Chemical Examination of Urine: Deteksi Penyakit Melalui Pemeriksaan Kimia Urin
INFOLABMED.COM – Pemeriksaan kimia urin (chemical examination of urine) adalah metode penting dalam dunia medis untuk mendeteksi adanya zat-zat tertentu yang dapat mengindikasikan kondisi kesehatan atau penyakit tertentu.
Pemeriksaan ini meliputi analisis protein, gula, badan keton, darah, pigmen empedu, garam empedu, dan urobilinogen. Metode konvensional dan reagent test strips (dip sticks) sering digunakan untuk tujuan ini.
Baca juga : Metode Pengumpulan Sampel Urin: Panduan Lengkap untuk Pemeriksaan Urin yang Akurat
1. Protein dalam Urin (Proteinuria)
Protein biasanya hanya ditemukan dalam jumlah kecil (100 mg/hari) dan tidak terdeteksi dalam tes kualitatif rutin.
Proteinuria mengacu pada peningkatan kadar protein dalam urin, terutama albumin, yang sering terkait dengan penyakit ginjal seperti Nephrotic Syndrome, Multiple Myeloma, atau keracunan zat kimia.
Metode Deteksi:
- Tes panas dan asam asetat
- Metode asam sulfosalisilat
- Reagent test strips (misalnya, Albustix)
2. Gula dalam Urin (Glycosuria)
Glukosa biasanya tidak ditemukan dalam urin. Jika kadar gula darah melebihi ambang ginjal (180 mg%), glukosa akan muncul dalam urin (glycosuria), terutama pada penderita diabetes melitus.
Metode Deteksi:
- Tes Benedict (perubahan warna berdasarkan konsentrasi glukosa)
- Reagent test strips (misalnya, Glucostix)
3. Badan Keton (Ketonuria)
Ketonuria terjadi ketika tubuh membakar lemak sebagai energi, seperti pada diabetic ketoacidosis atau kelaparan.
Metode Deteksi:
- Tes Rothera (reaksi warna ungu dengan natrium nitroprusida)
- Reagent test strips (misalnya, Ketostix)
4. Darah dalam Urin (Haematuria)
Darah dalam urin dapat mengindikasikan batu ginjal (nephrolithiasis) atau kanker saluran kemih.
Metode Deteksi:
- Tes benzidin (tidak lagi digunakan karena bersifat karsinogenik)
- Reagent test strips (misalnya, Haem Occult Test)
5. Pigmen Empedu (Bile Pigments)
Pigmen empedu seperti bilirubin dan biliverdin biasanya tidak ada dalam urin. Keberadaannya menandakan gangguan hati, seperti obstructive jaundice.
Metode Deteksi:
- Tes Fouchet (perubahan warna hijau kebiruan)
- Reagent test strips
6. Garam Empedu (Bile Salts)
Garam empedu membantu penyerapan lemak. Keberadaannya dalam urin mengindikasikan penyakit seperti obstructive jaundice.
Metode Deteksi:
- Tes Hay (serbuk belerang tenggelam jika positif)
Baca juga : Macam-Macam Pengawet Urin untuk Mendapatkan Hasil Pemeriksaan yang Optimal!
7. Urobilinogen
Urobilinogen dalam urin dapat mengindikasikan penyakit hati seperti hepatitis atau sirosis.
Metode Deteksi:
- Tes Ehrlich (warna merah ceri saat positif)
Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***
Post a Comment