Kenali Methemoglobin (Hemoglobin M): Penyebab, Gejala, dan Penanganannya
INFOLABMED.COM - Methemoglobin (Hemoglobin M) adalah bentuk hemoglobin yang telah mengalami perubahan sehingga tidak mampu lagi mengikat oksigen.
Kondisi ini menyebabkan munculnya sianosis, yaitu perubahan warna kulit menjadi kebiruan akibat kekurangan oksigen dalam darah.
Baca juga : Perhatikan Faktor-Faktor Kesalahan Pada Pemeriksaan Hemoglobin Metode Sahli
Methemoglobinemia, atau peningkatan kadar hemoglobin M dalam darah, dapat terjadi karena paparan zat-zat tertentu seperti anilin, klorat, dapsone, nitrat, nitrit, fenasetin, dan sulfonamida.
Selain itu, kondisi ini juga bisa bersifat genetik, baik melalui penyakit Hb M (autosomal dominan) maupun defisiensi enzim NADH cytochrome b5 reductase (autosomal resesif) yang berfungsi mengembalikan hemoglobin M menjadi hemoglobin normal.
Penyebab Methemoglobinemia
- Paparan Zat Kimia: Termasuk anilin, nitrat, nitrit, dan beberapa obat seperti dapsone dan sulfonamida.
- Kondisi Genetik: Produksi Hemoglobin M (Hb M disease) atau defisiensi enzim NADH cytochrome b5 reductase.
- Keracunan Nitrat: Terutama berisiko pada bayi yang mengonsumsi air sumur yang terkontaminasi nitrat, dengan kadar nitrogen nitrat dalam air sebaiknya di bawah 10 ppm.
Gejala dan Diagnosa
Gejala utama methemoglobinemia adalah sianosis tanpa adanya masalah paru-paru atau jantung yang jelas.
Untuk diagnosis, dilakukan pengambilan sampel darah, biasanya sebesar 7 mL menggunakan tabung berwarna hijau, tanpa perlu puasa sebelumnya.
Nilai normal methemoglobin dalam darah berkisar antara 0,4–1,5% dari total hemoglobin. Kadar yang lebih tinggi dari ini mengindikasikan adanya:
- Penyakit Hb M
- Defisiensi NADH cytochrome b5 reductase
- Keracunan nitrat
- Efek toksik obat-obatan
Penanganan
Penanganan tergantung pada tingkat keparahan dan penyebabnya.
Pada kasus ringan (kadar methemoglobin <20% tanpa gejala berat), biasanya cukup dengan menghilangkan sumber paparan.
Namun, pada kasus lebih berat, pengobatan dapat menggunakan asam askorbat atau metilen biru.
Anak-anak yang anemia mungkin menunjukkan gejala toksisitas pada kadar methemoglobin yang lebih rendah dibandingkan anak sehat.
Oleh karena itu, penting untuk melakukan konsultasi dengan pusat pengendalian racun atau ahli toksikologi saat menangani kasus methemoglobinemia pada bayi.
Peringatan Klinis
- Air dengan konsentrasi nitrat tinggi tidak boleh digunakan untuk konsumsi bayi atau untuk menyiapkan susu formula bayi.
- Segera konsultasikan dengan profesional kesehatan bila ditemukan tanda-tanda sianosis pada bayi.
Baca juga : Macam-Macam Pemeriksaan Hemoglobin (Hb) Dilengkapi Soal Uji Kompetensi ATLM
Prosedur Pemeriksaan Methemoglobin
- Sebelum Tes: Jelaskan tujuan pemeriksaan kepada pasien, tidak perlu berpuasa.
- Saat Tes: Ambil sampel darah 7 mL, gunakan sarung tangan untuk menjaga sterilitas.
- Setelah Tes: Berikan tekanan pada lokasi venipuncture, tutup dengan balutan, dan periksa untuk memastikan tidak ada perdarahan lanjut. Labeli spesimen dengan benar dan segera kirim ke laboratorium.
Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***
Post a Comment