Uji Kolesterol (serum) - Seri Pemeriksaan Laboratorium Klinik


Kolesterol merupakan lemak darah yang disintesis di hati serta ditemukan dalam sel darah merah, membran sel, dan otot. Kira - kira sebanyak 70% kolesterol diesterifikasikan (dikombinasi dengan asam lemak), serta 30% dalam bentuk bebas. Kolesterol digunakan tubuh untuk membentuk garam empedu sebagai fasilitator pencernaan lemak dan untuk pembentukan hormon oleh kelenjar adrenal, ovarium, dan testis. Hormon tiroid dan estrogen dapat menurunkan konsentrasi kolesterol, serta sebaliknya tindakan pembedahan ooforektomi, meningkatkan konsentrasinya. 

Kolesterol serum digunakan sebagai indiaktor penyakit arteri koroner dan aterosklerosis. Hiperkolesterolemia menyebabkan penumpukan plak diarteri koroner sehingga dapat menyebabkan MCI. Kadar kolesterol serum yang tinggi dapat berhubungan dengan kecenderungan genetik (herediter), obstruksi bilier, dan/atau asupan diet. Labih kurang  sepertiga dari masyarakat Amerika memiliki kadar kolesterol serum dibawah 200 mg/dl, kadar ini merupakan kadar ideal.


Tujuan
  • Untuk memeriksa kadar kolesterol klien.
  • Untuk memantau kadar kolesterol.

Prosedur
  • Jelaskan pada klien untuk puasa (makanan, cairan, dan obat) selama 12 jam. Klien diperbolehkan minum.
  • Kumpulkan 3 - 5 ml darah vena pada tabung bertutup merah. Cegah terjadinya hemolisis.
  • Catat penggunaan obat yang dikonsumsi klien yang tidak terdaftar pada formulir laboratorium.
Nilai Rujukkan
DEWASA: Nilai Ideal: < 200 mg/dl. Risiko Sedang 200 - 240 mg/dl. Risiko Tinggi: > 240 mg/dl. Kehamilan : Kadar beresiko tinggi, tetapi akan kembali ke kadar seperti sebelum kehamilan, yaitu 1 bulan setelah pelahiran.
ANAK; Bayi: 90 - 130 mg/dl. Anak (Usia 2 - 19 Tahun); Nilai Ideal: 130 - 170 mg/dl. Risiko Sedang: 171 - 184 mg/dl. Risiko Tinggi: >185 mg/dl. 

Masalah Klinis
PENURUNAN KADAR: Hipertiroidisme, sindrom Cushing (hormon adrenal yang berlebih), kelaparan, malabsorpsi, anemia, infeksi akut. Pengaruh Obat; Antilipid (Zocor, Mevacor, Lipitor), tiroksin, antibiotik (Kanamisin, neomisin, parmomisin, tetrasiklin), asam nikotinat, estrogen, glukagon, heparin, salisilat (aspirin), kolkisin, obat hipoglikemik per oral.

PENINGKATAN KADAR: MCI akut; aterosklerosis; hipotiroidisme; obstruksi bilier; sirosis bilier; kolangitis, hiperkolesterolemia kelaurga; diabetes melitus yang tidak terkontrol; sindrom nefrotik; pankreatektomi; kehamilan (trimester III); hiperlipoproteinemia tipe II, III, dan V; periode stres berat; diet kolesterol tinggi (lemak hewani). Pengaruh Obat: Aspirin, kortikosteroid, steroid (agens anabolik dan androgen), kontrasepsi oral, epinefrin dan norepinefrin, bromida, fenotiazin (klorpromazin [Thorazine], trifluoperazin [Stelazine], vitamin A dan D, sulfonamid, fenitoin (Dilantin).

Fakor yang Mempengaruhi Temuan Laboratorium
  • Obat aspirin dan kortison dapat menyebabkan penurunan atau peningkatan kadar kolesterol serum.
  • Diet tinggi kolesterol yang dikonsumsi sebelum pemeriksaan dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol serum.
  • Hipoksia berat dapat meningkatkan kadar kolesterol serum.
  • Hemolisis pada spesimen darah dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol serum.
IMPLIKASI KEPERAWATAN DAN RASIONAL
PENINGKATAN KADAR
  • Kaitkan masalah klinis dan penggunaan obat dengan hiperkolesterolemia. Peningkatan kadar kolesterol dapat menandakan terjadinya penyakit hati, juga penyakit arteri koroner.
  • Tangguhkan pemberian obat yang dapat meningkatkan kadar serum selama 12 jam sebelum darah diambil, atas persetujuan pemberi layanan kesehatan.

PENYULUHAN KLIEN
  • Jelaskan pada klien dan keluarganya tentang persepsi mengenai kadar kolesterol serum normal dan efek yang timbul jika kadar kolesterol meningkat.
  • Anjurkan klien menurunkan berat badannya jika kegemukan dan mengalami hiperkolesterolemia. Penurunan berat badan pada obesitas dapat membantu menurunkan kadar kolesterol serum.
  • Anjurkan klien yang menderita hiperkolesterolemia untuk mengurangi asupan makanan tinggi kolesterol (mis., daging babi asap, telur, mentega, daging berlemak, makanan laut tertentu, kelapa, dan cokelat). 
  • Instruksikan klien yang menderita hiperkolesterolemia berat untuk mematuhi jadwal kunjungan medisnya guna perawatan lanjut.
PENTING : Terimakasih sudah berkunjung ke website Kami. Untuk yang mengambil artikel dari website Kami, dimohon untuk mencantumkan sumber pada tulisan / artikel yang Anda muat. Terimakasih atas kunjungannya.

Sumber : 
  1. LeFever Ke, Joyce. 2002. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik ; Edisi 6. Hal : 129 - 131. Cetakan 2017. EGC ; Jakarta
Baca juga :

DONASI VIA DANA ke 085862486502 Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi Anda ini akan digunakan untuk memperpanjang domain www.infolabmed.com. Donasi klik Love atau dapat secara langsung via Dana melalui : 085862486502. Terima kasih.

Post a Comment

0 Comments