Mengungkap Tes Glukosa Darah: Deteksi Dini Diabetes Melalui Fasting Blood Sugar dan FPG
INFOLABMED.COM - Pemeriksaan glukosa darah, seperti Fasting Blood Sugar (FBS) dan Fasting Plasma Glucose (FPG), merupakan alat skrining penting untuk mengidentifikasi gangguan metabolisme glukosa, terutama diabetes mellitus.
Glukosa dalam tubuh terbentuk dari metabolisme karbohidrat serta konversi glikogen di hati.
Keseimbangan kadar gula darah ini dikendalikan oleh dua hormon utama: glukagon dan insulin.
Baca juga : 6 Pemeriksaan Glukosa Darah Yang Harus Diketahui Oleh ATLM
Glukagon bekerja meningkatkan kadar gula darah dengan mempercepat pemecahan glikogen di hati.
Sebaliknya, insulin menurunkan kadar gula darah dengan membantu glukosa masuk ke dalam sel tubuh untuk diubah menjadi energi.
Gangguan dalam sistem ini dapat mengindikasikan kondisi medis serius, salah satunya diabetes.
Kriteria Diagnosis Diabetes Mellitus
Berdasarkan American Diabetes Association (ADA), diagnosis diabetes dapat ditegakkan jika:
- Kadar glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dL (11,1 mmol/L) disertai gejala khas seperti sering buang air kecil (polyuria), haus berlebihan (polydipsia), dan penurunan berat badan tanpa sebab.
- Fasting Plasma Glucose (FPG) ≥126 mg/dL (7,0 mmol/L) setelah puasa minimal 8 jam.
- Tes Toleransi Glukosa Oral (OGTT) menunjukkan kadar glukosa ≥200 mg/dL dua jam setelah konsumsi larutan glukosa (75 g).
Jika tidak terdapat hiperglikemia yang jelas, pengujian ulang pada hari berbeda diperlukan untuk konfirmasi diagnosis.
OGTT bukanlah pemeriksaan rutin dalam praktik klinis harian.
Nilai Normal dan Kategori Gangguan
- Normal: FPG <100 mg/dL (<5,6 mmol/L)
- Impaired Fasting Glucose (IFG): FPG 100–125 mg/dL (5,6–6,9 mmol/L)
- Diagnosis Sementara Diabetes: FPG ≥126 mg/dL (≥7,0 mmol/L) — perlu konfirmasi ulang
Pengaruh Stres dan Kondisi Klinis
Beberapa kondisi seperti trauma, luka bakar, atau penyakit tertentu dapat meningkatkan kadar gula darah. Namun, penyebab paling umum tetaplah diabetes mellitus.
Selain FPG, tes glukosa postprandial 2 jam juga sering digunakan. Pada individu non-diabetes, kadar glukosa biasanya kembali ke level sebelum makan dalam 2–3 jam setelah makan.
Pada penderita diabetes tipe 2, respons insulin terganggu sehingga menyebabkan kadar gula tinggi setelah makan.
Rekomendasi Skrining
Menurut ADA dan USPSTF:
- Individu usia >45 tahun dengan BMI >25 kg/m² sebaiknya menjalani skrining diabetes secara berkala tiap 3 tahun.
- Orang di bawah usia 45 tahun dengan faktor risiko tambahan seperti obesitas juga disarankan untuk menjalani pemeriksaan.
- Tes yang digunakan dapat berupa FPG atau OGTT.
Penyebab Nilai Glukosa Tidak Normal
Meningkat:
- Diabetes mellitus
- Penyakit hati
- Cushing’s syndrome
- Trauma, luka bakar
- Obesitas
- Kanker pankreas
- Hipertiroidisme
- Infark miokard
- Prolonged inactivity
Menurun:
- Penyakit Addison
- Sepsis bakteri
- Hipotiroidisme
- Insulinoma
- Malabsorpsi
- Hipofungsi hipofisis
- Puasa atau stres berlebih
Pengaruh Obat-obatan
Beberapa obat dapat memengaruhi hasil tes glukosa:
- Meningkatkan glukosa: Kortikosteroid, beta-blocker, estrogen, niacin
- Menurunkan glukosa: Insulin, agen hipoglikemik oral, alkohol, MAOI
Prosedur Pemeriksaan
- Pasien harus berpuasa minimal 8 jam sebelum pengambilan darah.
- Sampel darah diambil sebanyak 7 mL dengan tabung berisi inhibitor glikolitik seperti sodium fluoride.
- Setelah pengambilan, hasil harus segera dikirim ke laboratorium untuk mencegah penurunan kadar glukosa karena suhu ruangan.
Baca juga : Pemeriksaan Glukosa Urin Cara Benedict: Metode Sederhana dan Efektif
Tindak Lanjut Klinis
Jika hasil menunjukkan peningkatan kadar glukosa, perlu dilakukan konfirmasi diagnosis serta edukasi menyeluruh bagi pasien tentang pengelolaan diabetes.
Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***
Post a Comment