Kesehatan Tulang Anak: Cara Jaga Tulang Kuat Sejak Dini Menurut Dokter
/data/photo/2025/10/22/68f7df389c324.jpeg)
Kesehatan tulang seringkali dianggap sebagai masalah yang baru perlu diperhatikan saat usia senja. Namun, tahukah Anda bahwa masa kanak-kanak dan remaja adalah waktu yang paling krusial untuk membangun fondasi tulang yang kuat?
Menurut dr. Frieda Susanti, Sp.A(K), PhD, seorang anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Endokrinologi Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), periode ini adalah investasi jangka panjang untuk kesehatan tulang anak. Dalam webinar Gangguan Perkembangan Tulang pada Anak yang diselenggarakan pada Selasa, 21 Oktober 2025, dr. Frieda menekankan pentingnya menjaga kesehatan tulang sejak dini.
Mengapa Masa Anak-Anak & Remaja Penting?
Dr. Frieda menjelaskan bahwa proses pertumbuhan tulang terbagi menjadi dua fase utama. Fase pertama, yang disebut bone modeling, terjadi saat anak-anak hingga usia sekitar 18 tahun.
Pada fase ini, tulang mengalami pemanjangan dan penebalan untuk membentuk struktur yang kokoh. Setelah fase modeling selesai, tubuh memasuki fase bone remodeling yang hanya menggantikan jaringan tulang yang lama dengan yang baru.
Puncak kepadatan tulang (peak bone mass) biasanya dicapai pada usia 20–30 tahun. Setelah itu, kepadatan tulang akan menurun secara alami seiring bertambahnya usia.
“Kalau di masa anak-anak tulangnya tidak kuat atau kepadatannya rendah, maka di usia tua lebih mudah mengalami osteoporosis,” tegas dr. Frieda. Oleh karena itu, menjaga kesehatan tulang sejak dini sama pentingnya dengan menjaga kesehatan jantung atau otak.
Nutrisi Penting untuk Kesehatan Tulang Anak
Kesehatan tulang sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang tepat. Tiga unsur utama yang berperan penting dalam pembentukan tulang adalah kalsium, fosfor, dan vitamin D.
Kalsium dapat ditemukan dalam berbagai makanan, seperti susu, keju, yogurt, ikan bertulang lunak, dan sayuran hijau. Vitamin D bisa diperoleh melalui paparan sinar matahari pagi dan makanan seperti ikan berlemak.
Sementara itu, fosfor bisa didapatkan dari daging, telur, dan kacang-kacangan. “Kalau asupan nutrisi ini kurang, pertumbuhan tulang tidak maksimal,” jelas dr. Frieda.
Pentingnya Vitamin D dan Sinar Matahari
Vitamin D memiliki peran krusial dalam penyerapan kalsium oleh tubuh. Paparan sinar matahari pagi adalah cara alami untuk mendapatkan vitamin D.
Usahakan anak mendapatkan sinar matahari pagi selama 15-20 menit setiap hari. Selain itu, konsumsi makanan kaya vitamin D seperti ikan salmon, tuna, dan kuning telur.
Aktivitas Fisik: Kunci Tulang Kuat
Selain nutrisi, aktivitas fisik juga memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan tulang anak. Olahraga dengan beban tubuh seperti berjalan, berlari, melompat, dan bermain bola sangat bermanfaat.
Aktivitas fisik akan merangsang sel-sel tulang untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. “Anak yang jarang bergerak atau lebih banyak duduk berisiko memiliki tulang yang lebih rapuh,” kata dr. Frieda.
Baca Juga: Kasus Keracunan MBG: IDAI Minta Evaluasi Program Makan Bergizi Nasional
Contoh Olahraga yang Dianjurkan
Ajak anak untuk melakukan aktivitas fisik yang menyenangkan, seperti bermain di taman, berenang, atau bersepeda. Usahakan anak aktif bergerak minimal 1 jam setiap hari.
Gaya Hidup Sehat untuk Tulang Kuat
Selain nutrisi dan aktivitas fisik, gaya hidup sehat juga berperan penting dalam menjaga kesehatan tulang. Batasi waktu anak bermain gawai atau duduk terlalu lama.
Pastikan anak mendapatkan istirahat yang cukup. Hindari rokok dan alkohol (jika anak sudah memasuki usia remaja) karena dapat mengganggu pertumbuhan tulang.
Waspadai Osteoporosis pada Anak
Meskipun osteoporosis lebih sering dikaitkan dengan lansia, anak-anak juga bisa mengalaminya. Osteoporosis pada anak dapat disebabkan oleh beberapa faktor.
Beberapa kondisi medis, seperti lupus, leukemia, atau sindrom nefrotik, serta penggunaan obat-obatan tertentu (seperti steroid jangka panjang), dapat meningkatkan risiko osteoporosis sekunder.
Kenali Tanda-Tanda Osteoporosis
Jika anak sering mengalami nyeri tulang atau patah tulang dengan trauma ringan, segera konsultasikan dengan dokter. Diagnosis osteoporosis pada anak biasanya didasarkan pada Z-score hasil pemeriksaan bone mineral density (BMD) dan riwayat fraktur.
Penyakit Tulang Rapuh: Osteogenesis Imperfecta (OI)
Salah satu contoh penyakit tulang rapuh bawaan yang dijelaskan oleh dr. Frieda adalah osteogenesis imperfecta (OI). OI adalah gangguan genetik akibat kelainan kolagen.
Anak dengan OI dapat mengalami patah tulang bahkan sejak dalam kandungan. Ciri khasnya antara lain tulang bengkok, fraktur berulang, gigi transparan, dan warna putih mata kebiruan (blue sclera).
“Meski penyakitnya kronik, dengan terapi yang tepat, anak tetap bisa tumbuh dan beraktivitas,” ujar dr. Frieda. Pasien OI umumnya mendapat terapi bisphosphonate, obat untuk memperkuat tulang dan mengurangi risiko patah.
Tips dari Dokter untuk Kesehatan Tulang Anak
Dr. Frieda memberikan beberapa anjuran praktis yang bisa diterapkan di rumah. Pastikan anak mendapatkan asupan kalsium dan vitamin D yang cukup setiap hari.
Dorong anak untuk aktif bergerak minimal 1 jam sehari. Batasi waktu bermain gawai dan pastikan anak mendapatkan sinar matahari pagi secara rutin.
Segera periksakan anak ke dokter jika sering mengalami nyeri tulang atau fraktur tanpa sebab jelas. “Menjaga tulang bukan hanya urusan orang tua, tapi investasi sejak anak-anak,” pungkas dr. Frieda.
Ikuti dan Dukung Infolabmed.com
Mari terhubung melalui media sosial dan dukung perkembangan website Infolabmed.com
Dukungan untuk Infolabmed.com
Beri Donasi untuk Perkembangan Website
Dukung Infolabmed.com dengan memberikan donasi terbaikmu melalui DANA. Setiap kontribusi sangat berarti untuk pengembangan dan pemeliharaan website.
Donasi via DANAProduk Infolabmed
Nama Produk: PORLAK BGM-102 - Alat Cek Gula Darah Digital Akurat, Hasil 5 Detik, Bonus Lancet & Baterai
Harga: Rp 270.000
© 2025 Infolabmed.com | Terima kasih atas dukungannya
Post a Comment