Obat Baru Turunkan Tekanan Darah Tinggi dan Berpotensi Cegah Penyakit Ginjal

Sebuah terobosan medis baru muncul dengan ditemukannya obat baru yang berpotensi menurunkan tekanan darah tinggi dan memperbaiki penanda kesehatan ginjal pada pasien berisiko tinggi. Penelitian awal menunjukkan hasil yang menggembirakan, dan uji klinis fase 3 sedang dilakukan untuk menguji efektivitas jangka panjangnya.
Penemuan ini menawarkan harapan baru bagi jutaan orang di Indonesia yang berjuang melawan tekanan darah tinggi dan penyakit ginjal kronis. Temuan awal dari penelitian ini telah dipresentasikan di American Heart Association’s Hypertension Scientific Sessions 2025, dan juga telah diterbitkan di Journal of the American Society of Nephrology.
Keterkaitan Erat Antara Tekanan Darah Tinggi dan Penyakit Ginjal
Tekanan darah tinggi (hipertensi) dan penyakit ginjal kronis (PGK) adalah dua kondisi yang sangat erat kaitannya. Ketika salah satu kondisi tidak terkontrol dengan baik, hal itu dapat menyebabkan komplikasi serius seperti serangan jantung, stroke, gagal jantung, dan bahkan gagal ginjal.
Salah satu faktor kunci dalam hubungan ini adalah aldosteron, sebuah hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal. Hormon ini berperan penting dalam regulasi tekanan darah, dan kadar aldosteron yang tinggi dapat memperburuk kedua kondisi tersebut.
Bagaimana Baxdrostat Bekerja?
Obat baru, yang disebut baxdrostat, bekerja dengan memblokir produksi aldosteron. Dengan menghambat hormon ini, baxdrostat berpotensi menurunkan tekanan darah dan melindungi ginjal dari kerusakan lebih lanjut.
Penelitian menunjukkan bahwa menambahkan baxdrostat ke pengobatan standar dapat membantu menurunkan tekanan darah dan memperlambat perkembangan penyakit ginjal pada individu dengan PGK yang juga mengalami hipertensi yang tidak terkontrol. Obat ini berpotensi menjadi terobosan dalam penanganan kedua kondisi tersebut.
Hasil Penelitian yang Menggembirakan
Penelitian yang dilakukan melibatkan 195 peserta yang awalnya memiliki tekanan darah sistolik rata-rata 151 mm Hg. Mereka tetap mengalami tekanan darah tinggi meskipun sudah menerima pengobatan standar.
Peserta dibagi menjadi tiga kelompok: kelompok dosis rendah baxdrostat (0,5 mg-1 mg), kelompok dosis tinggi baxdrostat (2 mg-4 mg), dan kelompok plasebo. Hasilnya sangat menjanjikan.
Peserta yang mengonsumsi baxdrostat mengalami penurunan tekanan darah sistolik rata-rata 8,1 mm Hg lebih besar dibandingkan dengan kelompok plasebo, setara dengan penurunan sekitar 5%. Selain itu, kadar albumin dalam urin, yang merupakan penanda kerusakan ginjal, menurun hingga 55% pada kelompok yang mengonsumsi baxdrostat.
Baca Juga: Terobosan Baru: CU Anschutz Temukan Pengobatan AUD Revolusioner
Potensi Efek Samping
Seperti halnya obat-obatan lain, baxdrostat juga memiliki potensi efek samping. Peningkatan kadar kalium, yang merupakan efek samping yang diketahui dari obat-obatan yang memblokir sistem renin-angiotensin-aldosteron, dilaporkan pada 41% peserta yang mengonsumsi baxdrostat, dibandingkan dengan 5% pada kelompok plasebo. Sebagian besar kasus ini bersifat ringan atau sedang.
Tidak ada kematian atau kekhawatiran keselamatan yang tidak terduga selama uji coba. Peristiwa buruk yang serius dilaporkan pada 9% orang yang menerima baxdrostat dan 3% pada mereka yang berada di kelompok plasebo.
Prospek di Masa Depan
“Temuan ini sangat menggembirakan bagi orang yang hidup dengan penyakit ginjal kronis dan tekanan darah tinggi, dua kondisi yang sering berjalan bersamaan dan menciptakan siklus berbahaya,” kata Jamie P. Dwyer, M.D., profesor kedokteran di divisi nefrologi dan hipertensi di University of Utah Health di Salt Lake City. “Tekanan darah tinggi dapat memperburuk fungsi ginjal dan penurunan fungsi ginjal dapat lebih meningkatkan tekanan darah, dan hasil ini dapat mengubah hidup pasien.”
Para peneliti berharap bahwa baxdrostat dapat membantu menunda kerusakan ginjal lebih lanjut. Uji klinis fase 3 yang lebih besar sedang dilakukan untuk mengkonfirmasi potensi ini. Penemuan ini membuka harapan baru untuk penanganan penyakit ginjal dan hipertensi.
Siapa yang Terlibat dalam Penelitian?
Penelitian ini melibatkan 195 orang dewasa dengan usia rata-rata 66 tahun. Sebanyak 32% dari mereka adalah wanita, 40% berkulit putih non-Hispanik, dan 80% menderita diabetes tipe 2. Penelitian ini dilakukan di 71 lokasi di Amerika Serikat.
Semua peserta memiliki tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol (tekanan sistolik minimal 140 mm Hg, atau 130 mm Hg atau lebih tinggi untuk mereka yang menderita diabetes Tipe 2) meskipun sudah menerima dosis maksimum yang dapat ditoleransi dari inhibitor enzim pengubah angiotensin atau penghambat reseptor angiotensin. Pada saat pendaftaran, tekanan darah sistolik rata-rata adalah 151,2 mm Hg.
Jamie P. Dwyer, M.D., dari University of Utah Health di Salt Lake City, adalah penulis utama penelitian ini. Penelitian ini didanai oleh AstraZeneca, pengembang baxdrostat. Penelitian ini dipublikasikan pada tanggal 6 September 2025, di Journal of the American Society of Nephrology.
Kesimpulan
Penemuan obat baru, baxdrostat, memberikan harapan baru bagi penderita tekanan darah tinggi dan penyakit ginjal. Dengan kemampuannya menurunkan tekanan darah dan berpotensi memperlambat kerusakan ginjal, baxdrostat dapat menjadi terobosan dalam pengobatan kedua kondisi tersebut.
Uji klinis fase 3 yang sedang berlangsung akan membantu mengkonfirmasi efektivitas jangka panjang dan keamanan obat ini. Diharapkan obat ini akan membantu jutaan orang di Indonesia untuk hidup lebih sehat dan berkualitas.
Ikuti dan Dukung Infolabmed.com
Mari terhubung melalui media sosial dan dukung perkembangan website Infolabmed.com
Dukungan untuk Infolabmed.com
Beri Donasi untuk Perkembangan Website
Dukung Infolabmed.com dengan memberikan donasi terbaikmu melalui DANA. Setiap kontribusi sangat berarti untuk pengembangan dan pemeliharaan website.
Donasi via DANAProduk Infolabmed
Nama Produk: PORLAK BGM-102 - Alat Cek Gula Darah Digital Akurat, Hasil 5 Detik, Bonus Lancet & Baterai
Harga: Rp 270.000
© 2025 Infolabmed.com | Terima kasih atas dukungannya
Post a Comment