Memahami Prinsip Pewarnaan BTA: Metode Penting dalam Diagnostik Tuberkulosis
INFOLABMED.COM - Pewarnaan Bakteri Tahan Asam (BTA) merupakan teknik laboratorium esensial dalam mendeteksi bakteri yang memiliki resistensi terhadap asam, terutama Mycobacterium tuberculosis, agen penyebab tuberkulosis.
Metode pewarnaan ini memungkinkan identifikasi cepat dan akurat, sehingga berperan penting dalam diagnostik dan pengendalian penyakit.
Prinsip Pewarnaan BTA
Dinding sel bakteri tahan asam memiliki lapisan lilin dan lemak yang tebal, membuatnya sulit ditembus oleh pewarna biasa.
Namun, dengan penggunaan fenol dan pemanasan, pewarna seperti karbol fuchsin dapat menembus lapisan tersebut. Setelah proses pewarnaan awal, sediaan dicuci dengan asam alkohol.
Bakteri tahan asam akan mempertahankan warna merah dari karbol fuchsin, sementara bakteri lain akan kehilangan warna tersebut dan mengambil warna biru dari pewarna kontras seperti metilen biru. (infolabmed.com)
Metode Ziehl-Neelsen
Metode pewarnaan Ziehl-Neelsen adalah teknik yang paling umum digunakan untuk mendeteksi BTA. Langkah-langkahnya meliputi:
Fiksasi Sediaan: Sediaan yang telah dibuat dipanaskan untuk mematikan bakteri dan menempelkan mereka pada kaca objek.
Pewarnaan dengan Karbol Fuchsin: Sediaan ditutupi dengan larutan karbol fuchsin dan dipanaskan hingga mengeluarkan uap, kemudian didiamkan selama beberapa menit.
Dekolorasi: Sediaan dicuci dengan asam alkohol untuk menghilangkan pewarna dari bakteri non-tahan asam.
Pewarnaan Kontras: Sediaan diwarnai dengan metilen biru untuk memberikan kontras pada bakteri non-tahan asam.
Pengamatan Mikroskopis: Sediaan diperiksa di bawah mikroskop; BTA akan tampak berwarna merah, sementara latar belakang dan bakteri lain berwarna biru.
Metode ini efektif dalam mendeteksi Mycobacterium tuberculosis dan bakteri tahan asam lainnya, sehingga menjadi standar dalam diagnostik tuberkulosis. (fk.uii.ac.id)
Pemahaman mendalam tentang prinsip dan prosedur pewarnaan BTA sangat penting bagi tenaga medis dan laboratorium dalam upaya diagnosis dan pengendalian tuberkulosis.***
Post a Comment