Proses Mengumpulkan Spesimen Bakteriologi

Proses Mengumpulkan Spesimen Bakteriologi. Secara khusus prosedur pengumpulan spesimen harus diikuti saat mengumpulkan dan memproses untuk spesimen bakteriologi agar spesimen memberikan hasil yang valid dan bermanfaat. 

Proses Mengumpulkan  Spesimen Bakteriologi


Spesimen untuk pemeriksaan kultur dapat berasal dari berbagai sumber. Setiap bagian tubuh dapat terinfeksi. Infeksi dapat disebabkan oleh penipisan flora normal dan memungkinkan patogen berkembang biak; pengenalan bakteri melalui luka atau sayatan bedah; kontak langsung; atau melalui saluran pencernaan atau jalur pernapasan.

Spesimen dapat diambil saat pasien datang ke fasilitas kesehatan, selama prosedur rawat jalan, atau dalam pembedahan oleh petugas bedah. Sedangkan untuk spesimen kultur yang dibahas dalam pembahasan ini meliputi:

  • Spesimen tenggorokan
  • Spesimen hidung
  • Spesimen urin
  • Spesimen luka
  • Spesimen dahak
  • Spesimen feses
  • Kultur darah

Sebagian besar spesimen yang dikumpulkan dan kultur dilakukan di laboratorium yang lebih kecil merupakan kombinasi kultur tenggorokan dan urin serta pengumpulan dan pemrosesan sampel tinja, darah, dan luka untuk kultur. Pelajaran ini menjelaskan spesimen tersebut dan pengumpulan, pemrosesan, dan persiapannya untuk dikirim ke layanan yang lebih kompleks. Meskipun pelajaran ini tidak dapat mencakup keragaman spesimen yang dilakukan kultur, namun untuk prinsip dan prosedur umum yang dijelaskan dapat diterapkan pada jenis spesimen lainnya.

Alasan Permintaan Pemeriksaan Kultur

Tabel Alasan Permintaan Pemeriksaan Kultur
Tabel : Alasan Permintaan Pemeriksaan Kultur

Kultur disusun berdasarkan kombinasi gejala klinis dan hasil pemeriksaan fisik.

  • Permintaan kultur tenggorokan yaitu untuk menentukan apakah pasien menderita radang tenggorokan, infeksi streptokokus grup A (Streptococcus pyogenes). Seringkali penyedia layanan kesehatan pertama-tama memerintahkan tes cepat untuk Streptococcus pyogenes; jika tes negatif, usap tenggorokan diambil dan dikultur untuk memastikan hasil pemeriksaan negatif  terhadap bakteri tersebut (Tabel 7-10).
  • Permintaan kulutr hidung untuk menyaring pembawa bakteri resisten antibiotik atau untuk mendeteksi infeksi oleh bakteri penyebab batuk rejan atau difteri.
  • Permintaan kultur dan sensitivitas urin dilakukan ketika pasien mengalami infeksi saluran kemih berulang (ISK) atau telah menyelesaikan rejimen antibiotik tetapi masih bergejala.
  • Permintaan kultur luka dilakukan jika gejala menunjukkan bahwa luka telah terinfeksi dan tidak sembuh atau merespons pengobatan.
  • Spesimen dahak dibiakkan untuk mendeteksi mikroorganisme yang dapat menyebabkan pneumonia, bronkitis, atau tuberkulosis.
  • Permintaan kultur feses dapat dilakukan saat pasien datang dengan gejala infeksi usus. Hasil kultur feses sangat penting untuk mendeteksi wabah dengan patogen enterik seperti Salmonella dan untuk memandu pengobatan infeksi oleh strain Escherichia coli yang virulen (sangat menular) (Tabel 7-10).
  • Permintaan kultur darah diperlukan bila sepsis, adanya mikroorganisme atau produk toksiknya di dalam darah atau jaringan, dicurigai karena adanya demam tinggi atau gejala lain pada pasien. Septikemia adalah situasi serius di mana mikroorganisme patogen tumbuh di dalam darah.

PENTING : Terimakasih sudah berkunjung ke website infolabmed.com. Jika Anda mengutip dan atau mengambil keseluruhan artikel dalam websit ini, mohon untuk selalu mencantumkan sumber pada tulisan / artikel yang telah Anda buat. Kerjasama/media partner : laboratorium.medik@gmail.com.

DONASI VIA DANA ke 085862486502 Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi Anda ini akan digunakan untuk memperpanjang domain www.infolabmed.com. Donasi klik Love atau dapat secara langsung via Dana melalui : 085862486502. Terima kasih.

Post a Comment

0 Comments