Memahami Metode Pemeriksaan SGOT dan SGPT: Kunci Deteksi Dini Gangguan Hati
INFOLABMED.COM - Pemeriksaan SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) dan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) adalah tes penting untuk menilai fungsi hati.
Kedua enzim ini, yang juga dikenal sebagai AST (Aspartate Aminotransferase) dan ALT (Alanine Aminotransferase), berperan dalam metabolisme protein dan biasanya terdapat dalam sel-sel hati.
Baca juga : Pemeriksaan SGOT dan SGPT | Seri Edukasi Faal Hati Untuk ATLM
Peningkatan kadar enzim ini dalam darah dapat mengindikasikan kerusakan atau peradangan hati.
Persiapan Sebelum Pemeriksaan
Sebelum menjalani tes SGOT dan SGPT, pasien mungkin diminta untuk berpuasa selama 8–12 jam, tergantung instruksi dokter.
Puasa ini bertujuan untuk menghindari pengaruh makanan atau obat-obatan tertentu yang dapat memengaruhi hasil tes.
Selain itu, disarankan mengenakan pakaian berlengan pendek untuk mempermudah proses pengambilan sampel darah.
Prosedur Pemeriksaan
Pemeriksaan SGOT dan SGPT dilakukan melalui pengambilan sampel darah vena dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Membersihkan area kulit yang akan disuntik.
Memasang torniket (pita elastis) di lengan atas untuk menonjolkan pembuluh darah.
Menyuntikkan jarum ke pembuluh darah yang terlihat.
Mengumpulkan darah ke dalam tabung khusus.
Melepas torniket dan menghentikan perdarahan dengan menekan area bekas suntikan.
Proses ini biasanya berlangsung singkat dan dapat menimbulkan sedikit rasa nyeri atau memar di area suntikan.
Interpretasi Hasil Tes
Nilai normal SGOT berkisar antara 8–48 U/L, sedangkan SGPT antara 7–55 U/L. Peningkatan kadar enzim ini dapat mengindikasikan kondisi seperti:
Hepatitis: Peradangan hati yang bisa disebabkan oleh infeksi virus, konsumsi alkohol berlebihan, atau obat-obatan tertentu.
Sirosis: Kerusakan hati jangka panjang yang menyebabkan jaringan parut dan memengaruhi fungsi hati.
Perlemakan hati (Fatty Liver): Penumpukan lemak berlebih di sel-sel hati yang dapat menyebabkan peradangan.
Kanker hati: Pertumbuhan sel-sel abnormal di hati yang dapat mengganggu fungsi normal organ tersebut.
Selain itu, kondisi seperti pankreatitis, hemokromatosis (penumpukan zat besi), dan mononukleosis juga dapat menyebabkan peningkatan kadar SGOT dan SGPT.
Pentingnya Pemeriksaan Rutin
Melakukan pemeriksaan SGOT dan SGPT secara rutin dapat membantu mendeteksi dini gangguan fungsi hati, sehingga penanganan dapat dilakukan lebih awal.
Baca juga : Aspartate Aminotransferase (AST, Sebelumnya Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase [SGOT])
Jika Anda mengalami gejala seperti mual, muntah, kelelahan, nyeri perut, atau perubahan warna kulit dan mata menjadi kuning, segera konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.
Dengan memahami metode pemeriksaan SGOT dan SGPT, diharapkan masyarakat lebih waspada terhadap kesehatan hati dan mengambil langkah preventif yang diperlukan.***
Post a Comment