
- Ruangan dan fasilitas memenuhi standar
2. Fasyankes Satelit
Berperan sebagai pendukung dengan tugas:
- Fungsi: Membuat sediaan dahak dan merujuk ke Fasyankes Mikroskopis
- Mekanisme Peningkatan Status:
- Evaluasi oleh dinas kesehatan
- Uji silang sebagai syarat perubahan status
3. Laboratorium Rujukan Intermediet (LRI)
Sebagai penjamin mutu di tingkat kabupaten/kota:
- Persyaratan:
- Minimal 2 analis kesehatan terlatih
- 2 mikroskop binokuler
- Lulus tes panel 3 kali berturut-turut
- Tugas:
- Melakukan uji silang
- Membina jejaring laboratorium wilayah
4. Laboratorium Rujukan Provinsi (LRP)
Bertanggung jawab di tingkat provinsi:
- Persyaratan:
- Minimal 3 analis kesehatan
- 5 mikroskop binokuler
- Fungsi Khusus:
- Pembinaan teknis ke LRI
- Koordinasi dengan dinas kesehatan provinsi
5. Laboratorium Rujukan Nasional (LRN)
Berpusat di Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat dengan tugas:
- Tanggung Jawab:
- Pemetaan jejaring laboratorium nasional
- Pengembangan pedoman teknis
- Kerjasama internasional
Pentingnya Pemantapan Mutu
Setiap komponen wajib mengikuti:
- Pemantapan Mutu Internal (PMI)
- Pemantapan Mutu Eksternal (PME) melalui uji silang
Baca juga : Kebijakan Penanggulangan TBC di Indonesia: Strategi, Tantangan, dan Peran Masyarakat
Jejaring laboratorium mikroskopis TBC di Indonesia didesain secara berjenjang untuk menjamin kualitas diagnosis. Kolaborasi antar komponen ini menjadi kunci sukses program eliminasi TBC 2030.
Follow Media Sosial Infolabmed.com melalui Telegram, Facebook, dan Twitter/X. Dukung pengembangan website kami via Donasi DANA.***
Post a Comment