Waspadai Infeksi Parvovirus B-19: Pentingnya Tes Antibodi Parvovirus B-19 untuk Diagnosis Dini
INFOLABMED.COM - Tes antibodi Parvovirus B-19 atau Parvovirus B-19 Antibody Test merupakan pemeriksaan laboratorium penting untuk mendeteksi infeksi aktif maupun paparan sebelumnya terhadap virus Parvovirus B-19, yang dikenal juga sebagai “penyakit kelima”.
Penyakit ini umum terjadi pada anak-anak dan dapat menimbulkan ruam khas berwarna merah cerah di kedua pipi, menyerupai efek tamparan, lalu menyebar ke lengan, kaki, dan badan dengan pola renda.
Baca juga : Apa Itu Lupus Eritematosus Sistemik?
Meskipun umumnya berlangsung 5 hingga 14 hari, ruam bisa muncul kembali selama beberapa minggu akibat paparan panas, sinar matahari, olahraga, demam, atau stres emosional.
Pada orang dewasa, infeksi Parvovirus B-19 bisa memicu nyeri sendi dan pembengkakan, terutama pada wanita.
Sebagian besar orang dewasa sudah memiliki antibodi terhadap virus ini, yang menandakan pernah terpapar sebelumnya dengan atau tanpa gejala yang nyata.
Namun, infeksi ini bisa menjadi serius bagi kelompok tertentu. Penderita anemia sel sabit atau anemia kronis lainnya berisiko mengalami anemia akut akibat infeksi ini.
Selain itu, infeksi Parvovirus B-19 pada wanita hamil di awal kehamilan dapat meningkatkan risiko anemia berat pada janin, bahkan keguguran, meskipun risikonya kurang dari 5%.
Pentingnya Tes Antibodi Parvovirus B-19
Tes ini dilakukan dengan cara pengambilan sampel darah sebanyak 7 mL menggunakan tabung berpenutup merah.
Tidak diperlukan puasa sebelum tes. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi keberadaan antibodi IgM dan IgG terhadap Parvovirus B-19:
- IgM positif menunjukkan infeksi aktif.
- IgG positif menandakan paparan sebelumnya dan adanya imunitas seumur hidup.
Tes ini sangat dianjurkan bagi wanita hamil yang terpapar virus, untuk menentukan risiko konversi serologis yang dapat memengaruhi kehamilan.
Prosedur Pelaksanaan Tes
Sebelum Tes:
- Pasien diberi penjelasan mengenai tujuan pemeriksaan dan prosedur pengambilan darah.
Saat Tes:
- Sampel darah diambil oleh petugas menggunakan sarung tangan medis demi menjaga sterilitas dan keamanan.
Baca juga : Hidup Dengan Penyakit Autoimun : Menjinakkan LUPUS
Setelah Tes:
- Tekanan diberikan di lokasi vena untuk menghentikan pendarahan.
- Luka ditutup dengan kasa dan diperiksa secara berkala.
- Sampel darah dilabeli dan dikirim ke laboratorium untuk analisis.
- Hasil abnormal akan dilaporkan kepada penyedia layanan kesehatan utama pasien.
Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***
Post a Comment