Mengenal Clostridium difficile Toxin Assay: Deteksi Infeksi Berbahaya pada Saluran Pencernaan
INFOLABMED.COM - Clostridium difficile adalah bakteri gram-positif yang secara alami ditemukan dalam usus besar.
Namun, dalam kondisi tertentu, seperti penggunaan antibiotik spektrum luas (ampisilin, sefalosporin, atau klindamisin), flora normal usus dapat terganggu sehingga bakteri ini berkembang secara berlebihan.
Baca juga : Rumah Sakit Tidak Kotor, Antibiotik adalah Penyebab Utama Clostridium difficile | PATELKI
Hal serupa juga dapat terjadi pada pasien dengan sistem imun yang lemah.
Clostridium difficile menghasilkan dua jenis toksin, yaitu toksin A dan toksin B, yang dapat merusak lapisan usus besar.
Akibatnya, pasien dapat mengalami kolitis pseudomembranosa, kondisi serius yang dapat berujung fatal dalam 4 hingga 10 hari setelah terapi antibiotik dimulai.
Gejalanya meliputi kram perut, demam, diare cair dalam jumlah banyak, serta leukositosis.
Clostridium difficile Toxin Assay
Pemeriksaan Clostridium difficile Toxin Assay dilakukan untuk mendeteksi keberadaan toksin dalam sampel feses pasien.
Jika hasilnya positif, dokter dapat segera menghentikan pemberian antibiotik spektrum luas dan memberikan terapi alternatif seperti metronidazol atau vankomisin.
Dalam beberapa kasus, pasien juga memerlukan infus cairan untuk mencegah dehidrasi.
Kapan Tes Ini Diperlukan?
Tes Clostridium difficile Toxin Assay direkomendasikan bagi pasien yang mengalami diare lebih dari 7 hari, terutama jika mereka memiliki kondisi imunokompromais.
Hasil normal dari pemeriksaan Clostridium difficile Toxin Assay adalah negatif, sedangkan hasil positif dapat mengindikasikan:
- Kolitis pseudomembranosa terkait antibiotik
- Infeksi C. difficile
Faktor yang Mempengaruhi Hasil Tes
- False negative dapat terjadi jika sampel tidak segera diproses atau disimpan dengan benar sebelum analisis.
- False positive dapat terjadi jika sampel feses mengandung darah dalam jumlah besar.
Prosedur Pengambilan Sampel
- Pasien diberikan instruksi untuk mengumpulkan sampel feses tanpa kontaminasi dari urin atau kertas toilet.
- Sampel sebanyak 5 mL dikumpulkan dalam wadah plastik dengan penutup rapat.
- Sampel harus segera didinginkan dengan es atau disimpan di dalam lemari pendingin.
- Petugas laboratorium menggunakan sarung tangan saat menangani sampel untuk mencegah kontaminasi.
- Setelah dikumpulkan, sampel harus dikirim ke laboratorium secepat mungkin.
Tindakan Setelah Tes
Jika hasil tes menunjukkan infeksi C. difficile, dokter akan menentukan tindakan medis yang tepat.
Pasien juga perlu dipantau untuk tanda-tanda perforasi usus akibat efek toksin.
Dalam beberapa kasus, endoskopi dapat dilakukan untuk memastikan diagnosis.
Catatan Penting
Penggunaan vankomisin sering kali memerlukan persetujuan dari perusahaan asuransi kesehatan karena biayanya yang tinggi.
Baca juga : Pencegahan Penyakit Diare
Oleh karena itu, pasien disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter dan penyedia layanan kesehatan mereka sebelum memulai terapi ini.
Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***
Post a Comment