Rumah Sakit Tidak Kotor, Antibiotik adalah Penyebab Utama Clostridium difficile | PATELKI


Dalam sebuah studi disimpulkan bahwa terlalu sering menggunakan antibiotik seperti ciprofloxacin menyebabkan wabah diare parah yang disebabkan oleh Clostridium difficile yang menjadi berita utama dari tahun 2006 dan seterusnya. Wabah itu berhenti dengan mengurangi penggunaan ciprofloxacin dan atibiotik terkait lainnya. 

Penggunaan yang tidak tepat dan lebih luas menentukan dari antibiotik fluorokuinolon seperti ciprofloxacin sebenarnya di izinkan C. difficile mengganggu yang resisten terhadap oabt untuk berkembang, karena penggangu non-resiten dalam usus yang dibunuh oleh antibiotik, meninggalkan jalan yang bersih untuk pertumbuhan yang cepat dari C. difficile yang resisten. 



Kekhawatiran tentang rumah sakit "Superbugs" yang telah menjadi resisten terhadap antibiotik yang umum menghasilkan pengumauman program "deep cleaning" dan langkah - langkah pengendalian infeksi lainnya  di National Health Service (NHS) tahun 2007. 

Peneletian ini dilakukan oleh University of Oxford, University of Leeds, dan Public Health England dan dipublikasikan dalam The Lancet Infectious Diseases, menemukan bahwa kasus C. difficile jatuh ketika hanya penggunaan fluoroquinolone dibatasi dan digunakan dalam berbagai target sebagai salah satu bagian dari banyaknya upaya untuk mengontrol wabah. 

Pembatasan dari fluoroquinolones menghasilkan hilangnya sebagian besar kasus sebuah infeksi dikarenakan oleh antibiotik-resisten C. difficile, yang mengarah sekitar 80 % penurunan jumlah infeksi di U.K (dalam Oxfodshire sekitar 67 % dari C. difficile gangguan dimana antibiotik-resisten pada bulan september 2006, dibandingkan hanya sekitar 3% pada bulan Februari 2013). 

Sebaliknya, jumlah yang lebih kecil dari sebuah kasus yang disebabkan oleh  C. difficile bug yang tidak tahan terhadap antibiotik fluorokuinolon tetap sama. kejadian ini bugs non-resisten tidak meningkat karena pasien diberi antibiotik, dan tidak terpengaruh ketika dibatasi.

Pada saat yang sama, jumlah bug yang ditransmisikan antara orang dalam rumah sakit tidak ada perubahan. Ini terlepas dari pelaksanaan langkah - langkah pencegahan dan pengendalian infeksi yang luas, seperti mencuci tangan yang baik dan pembersihan rumah sakit pada kasus ini. 

Oleh karena itu peneliti menulis tersebut mennyimpulkan bahwa memastikan antibiotik digunakan secara tepat adalah cara yang paling penting untuk mengendalikan C. difficile superbag. Para penulis mencatat bahwa hal terpenting adalah tangan yang higiensi dan terus menerus mengkontrol infeksi dipraktekan untuk mengontrol penyebaran dari infeksi lainnya. 

Baca juga :
Infeksi Jamur Mematikan yang Tahan Terhadap Pengobatan
Dunia Tidak Boleh Melewatkan Tanda-Tanda Awal Dari Setiap Pandemi Flu 

DONASI VIA DANA ke 085862486502 Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi Anda ini akan digunakan untuk memperpanjang domain www.infolabmed.com. Donasi klik Love atau dapat secara langsung via Dana melalui : 085862486502. Terima kasih.

Post a Comment

0 Comments