Fibreoptic Bronchoscopy: Prosedur Penting untuk Diagnosis Gangguan Paru

Table of Contents
Fibreoptic Bronchoscopy: Prosedur Penting untuk Diagnosis Gangguan Paru


INFOLABMED.COM – Fibreoptic bronchoscopy (bronkoskopi fleksibel) adalah prosedur medis yang digunakan untuk memeriksa saluran pernapasan dan mengambil sampel jaringan paru. 

Teknik ini membantu dokter mendiagnosis berbagai kondisi, mulai dari infeksi hingga kanker paru.

Baca juga : Mengenal Lung Scan (Ventilation/Perfusion Scan, V/Q Scan): Pemeriksaan Penting untuk Deteksi Emboli Paru

Indikasi Klinis Fibreoptic Bronchoscopy

Prosedur ini direkomendasikan untuk:

  • Hemoptisis persisten (batuk darah).
  • Kecurigaan tumor paru (untuk biopsi dan penentuan stadium).
  • Infeksi paru (mengidentifikasi penyebab infeksi dan kekambuhan).
  • Penyakit paru interstisial (ILD) seperti sarkoidosis dan pneumonitis hipersensitivitas, melalui:
    • Bronchoalveolar lavage (BAL) untuk analisis sitologi.
    • Endobronchial biopsy (EBB) dan transbronchial lung biopsy (TBLB).

Persiapan Sebelum Prosedur

Sebelum bronkoskopi, pasien perlu menjalani beberapa pemeriksaan:

  • Rontgen dada (CXR).
  • Tes darah (FBC, koagulasi).
  • Spirometri (untuk pasien dengan obstruksi saluran napas).
  • Pulse oximetry & analisis gas darah (ABG) jika ada hipoksemia.

Prosedur Fibreoptic Bronchoscopy

  1. Puasa 6 jam untuk makanan padat dan 3 jam untuk cairan.
  2. Pasien berbaring dengan posisi 45°, diberikan sedasi (midazolam/alfentanil) dan anestesi lokal (lidocaine).
  3. Bronkoskop dimasukkan melalui hidung atau mulut dengan pelumas lidocaine.
  4. Dokter memeriksa saluran napas, mengambil sampel (biopsi, brushings, atau BAL).

Kontraindikasi

Prosedur ini tidak dianjurkan untuk pasien dengan:

  • Risiko dekompensasi jantung/paru (serangan jantung baru, gagal jantung, hipertensi paru).
  • Gangguan pembekuan darah (pengguna antikoagulan, trombositopenia).
  • PPOK berat yang berisiko jika diberikan sedasi.

Hasil yang Dapat Diperoleh

  • Pemeriksaan visual saluran napas hingga tingkat subsegmental.
  • Biopsi & sitologi untuk mendeteksi tumor atau ILD.
  • BAL & bronchial washings (BW) untuk analisis mikrobiologi (infeksi bakteri, jamur, virus).

Kelebihan Dibanding Tes Lain

  • Non-bedah & minim invasif.
  • Cepat & relatif murah.
  • Dapat digunakan untuk terapi (membersihkan sumbatan lendir atau darah).

Efek Samping & Komplikasi

  • Pneumotoraks (setelah biopsi transbronkial).
  • Perdarahan.
  • Hipoksemia.
  • Demam pasca-BAL (biasanya sembuh dalam beberapa jam).

Baca juga : Alpha-1 Antitrypsin: Tes Penting untuk Diagnosis Penyakit Paru dan Hati Genetik

Keterbatasan

  • Hanya melihat saluran napas proksimal.
  • Biopsi mungkin tidak adekuat atau dari area nekrotik.
  • Membutuhkan ahli sitologi untuk analisis yang akurat.

Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***

Rachma Amalia Maharani
Rachma Amalia Maharani Halo saya lulusan Teknologi Laboratorium Medik yang memiliki ketertarikan besar pada dunia kesehatan dan laboratorium klinik. Berpengalaman dalam praktik laboratorium selama masa studi dan magang, terbiasa bekerja secara teliti, disiplin, dan bertanggung jawab. Saya juga aktif mengembangkan diri melalui pembelajaran mandiri. I am looking for opportunities to contribute further to the health industry to be able to apply the knowledge and interests that I have. Let's connect on Linkedin in my Portfolio https://rachma-mlt.framer.website/

Post a Comment