Blood Culture and Sensitivity: Prosedur, Makna, dan Implikasinya dalam Diagnosis Infeksi Darah
INFOLABMED.COM - Blood Culture and Sensitivity merupakan prosedur laboratorium yang dilakukan untuk mendeteksi adanya infeksi dalam darah, baik yang disebabkan oleh bakteri maupun jamur.
Infeksi darah dapat berasal dari berbagai sumber seperti meningitis, osteomielitis, atau sepsis, serta dapat terjadi akibat invasi bakteri dari organ seperti ginjal, usus, atau kandung empedu melalui sistem limfatik.
Baca juga ; Blood Culture and Sensitivity: Deteksi Infeksi dalam Darah dan Uji Kepekaan Antibiotik
Mengapa Blood Culture Penting?
Bakteri dapat masuk ke dalam aliran darah melalui berbagai cara, termasuk penggunaan kateter vena atau arteri yang berkepanjangan serta endokarditis bakteri pada pasien dengan katup jantung prostetik.
Gejala yang sering muncul akibat infeksi darah meliputi menggigil dan demam. Untuk memastikan adanya infeksi darah, pemeriksaan Blood Culture dilakukan guna mendeteksi keberadaan bakteri dalam darah (bakteremia).
Prosedur Blood Culture dan Sensitivity
Pengambilan Sampel Darah
- Darah diambil dari dua tempat berbeda untuk memastikan akurasi hasil dan menghindari kontaminasi.
- Jika diperlukan, sampel darah tambahan diambil dalam 24 hingga 48 jam.
- Sebelum pengambilan darah, kulit pasien dibersihkan dengan antiseptik seperti povidone-iodine (Betadine) untuk mencegah kontaminasi.
Kultur dan Identifikasi Mikroorganisme
- Sampel darah dimasukkan ke dalam media kultur khusus untuk mendukung pertumbuhan mikroorganisme.
- Hasil awal dapat diperoleh dalam waktu 48 hingga 72 jam, sementara kultur jamur dapat memerlukan hingga 30 hari.
- Jika terdapat pertumbuhan bakteri atau jamur, dilakukan uji sensitivitas antibiotik untuk menentukan terapi yang paling efektif.
Interpretasi Hasil
- Hasil Negatif: Tidak ditemukan pertumbuhan bakteri atau jamur setelah satu minggu.
- Hasil Positif: Menunjukkan adanya bakteri atau jamur dalam darah, mengindikasikan kemungkinan bakteri dalam aliran darah (bakteremia).
Faktor yang Mempengaruhi Hasil Blood Culture
- Penggunaan antibiotik sebelum pengambilan sampel dapat menyebabkan hasil negatif palsu atau pertumbuhan bakteri yang tertunda.
- Kontaminasi sampel akibat persiapan kulit yang kurang bersih atau pengambilan darah dari jalur intravena.
Tindak Lanjut Setelah Blood Culture
- Setelah sampel darah dikumpulkan, pasien biasanya diberikan antibiotik spektrum luas yang efektif terhadap bakteri yang dicurigai.
- Setelah hasil kultur dan sensitivitas diperoleh, antibiotik dapat disesuaikan berdasarkan sensitivitas patogen terhadap obat tertentu.
- Tidak ada bukti bahwa terapi kombinasi lebih efektif dibandingkan monoterapi dalam menangani infeksi yang telah teridentifikasi.
Blood Culture and Sensitivity adalah prosedur diagnostik penting untuk mendeteksi infeksi dalam darah serta menentukan terapi antibiotik yang paling efektif.
Baca juga : Uji Kultur Bakteri
Hasil pemeriksaan ini berperan besar dalam memastikan pasien mendapatkan pengobatan yang tepat guna mencegah komplikasi serius seperti sepsis.
Disclaimer: Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***
Post a Comment