Pemeriksaan Spesimen Sputum dan Swab Tenggorokan | Menurut W.H.O


Berbagai organisme patogen dapat terdeteksi melalui pemeriksaan mikroskopi spesimen sputum dan swab tenggorokan. Organisme - organisme ini meliputi :
  • Bakteri : basil tahan asam negatif-Gram atau positif-Gram.
  • Jamur atau ragi : berupa filamen - filamen miselium, dengan atau tanpa pori. Jamur atau ragi ini mungkin patogen atau mungkin juga hanya saprofit yang berkembangbiak didalam sampel setelah sampel disimpan dalam wadahnya (identifikasi secara tepat perlu dilakukan di laboratorium spesialistik).
  • Actynomycetes : berupa granula - granula.
  • Parasit : telur trematoda paru dan, sangat jarang, telur skistomoa dan cacing dewasa spesies Mammomonogamus laryngeus.
Seringkali , perlu dilakukan kultur untuk pengidentifikasian agen - agen infektif.


 Alat dan Bahan
  • Mikroskop
  • Kaca objek
  • Wadah berleher lebar dan tahan bocor untuk spesimen sputum, seperti stoples atau kardus.
  • Swab kapas steril.
  • Spatula lidah.
  • Tabung reaksi.
  • Kristal natrium klorida.
  • N-setilpirimidinum klorida.
  • Air suling.
Kalau memungkinkan, swab kapas steril dibuat di laboratorium tingkat pusat; kalau tidak memungkinkan, dapat dipakai teknik pembuatan swab kapas steril sebagai berikut ;
  1. Siapkan beberapa batang kayu tipis (atau kawat aluminium), dengan panjang 18 cm dan diameter 2 mm. Buat strip kapas, dengan panjang 6 cm dan lebar3 cm, setipis mungkin. 
  2. Gulung kapas mengelilingi salah satu ujungbatang kayu (atau kawat).
  3. Swab kapas tersebut dibentuk seperti kerucut.
  4. Taruh di dalam tabung reaksikaca. Sumbat tabung dengan kapas yang tidak menyerap cairan. Sterilkan tabung berisi swab kapas tersebut.
Metode Pengumpulan Spesimen

Spesimen sputum

Spesimen sputum sebaiknya ditampung pagi hari sehabis bangun tidur.
1.  Minta pasien bernapas dalam. Selanjutnya, pasien diminta membatukkan dengan kuat dan menampung air liurnya di dalam wadah.

Tutup rapat wadah tersebut dan tempelkan label bertuliskan nama dan nomor pasien.

Pastikan bahwa jumlah sputum yang ditampung cukup untuk pemeriksaan.
2. Kalau spesimen akan dikirim ke laboratorium untuk kultur Mycobacterium tuberculosis, minta pasien untuk menampung langsung di dalam stoples bermulut besar, bertutup ulir, dan berisi25 larutan berikut.
N-setilpiridium klorida             5 g
Natrium klorida                       10 g
Air suling sampai                1000 g

Tutup rapat stoples dan berikan label bertuliskan nama pasien dan tanggal pengambilan sampel.

Penting : Saliva yang encer dan berbusa serta sekret hidung dan faring tidak sesuai dipakai sebagai sampel untuk pemeriksaan bakteriologis. Minta pasien mengirimkan sampel yang lain.


Swab Tenggorokan
  1. Tekan lidah ke bawah dengan spatulalidah. Perhatikan bagian belakang tenggorokan.
  2. Periksa dengan cermat apakah terdapat tanda - tanda peradangan daneksudat, pus, endapat membranosa, atau ulkus.
  3. Usap area yang terinfeksi dengan kapas swab steril. Swab ini jangan sampai terkontaminasi oleh saliva. Taruh kembali kapas swab tersebut di dalam tabung-reaksi steril.
Pembuatan Preparat
Buat dua buah apusan dari masing - masing spesimen. Pulas salah satu apusan dengan larutan pewarna Albert; apusan yang lain dipulas dengan larutan pewarna Ziehl-Neelsen.



Pemeriksaan Mikroskopik
Pemeriksaan sputum dilakukan pertama - tama dengan mata t**anjang dan selanjutnya, dengan mikroskop.

Sputum pasien dengan infeksi bakteri biasanya berisi :
  • Mukus yang tebal, disertai gelembung - gelembung udara
  • Benang-benang fibrin
  • Kumpulan pus
  • Kadang - kadang, noda - noda darah berwarna kecoklatan.
Berdasarkan infeksi visual ini, karakteristik sputum dapat dilaporkan sebagai berikut.
  • purulen; berwarna kehijauan, berisi pus;
  • mukopurulen: berwarba kehijauan, berisi pus dan mukus;
  • mukoid: sebagaian besar berisi mukus;
  • mukosaliva: berisi mukus dan sedikit saliva.
Darah juga harus dilaporkan kalau terlihat pada inspeksi visual ini.
Sampel sputum yang sebagian besar berisi saliva dapat dipakai untuk kultur ataupun pemeriksaan langsung.

Periksa apusan yang sudah dipulas dengan larutan pewarna Albert seperti yang telah diuraikan. Kalau terlihat basil - basil berwarna hijau dan berisi granula - granula volutin berwarna hijau-kehitaman, laporkan dengan menuliskan "ditemukan Corynebacterium diphtheriae".

Periksa apusan yang sudah dipulas dengan larutan pewarna Ziehl-Neelsen seperti yang telah diuraikan. kalau terlihat basil - basil berwarna merah, laporkan dengan menluliskan "ditemukan basiltahan asa0". Laporkan juga jumlah basil tahan asam yang ditemukan, seperti yang sudah disajikan pada artikel sebelumnya. kalaut idak ada basil tahan asam yang terlihat, laporkan dengan menuliskan "tidak ditemukan basil tahan asam".

Pengiriman Spesimen Untuk Kultur
Spesimen Sputum

Spesimen sputum dikirim ke laboratorium bakteriologis untuk kultur Mycobacterium tuberculosis, uji resistensi obat anti-tuberkulosis, dan inokulasi bakteri ini ke hewan pengerat sejenis hamster (guinea-pig)

Spesimen harus disimpan di dalam medium transpor, seperti yang telah di uraikan sebelumnya dan segera dikirim ke laboratorium. 

Lama penyimpanan maksimum : 10 hari

Swab Tenggorokan
Untuk Pemeriksaan Rutin

Sehabis mengambil spesimen, taruh kembali swab kapas tersebut didalam tabung-rekasi steril sesegera mungkin dan kirimkan segera ke laboratorium bakteriologis.

Untuk konfirmasi infeksi Corynebacterium diphtheriae

Pada kasus dengan kecurigaan difteri, spesimen yang akan dikirim ke dalam tabung steril berisi serum beku (tabung ini harus disimpan didalam kulkas).
Torehkan swab pada permukaan serum, dengan tabung dimiringkan, mulai dari bagian dasar ke atas dan jangan ditekan. Kirimkan spesimen hari itu juga.
Lama penyimpanan maksimum : 24 jam. 

Untuk Deteksi Meningokokus


Hal ini jarang dikerjakan, kecuali pada survei epidemiologis yang bertujuan untuk mengidentifikasi karier meningokokus. Kalau memungkinkan, gunakan medium transpor khusus, seperti medium transpor Stuart, yang dimodifikasi.
Torehkan swab pada permukaan medium, dari sisi tabung yang satu ke sisi tabung lainnya, mulai dari bagian dasar tabung. Kirimkan spesimen hari itu juga.
Lama penyimpanan maksimum : 3 hari

 Baca juga :
PENTING : Terimakasih sudah berkunjung ke website Kami. Untuk yang mengambil artikel dari website Kami, dimohon untuk mencantumkan sumber pada tulisan / artikel yang Anda muat. Terimakasih atas kunjungannya.

Sumber :
WHO.
(2003). Pedoman Teknik Dasar Untuk Laboratorium Kesehatan ; Edisi 2.  Hal ; 200 – 202. Alih Bahasa Chairlan dan Lestari. Jakarta ; Penerbit Buku Kedokteran EGC.




DONASI VIA DANA ke 085862486502 Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi Anda ini akan digunakan untuk memperpanjang domain www.infolabmed.com. Donasi klik Love atau dapat secara langsung via Dana melalui : 085862486502. Terima kasih.

Post a Comment

0 Comments