Sputum Culture and Sensitivity (Sputum C & S): Panduan Lengkap untuk Diagnosis Infeksi Saluran Pernapasan
INFOLABMED.COM – Sputum Culture and Sensitivity (Sputum C & S) adalah tes diagnostik yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri, jamur, parasit, atau virus penyebab infeksi saluran pernapasan bawah.
Tes Sputum Culture and Sensitivity (Sputum C & S) membantu dokter menentukan pengobatan yang tepat berdasarkan hasil kultur dan uji sensitivitas antibiotik.
Baca juga : Pemeriksaan Spesimen Sputum dan Swab Tenggorokan | Menurut W.H.O
Apa Itu Sputum Culture and Sensitivity?
Sputum C & S adalah pemeriksaan laboratorium yang menganalisis sampel dahak untuk mendeteksi mikroorganisme patogen.
Tes Sputum Culture and Sensitivity (Sputum C & S) sangat penting dalam diagnosis pneumonia, tuberkulosis (TBC), dan infeksi saluran pernapasan lainnya.
Namun, hasilnya bisa tidak akurat jika sampel terkontaminasi flora normal dari saluran pernapasan atas.
Prosedur Pemeriksaan Sputum Culture and Sensitivity (Sputum C & S)
Persiapan Pasien
- Sampel sebaiknya diambil pagi hari karena dahak lebih pekat.
- Pasien harus menyikat gigi dan berkumur dengan air sebelum pengambilan sampel untuk mengurangi kontaminasi.
- Dahak harus berasal dari bronkus, bukan sekadar air liur.
- Jika dahak terlalu kental, pasien bisa menghirup nebulizer saline atau meningkatkan asupan cairan.
Pengambilan Sampel
- Pasien diminta batuk dalam setelah beberapa tarikan napas panjang.
- Dibutuhkan minimal 1 sendok teh dahak dalam wadah steril.
- Metode lain seperti bronkoskopi atau aspirasi transtrakeal dapat digunakan jika diperlukan.
Analisis Laboratorium
- Laboratorium memeriksa kualitas sampel dengan pewarnaan Gram.
- Jika terlalu banyak sel epitel, sampel dianggap tidak layak dan perlu diulang.
- Kultur bakteri membutuhkan 48–72 jam, sedangkan kultur jamur atau TBC bisa memakan waktu hingga 4–6 minggu.
Interpretasi Hasil
- Normal: Tidak ditemukan mikroorganisme patogen.
- Abnormal: Menunjukkan infeksi bakteri (misalnya pneumonia, TBC), jamur, parasit, atau virus.
Pentingnya Uji Sensitivitas Antibiotik
Setelah mikroba diidentifikasi, dilakukan uji sensitivitas untuk menentukan antibiotik yang efektif. Hal ini membantu mencegah resistensi antibiotik dan memastikan pengobatan tepat.
Kapan Tes Ini Dibutuhkan?
- Gejala infeksi saluran pernapasan (batuk berdahak, demam, sesak napas).
- Dugaan TBC atau pneumonia.
- Evaluasi efektivitas pengobatan antibiotik.
Sputum Culture and Sensitivity (Sputum C & S) adalah alat diagnostik penting untuk infeksi saluran pernapasan.
Baca juga : Uji Kultur (Darah, Sputum, Feses, Tenggorok, Luka, Urin) - Seri Pemeriksaan Laboratorium Klinik
Persiapan yang tepat dan pengambilan sampel yang benar sangat memengaruhi keakuratan hasil.
Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***
Post a Comment