Acute Phase Proteins (CRP, ESR, SAA): Fungsi, Nilai Normal, dan Interpretasi Hasil Tes

Table of Contents

 

Acute Phase Proteins (CRP, ESR, SAA): Fungsi, Nilai Normal, dan Interpretasi Hasil Tes

INFOLABMED.COM - Acute phase proteins (CRP, ESR, SAA) adalah protein yang diproduksi oleh hati sebagai respons terhadap peradangan atau infeksi. 

Tes ini sering digunakan dalam diagnosis dan pemantauan berbagai kondisi medis. 

Baca juga : Biochemical Tests: Jenis, Fungsi, dan Perannya dalam Diagnosis Penyakit Infeksi

Mari kita bahas lebih dalam tentang fungsi, nilai normal, dan interpretasi hasilnya.

Apa Itu Acute Phase Proteins?

Acute phase proteins meliputi:

  • C-reactive protein (CRP): Protein yang meningkat cepat saat terjadi peradangan.
  • Erythrocyte sedimentation rate (ESR): Mengukur kecepatan sel darah merah mengendap, dipengaruhi oleh fibrinogen.
  • Serum amyloid A (SAA): Protein yang juga meningkat saat inflamasi, tetapi tidak rutin diukur.

Satuan dan Nilai Normal

  • CRP: 0–6 mg/L
  • ESR: Bervariasi tergantung usia dan jenis kelamin (lihat panduan lab).
  • SAA: Tidak diukur secara rutin.

Prinsip Pengukuran

  • CRP dan SAA diukur menggunakan nephelometry atau turbidimetry.
  • ESR diukur berdasarkan kecepatan pengendapan sel darah merah dalam tabung khusus.

Kapan Tes Ini Dibutuhkan?

Tes acute phase proteins berguna untuk mendeteksi:

  • Infeksi akut dan kronis
  • Penyakit vaskulitis
  • Penyakit jaringan ikat (seperti lupus dan rheumatoid arthritis)

Interpretasi Hasil

CRP dan ESR memberikan informasi berbeda:

  • CRP seperti gula darah, naik cepat dalam beberapa jam setelah inflamasi dan turun cepat setelah pengobatan.
  • ESR seperti HbA1c, naik perlahan dan turun lambat karena dipengaruhi fibrinogen.

Contoh Interpretasi CRP:

  • <4–100 mg/L: Infeksi virus, SLE aktif, myeloma.
  • 100–200 mg/L: Infeksi bakteri, rheumatoid arthritis aktif.
  • >200 mg/L: Sepsis berat, vasculitis aktif.
  • >400 mg/L: Kondisi kritis (risiko kematian tinggi).

Catatan Khusus:

  • Pada SLE aktif, ESR tinggi tetapi CRP normal.
  • CRP dipengaruhi oleh interleukin-6 (IL-6) dan bisa meningkat pada myeloma.

Baca juga : Pentingnya Biochemical Tests dalam Diagnosis Infectious dan Tropical Diseases

Kesimpulan

Tes acute phase proteins (CRP, ESR, SAA) membantu dokter mendiagnosis dan memantau peradangan. Kombinasi CRP dan ESR memberikan informasi lebih akurat daripada hanya mengandalkan salah satunya.

Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***

Rachma Amalia Maharani
Rachma Amalia Maharani Halo saya lulusan Teknologi Laboratorium Medik yang memiliki ketertarikan besar pada dunia kesehatan dan laboratorium klinik. Berpengalaman dalam praktik laboratorium selama masa studi dan magang, terbiasa bekerja secara teliti, disiplin, dan bertanggung jawab. Saya juga aktif mengembangkan diri melalui pembelajaran mandiri. I am looking for opportunities to contribute further to the health industry to be able to apply the knowledge and interests that I have. Let's connect on Linkedin in my Portfolio https://rachma-mlt.framer.website/

Post a Comment