Pewarnaan BTA: Metode Kunci dalam Diagnosis Tuberkulosis
INFOLABMED.COM - Pewarnaan Bakteri Tahan Asam (BTA) adalah metode laboratorium esensial yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan Mycobacterium tuberculosis, bakteri penyebab utama tuberkulosis (TB).
Teknik ini memungkinkan identifikasi cepat dan akurat, sehingga mempermudah diagnosis dan penanganan penyakit TB.
Metode Pewarnaan Ziehl Neelsen
Salah satu teknik yang umum digunakan dalam pewarnaan BTA adalah metode Ziehl Neelsen. Proses ini melibatkan beberapa tahap:
Pembuatan Sediaan: Sampel dahak pasien dioleskan tipis pada kaca objek dan dikeringkan.
Pewarnaan dengan Fuchsin Karbol: Sediaan ditutup dengan larutan fuchsin karbol dan dipanaskan hingga mengeluarkan uap tanpa mendidih, kemudian didiamkan selama beberapa menit.
Dekolorasi: Sediaan dicuci dengan air dan didekolorisasi menggunakan larutan asam alkohol untuk menghilangkan pewarna dari bakteri non-tahan asam.
Pewarnaan Latar Belakang: Sediaan diwarnai kembali dengan larutan biru metilen untuk memberikan kontras.
Pengamatan Mikroskopis: Setelah dikeringkan, sediaan diamati di bawah mikroskop. Bakteri tahan asam akan tampak berwarna merah, sedangkan latar belakang berwarna biru.
Pentingnya Pemeriksaan BTA
Pemeriksaan BTA memiliki peran krusial dalam:
Diagnosis TB: Mendeteksi keberadaan Mycobacterium tuberculosis dalam sampel klinis, terutama dahak.
Pemantauan Pengobatan: Menilai efektivitas terapi antituberkulosis dengan memantau jumlah BTA dalam sampel pasien.
Pencegahan Penularan: Identifikasi dini pasien TB aktif membantu dalam implementasi langkah-langkah pencegahan penularan.
Pewarnaan BTA, khususnya dengan metode Ziehl Neelsen, merupakan alat diagnostik yang vital dalam penanganan tuberkulosis.
Teknik ini tidak hanya membantu dalam deteksi awal tetapi juga dalam pemantauan efektivitas pengobatan, sehingga berkontribusi signifikan dalam upaya pengendalian TB.
Post a Comment