Mengenal "Nasopharyngeal Culture": Prosedur, Arti Hasil, dan Implikasinya
INFOLABMED.COM - Nasopharyngeal Culture adalah prosedur medis yang dilakukan untuk mendeteksi keberadaan mikroorganisme, seperti bakteri, virus, atau jamur, di rongga nasofaring (bagian belakang hidung dan atas tenggorokan).
Pemeriksaan Nasopharyngeal Culture sangat penting dalam membantu diagnosis berbagai infeksi saluran pernapasan.
Baca juga : Manual Prosedur Rapid Test COVID-19 Antigen Kaset COV-TEST
Nilai Normal
Pada hasil normal, kultur nasofaring menunjukkan adanya flora normal, yaitu mikroorganisme yang secara alami hidup di saluran pernapasan tanpa menyebabkan penyakit.
Arti dari Nilai Abnormal
Hasil abnormal dari Nasopharyngeal Culture bisa menunjukkan adanya:
Infeksi Bakteri, seperti:
- Staphylococcus aureus (S. aureus)
- Bordetella pertussis (penyebab batuk rejan)
- Neisseria meningitidis (penyebab meningitis)
Infeksi Jamur, yang bisa menjadi tanda gangguan imun atau paparan lingkungan tertentu.
Infeksi Virus, yang juga dapat dideteksi melalui pemeriksaan lanjutan berbasis kultur atau metode molekuler lain.
Intervensi dan Implikasi
Setelah mendapatkan hasil kultur, langkah-langkah penting yang harus dilakukan meliputi:
Sebelum Tes (Pretest):
- Jelaskan kepada pasien mengenai tujuan pemeriksaan ini.
- Berikan materi edukasi tertulis apabila tersedia.
- Tidak ada keharusan untuk berpuasa sebelum menjalani tes.
Prosedur:
- Minta pasien untuk batuk terlebih dahulu, lalu mendongakkan kepala ke belakang (batuk membantu mengurangi refleks muntah).
- Masukkan swab steril melalui lubang hidung hingga mencapai area di bawah konka inferior.
- Putar swab perlahan selama beberapa detik untuk menyerap sekret, kemudian tarik keluar.
- Gunakan sarung tangan steril selama seluruh prosedur.
Setelah Tes (Posttest):
- Laporkan hasil abnormal kepada dokter yang bertanggung jawab agar dapat segera ditindaklanjuti.
Baca juga : Nasofaringeal Swab atau Nasal Swab?
Peringatan Klinis
Jika pengujian bertujuan untuk mendeteksi Corynebacterium diphtheriae (penyebab difteri), selain swab nasofaring, perlu juga dilakukan swab tenggorokan.
Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***
Post a Comment