Scleroderma: Mengenal Lebih Dalam Penyakit Autoimun Langka yang Menyerang Kulit dan Organ Tubuh
INFOLABMED.COM - Scleroderma merupakan penyakit autoimun langka yang menyebabkan kulit mengeras dan menebal akibat produksi kolagen berlebih.
Penyakit ini tidak hanya memengaruhi kulit, tetapi juga dapat menyerang pembuluh darah, otot, sendi, serta organ dalam seperti paru-paru, jantung, dan ginjal.
Baca juga: ANA Profile: Panduan Lengkap Memahami Pemeriksaan Autoimun yang Wajib Diketahui Tenaga Medis
Secara medis, Scleroderma berasal dari kata “sclero” yang berarti keras dan “derma” yang berarti kulit.
Meskipun sering kali berawal dari kelainan kulit, penyakit ini sebenarnya mencerminkan gangguan sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringan tubuh sendiri (autoimun).
Jenis Scleroderma
Scleroderma terbagi menjadi dua jenis utama:
- Scleroderma Lokal (Localized Scleroderma). Jenis ini hanya memengaruhi kulit dan jaringan di bawahnya. Bentuk paling umum disebut morphea, ditandai dengan bercak keras berwarna putih atau kecokelatan di kulit.
- Scleroderma Sistemik (Systemic Sclerosis). Jenis ini lebih serius karena dapat menyerang organ dalam seperti paru, jantung, ginjal, dan saluran pencernaan.
Gejala Scleroderma
Gejala Scleroderma bervariasi tergantung jenisnya, namun beberapa tanda umum meliputi:
- Kulit menebal dan terasa kaku, terutama di jari tangan dan wajah.
- Nyeri sendi atau otot.
- Gangguan menelan akibat pengerasan jaringan di kerongkongan.
- Jari menjadi pucat atau kebiruan saat kedinginan (fenomena Raynaud).
- Sesak napas karena keterlibatan paru-paru.
Penyebab dan Faktor Risiko
Hingga kini, penyebab pasti Scleroderma belum diketahui. Namun, penelitian menunjukkan bahwa kombinasi faktor genetik, lingkungan, dan sistem imun berperan besar. Paparan zat kimia tertentu, seperti pelarut industri atau silika, juga diduga dapat memicu kondisi ini pada individu yang rentan.
Diagnosis Scleroderma
Dokter biasanya mendiagnosis Scleroderma berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik, serta tes laboratorium. Tes darah dapat mendeteksi adanya antibodi autoimun khas seperti anti-centromere antibody dan anti-Scl-70 antibody. Pemeriksaan fungsi paru dan ekokardiografi juga dilakukan untuk menilai keterlibatan organ dalam.
Pengobatan Scleroderma
Hingga saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan Scleroderma secara total. Namun, berbagai terapi dapat membantu mengontrol gejala dan mencegah komplikasi. Beberapa pendekatan pengobatan meliputi:
- Obat imunosupresif, untuk menekan reaksi autoimun.
- Fisioterapi, guna menjaga kelenturan sendi dan otot.
- Perawatan kulit intensif, untuk mengurangi kekakuan dan menjaga kelembapan kulit.
- Terapi organ spesifik, seperti pengobatan hipertensi paru atau refluks lambung.
Pencegahan dan Perawatan Diri
Meskipun tidak dapat dicegah sepenuhnya, penderita Scleroderma dapat melakukan perawatan diri seperti:
- Menghindari suhu dingin ekstrem.
- Mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
- Berhenti merokok karena dapat memperburuk sirkulasi darah.
- Rutin berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam atau reumatologi.
Scleroderma adalah penyakit kronis yang memerlukan perhatian jangka panjang. Dengan diagnosis dini dan pengelolaan yang tepat, kualitas hidup penderita dapat tetap terjaga dengan baik.
.png)
Post a Comment