Biochemical Tests: Jenis, Fungsi, dan Perannya dalam Diagnosis Penyakit Infeksi

Table of Contents

INFOLABMED.COM – Biochemical tests atau tes biokimia adalah serangkaian pemeriksaan laboratorium yang berperan penting dalam diagnosis, pemantauan, dan evaluasi berbagai penyakit infeksi. 

Tes ini mengukur kadar senyawa kimia dalam darah atau cairan tubuh lainnya untuk membantu dokter menentukan kondisi pasien secara akurat.

Baca juga : Dasar Teknik Laboratorium Klinik Edisi Ke-6 Barbara Dan Anna | Beberapa Tipe Laboratorium Klinik

Apa Itu Biochemical Tests?

Biochemical tests adalah pemeriksaan yang menganalisis komponen biokimia dalam tubuh, seperti enzim, protein, elektrolit, dan metabolit lainnya. 

Tes ini membantu mengidentifikasi kelainan fungsi organ, infeksi bakteri/virus, serta respons tubuh terhadap pengobatan.

Jenis-Jenis Biochemical Tests dan Fungsinya

1. Tes untuk Infeksi dan Peradangan

• CRP (C-Reactive Protein): Meningkat pada infeksi bakteri, berguna untuk memantau peradangan.
• Procalcitonin (PCT): Penanda spesifik infeksi bakteri berat dan sepsis.
• Lactate: Kadar tinggi menunjukkan sepsis atau gangguan metabolik.

2. Tes Fungsi Hati (LFT - Liver Function Tests)

• ALT & AST: Meningkat pada kerusakan hati akibat hepatitis atau obat.
• ALP (Alkaline Phosphatase): Naik pada obstruksi empedu atau infeksi hati.
• γGT (Gamma-Glutamyl Transferase): Sensitif untuk deteksi kerusakan hati akibat obat.
• Bilirubin: Membantu diagnosis penyebab jaundice (kuning).

3. Tes untuk Gangguan Metabolik

• Glukosa & HbA1c: Mendeteksi diabetes, yang sering terkait dengan infeksi seperti TB.
• Lipid Profile (Kolesterol & Trigliserida): Memantau efek toksisitas obat HIV.

4. Tes Penanda Tumor dan Infeksi Khusus

• AFP (Alpha-Fetoprotein): Meningkat signifikan pada kanker hati (hepatocellular carcinoma).
• Ca-125: Dapat meningkat pada tuberkulosis peritoneum (false positive).

5. Tes Elektrolit dan Hormon

• Natrium (Na+): Hiponatremia terkait legionnaires’ disease atau sepsis.
• Synacthen Test: Mengevaluasi fungsi adrenal pada pasien TB atau histoplasmosis.
• Vitamin D: Defisiensi meningkatkan risiko TB dan mempersulit pengobatan.

6. Tes Cairan Pleura (Pada Infeksi Paru)

• LDH, Protein, Amilase: Membantu membedakan eksudat (infeksi/TB) dari transudat.

Kapan Biochemical Tests Dibutuhkan?

• Diagnosis awal infeksi (bakteri, virus, parasit).
• Pemantauan respons terapi (misal: pengobatan TB, hepatitis).
• Skrining komplikasi (sepsis, gangguan hati/ginjal).
• Evaluasi kondisi kronis (diabetes, defisiensi nutrisi).

Keunggulan Biochemical Tests

• Cepat dan akurat dalam mendeteksi kelainan metabolik.
• Dapat memandu terapi (misal: CRP tinggi → butuh antibiotik).
• Membantu diagnosis banding (misal: bedakan infeksi bakteri vs virus).

Keterbatasan Biochemical Tests

• Tidak spesifik: Hasil abnormal bisa disebabkan oleh berbagai kondisi.
• Perlu konfirmasi: Hasil harus dikaitkan dengan gejala dan tes lain.
• False positive/negative: Misal, Ca-125 bisa naik bukan hanya karena kanker.

Baca juga : Yuk Kenali Berbagai Jenis Tes Laboratorium dan Manfaatnya!

Kesimpulan

Biochemical tests merupakan alat diagnostik esensial dalam dunia medis. Pemahaman yang baik tentang jenis tes dan interpretasi hasilnya membantu dokter dalam menegakkan diagnosis dan menentukan terapi yang tepat.

Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***