Biakan Mycobacterium tuberculosis

Media biakan mycobacterium tuberculosis Louwenstein – Jensen
Media Louwenstein – Jensen.

InfolabmedTuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit yang telah lama dikenal dan sampai saat ini masih menjadi penyebab utama kematian di dunia. Mycobacterium tuberculosis merupakan salah satu spesies Mycobacterium yang berbentuk batang dan tahan asam, sehingga biasa disebut Bakteri Tahan Asam (BTA). Mycobacterium biasanya dapat hidup di air dan berbagai sumber makanan.Mengingat asal sumbernya bervariasi, sudah tentu akan mengandung mikroorganisme lain sebagai kontaminan . Dalam bidang ilmu bakteriologi teknik isolasi Mycobacteria berbeda dengan teknik isolasi bakteri lainnya . Banyak spesies dari Mycobacteria yang tumbuhnya lambat sampai ada yang memerlukan waktu 6 minggu untuk bisa tumbuh pada media, sehingga untuk mengisolir agennya, bahan sampel harus dibebaskan dari kontaminan . (Collin CH dkk. 1985, Corner LA 1989) .



Untuk penderita TB paru, sampel yang digunakan untuk mengisolasi Mycobacterium tuberculosis adalah sputum penderita. Setelah dilakukan pengisolasian, maka penting untuk melakukan analisis untuk memastikan apakah bakteri yang diisolasi memang adalah Mycobacterium tuberculosis.

Isolasi Mycobacterium tuberculosis

Dua ml contoh dahak di masukkan kedalam tabung sentrifuse plastic berskala, tambahkan kedalamnya 2 ml NaOH 2% (yang mengandung indicator brom thimol blue 0,0004%) sebagai bahan pembunuh kontaminan (dekontaminan) . Campuran yang berwarna biru muda ini homogenkan dan biarkan 15 menit.Kemudian kedalamnya tambahkan tetes demi tetes larutan asam ortho fosfat (H 3PO4) 10% yang juga mengandung indikator brom thimol blue, sehingga warna berubah menjadi kekuning-kuningan, perubahan warna ini menunjukkan bahwa NaOH telah dinetralisir oleh H 3P04. Campuran disentrifuse dengan putaran 3000 putaran per menit (rpm) selama 10 menit, cairan jernih diatas (supernatan) dibuang dan endapannya (deposit) dipupuk pada media Lowenstein Jensen dan Stonebrink, lalu diinkubasikan pada suhu 37°C, dan diamati sampai 8 minggu.

Pemeriksaan secara Kultur Media 

Untuk kultur bakteri Mycobacterium tuberculosis biasanya menggunakan media kudoh atau media ogawa atau media Louwenstein – Jensen. Cara kultur merupakan cara yang paling sensitif untuk mendiagnosis tuberkulosis terutama untuk dahak yang sedikit bakterinya dan sulit ditemukan dengan cara mikroskopis. Pembiakan juga penting untuk dapat melakukan tes kepekaan bakteri terhadap obat-obatan. Hambatannya adalah waktu yag cukup lama untuk menunggu pertumbuhan yaitu mencapai 6 minggu. Sebelum dilakukan kultur harus dihomogenisasi dahulu dengan H2SO4 4 % atau NaOH 4 %. Tujuannya homogenisasi adalah untuk mencernakan sputum sehingga BTA yang terperangkap dapat lepas dari jaringan pada sputum. Kultur dianggap negatif apabila tidak ada pertumbuhan sampai akhir pengamatan yaitu 8 minggu dan jika ada pertmbuhan koloni yang berwarna kuning susu atau krem, bergerombol seperti bunga kol berarti kultur dianggap positif ( Tasso et al 2003 ).

  1.  Amin, Zulkifli dan Asril Bahar, 2009. Tuberkulosis Paru dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Kelima Jilid III. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
  2. Anonim. 1998. Penuntun Identifikasi Mycobacteria pada Rumah Sakit Queen’s Memorial Infectious Diseases. Fairfield Victoria Australia.
  3. Danusantoso, Halim. 1999. Ilmu Penyakit Paru . Jakarta: Penerbit Hipokrates
  4. Handayano, S. 2008. Respon Imunitas Seluler pada Infeksi Tuberkulosis Paru. Jakarta: Cermin Dua Kedokteran
  5. Jawets, Melnick dan Adelberg. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Salemba Media.
  6. Brosch R, Gordon SV, Marmiesse M, et al. (2002). A new evolutionary scenario for the Mycobacterium tuberculosis complex. Proc Natl Acad Sci U S A. 99:3684-3689.
  7. Bernardelli Amelia. (2007). Manual de Procedimientos. Clasificación fenotípica de lasmicobacterias. Dirección de Laboratorio y Control Técnico Available on: http://www.senasa.gov.ar/Archivos/File/File1443- mlab.pdf-BioSource International, Inc. Alamar blue™ ordening information. Catalog number DAL 1100.
  8. Cardoso S., Martin A., Mejia G., Palomino J., Da Silva M., Portaels F. (2004). Practicalhandbook for the phenotypic and genotypic  identification of mycobacteria. Section
  9. Palomino, J.C., S.C Leão, and V. Ritacco. (2007). Tuberculosis 2007. First Edition. www.Tuberculosistextbook.com.
  10. Tasso MP.; Martins MC.; Mizuka SY; Saraiva CM.; Silva MA. (2003). Cord formation and Colony morphology for the presumptive Identification of Mycobacterium tuberculosis complex. Brazilian Journal of Microbiology. 34:171-174.

PENTING Terimakasih sudah berkunjung ke website Kami. Untuk yang mengambil artikel dari website Kami, dimohon untuk mencantumkan sumber pada tulisan / artikel yang Anda muat. Terimakasih atas kunjungannya. Kerjasama media pubhlikasi, karya tulis, dll. Email : laboratorium.medik@gmail.com.

DONASI VIA DANA ke 085862486502 Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi Anda ini akan digunakan untuk memperpanjang domain www.infolabmed.com. Donasi klik Love atau dapat secara langsung via Dana melalui : 085862486502. Terima kasih.