Deteksi Dini Melalui FEP: Jejak Protoporfirin Bebas pada Sel Darah Merah
INFOLABMED.COM – Berdasarkan tinjauan keilmuan dan publikasi klinis teranyar, free erythrocyte protoporphyrin (FEP) atau protoporfirin bebas eritrosit semakin diakui sebagai indikator dini gangguan hematologi, seperti defisiensi besi, keracunan timbal, serta porfiria eritropoietik
Tes free erythrocyte protoporphyrin (FEP) merupakan metode hematofluorometrik yang digunakan untuk mengukur kadar protoporfirin bebas di dalam sel darah merah.
Baca Juga: Waspadai Bahaya "Lead" pada Anak: Logam Berat Berbahaya yang Sering Tak Disadari
FEP berguna dalam mengklasifikasikan anemia mikrositik—terutama diferensiasi antara defisiensi besi dan talasemia—well-detailed dan dapat diakses laboratorium klinis.
🔍 Prinsip dan Klinis Signifikansi
Asal Protoporfirin Protoporfirin adalah prekursor heme yang seharusnya mengikat zat besi melalui enzim ferrochelatase. Namun saat besi tidak tersedia (seperti pada defisiensi besi atau adanya timbal yang menghambat enzim), protoporfirin menggantikan dengan seng atau bebas, sehingga terkumpul di eritrosit.
Fungsi Diagnostik Tes FEP membantu mendeteksi kondisi berikut:
- Defisiensi besi sebelum terjadi anemia.
- Keracunan timbal, karena timbal menghambat ferrochelatase dan meningkatkan protoporfirin dalam sel darah.
- Porfiria eritropoietik (EPP), ditandai oleh peningkatan FEP/EP signifikan dan gangguan sintesis heme.
📈 Aplikasi Klinis dan Interpretasi
- Anemia Mikrositik Tes FEP mengklasifikasikan 83–90% kasus anemia mikrositik (iron deficiency vs. hemoglobinopati) secara andal
- Defisiensi Besi Dini FEP mampu mengidentifikasi defisiensi zat besi sebelum penurunan hemoglobin maupun hematokrit .
- Keracunan Timbal Tanda risiko keracunan timbal jika FEP > 79–100 µg/dL dikaitkan dengan kadar timbal darah >25 µg/dL
- Porfiria Eritropoietik Kadar FEP sangat tinggi akibat disfungsi ferrochelatase—membantu diagnosis EPP dan X‑linked dominant protoporphyria
⚙️ Keunggulan dan Batasan

🔬 Protokol Tes
- Pengambilan darah dari sel darah merah (washed RBC) atau whole blood.
- Pengukuran dilakukan menggunakan hematofluorimeter atau spektrofluorometrik.
- Hasil > 80 µg/dL merujuk ke nilai abnormal dan perlu interpretasi selanjutnya
FEP adalah alat diagnostik awal yang powerful dan efisien untuk mendeteksi gangguan hematologi seperti defisiensi zat besi, keracunan timbal, dan porfiria.
Baca Juga: Mengenal Tes Free Erythrocyte Protoporphyrin (FEP): Deteksi Anemia dan Paparan Timbal Kronis
Meskipun sensitif, tes ini perlu dikombinasikan dengan pemeriksaan tambahan untuk validasi akhir.
Dengan adopsi hematofluorometri, FEP dapat menjadi langkah awal screening hematologi yang andal.
Post a Comment