Pewarnaan Bakteri Tahan Asam (BTA) dengan Metode Ziehl-Neelsen: Teknik Diagnostik Penting dalam Deteksi Tuberkulosis

Table of Contents


INFOLABMED.COM - Pewarnaan Bakteri Tahan Asam (BTA) dengan metode Ziehl-Neelsen merupakan teknik mikroskopis yang krusial dalam diagnosis penyakit menular seperti tuberkulosis dan lepra. 

Metode ini memungkinkan identifikasi cepat terhadap bakteri dari genus Mycobacterium, termasuk Mycobacterium tuberculosis dan Mycobacterium leprae, yang memiliki dinding sel kaya lipid dan sulit diwarnai dengan teknik konvensional seperti pewarnaan Gram.

Baca Juga: Memahami Prinsip Pewarnaan BTA: Metode Penting dalam Diagnostik Tuberkulosis

Metode Ziehl-Neelsen memanfaatkan sifat unik dinding sel bakteri tahan asam yang mengandung asam mikolat. 

Komponen lipid ini membuat bakteri mampu mempertahankan pewarna utama, karbol fuchsin, meskipun telah melalui proses dekolorisasi dengan asam-alkohol. 

Setelah pewarnaan, bakteri tahan asam akan tampak merah terang di bawah mikroskop, sementara bakteri non-tahan asam akan terwarnai biru oleh pewarna kontras seperti metilen biru atau hijau malasit.

Langkah-Langkah Pewarnaan Ziehl-Neelsen

  1. Persiapan Sediaan: Buat apusan bakteri pada kaca objek yang bersih dan kering.
  2. Fiksasi: Keringkan di udara dan fiksasi dengan pemanasan ringan di atas nyala api.
  3. Pewarnaan Utama: Teteskan larutan karbol fuchsin hingga menutupi apusan. Panaskan slide hingga uap muncul selama 5 menit, hindari mendidih.
  4. Pembilasan: Bilas dengan air mengalir untuk menghilangkan pewarna berlebih.
  5. Dekolorisasi: Teteskan larutan asam-alkohol (3% HCl dalam etanol 95%) selama 2 menit atau hingga apusan berwarna merah muda pucat. Bilas dengan air.
  6. Pewarnaan Kontras: Teteskan metilen biru atau hijau malasit selama 1-2 menit. Bilas dengan air dan keringkan di udara.
  7. Pemeriksaan Mikroskopik: Amati di bawah mikroskop dengan lensa imersi (100x) untuk mendeteksi BTA yang tampak merah di latar belakang biru.

Aplikasi dan Relevansi Klinis

Pewarnaan Ziehl-Neelsen digunakan secara luas dalam diagnosis tuberkulosis, terutama di negara berkembang dengan keterbatasan sumber daya. 

Metode ini juga efektif untuk mendeteksi Mycobacterium leprae penyebab lepra dan bakteri tahan asam lainnya seperti Nocardia dan Cryptosporidium

Baca Juga: Pewarnaan BTA: Metode Kunci dalam Diagnosis Tuberkulosis

Meskipun metode ini memiliki sensitivitas yang lebih rendah dibandingkan teknik molekuler, keunggulannya terletak pada kesederhanaan, biaya rendah, dan kecepatan hasil.

Pemahaman mendalam tentang prinsip dan prosedur teknik ini penting bagi tenaga medis dan laboratorium dalam upaya pengendalian penyakit menular.

Fitri Aisyah
Fitri Aisyah Selamat datang di my blog! Blog ini membahas dunia laboratorium medik dengan cara yang mudah dipahami. Dari teknik pemeriksaan, interpretasi hasil laboratorium, hingga tips seputar kesehatan, semuanya dikemas simpel, jelas, dan berbasis bukti ilmiah. Yuk, eksplorasi ilmu laboratorium bersama! 🔬🚀

Post a Comment