Pentingnya Biochemical Tests dalam Diagnosis Infectious dan Tropical Diseases
Table of Contents
INFOLABMED.COM - Biochemical tests memainkan peran krusial dalam diagnosis dan pemantauan berbagai penyakit infeksi dan tropis.
Tes ini membantu mengidentifikasi penyebab infeksi, menilai tingkat keparahan, serta memantau respons terapi. Berikut beberapa biochemical tests yang sering digunakan dalam praktik klinis:
Baca juga : OSTEOPOROSIS : Waspadai Gejala Osteoporosis Sejak Dini Dan Cara Pencegahannya - Fithrony Rizqika Catur Putra STIKes Nasional Surakarta
1. AFP (Alpha-Fetoprotein)
- Meningkat signifikan pada hepatocellular carcinoma yang terkait dengan infeksi HCV dan HBV.
- Kadar AFP jauh lebih tinggi dibandingkan kerusakan hati akibat penyebab lain.
2. Analisis Gas Darah (ABGs) dan CRP
- ABGs berguna untuk menilai sepsis dan pneumonia.
- CRP (C-reactive protein) meningkat pada infeksi bakteri dan menurun pada infeksi virus. Procalcitonin (PCT) juga dapat menjadi penanda yang berguna.
3. Ca-125 dan Kreatinin Fosfokinase (CPK)
- Ca-125 dapat memberikan hasil false positive pada tuberkulosis peritoneal.
- CPK meningkat pada infeksi Legionella pneumophila dan penggunaan obat HIV seperti zidovudine (AZT).
4. Metabolisme Glukosa dan Kadar Zat Besi
- Diabetes melitus sering dikaitkan dengan infeksi seperti TB. Tes glukosa puasa, OGTT, atau HbA1c dapat membantu diagnosis.
- Kadar besi serum dan TIBC (Total Iron-Binding Capacity) menurun pada defisiensi besi, misalnya akibat infeksi cacing tambang atau gastritis terkait H. pylori.
5. Laktat dan Fungsi Hati (LFTs)
- Kadar laktat meningkat pada sepsis berat dan toksisitas mitokondria terkait HIV.
- LFTs abnormal ditemukan pada hepatitis, leptospirosis, demam kuning, serta efek samping obat antimikroba.
6. Analisis Cairan Pleura dan Tes Kehamilan
- Rasio LDH, albumin, dan protein total membantu membedakan eksudat (indikasi infeksi).
- Beberapa infeksi seperti varicella, herpes genital, dan TB lebih berbahaya pada kehamilan.
7. Procalcitonin (PCT) dan Elektrolit
- PCT berguna untuk mendeteksi inflamasi akibat infeksi mikroba.
- Hiponatremia dapat terjadi pada Legionnaires’ disease, sepsis intrakranial, atau hipokortisolemia.
Baca juga : Biochemical Tests: Jenis, Fungsi, dan Perannya dalam Diagnosis Penyakit Infeksi
8. Tes Vitamin D
- Defisiensi vitamin D meningkatkan risiko TB dan mempersulit pengobatan karena hipokalsemia.
Biochemical tests menjadi alat vital dalam tatalaksana penyakit infeksi dan tropis. Dengan pemantauan yang tepat, dokter dapat memberikan terapi yang lebih efektif.
Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***
Post a Comment