Aturan Westgard: Panduan Lengkap untuk Kontrol Kualitas di Laboratorium Klinis

Table of Contents

Aturan Westgard: Panduan Lengkap untuk Kontrol Kualitas di Laboratorium Klinis


INFOLABMED.COM - Dalam dunia laboratorium klinis, keakuratan dan keandalan hasil pemeriksaan adalah hal yang mutlak. 

Hasil yang salah dapat berimplikasi langsung pada kesalahan diagnosis dan tata laksana pasien. 

Baca Juga: Westgard Rules: Panduan Lengkap Kontrol Kualitas Laboratorium di Indonesia


Untuk memastikan bahwa seluruh sistem analitik sebuah alat bekerja dengan baik, diterapkanlah prosedur Kontrol Kualitas (QC). Di jantung prosedur QC inilah Aturan Westgard berperan sebagai sistem pemantau yang canggih dan andal.

Apa Itu Aturan Westgard?

Aturan Westgard adalah suatu set aturan statistik yang digunakan untuk mengevaluasi hasil dari bahan kontrol (kontrol quality) yang dijalankan bersama-sama dengan sampel pasien. 

Aturan ini pertama kali diperkenalkan oleh Dr. James O. Westgard dan rekan-rekannya. 

Tujuannya adalah untuk mendeteksi adanya kesalahan acak (random error) dan kesalahan sistematik (systematic error) dalam suatu run (proses pengujian).

Dengan menerapkan aturan ini, teknisi laboratorium dapat mengambil keputusan yang objektif: apakah hasil pemeriksaan pasien pada batch tersebut dapat dilaporkan, atau harus ditahan dan dilakukan investigasi terlebih dahulu karena dicurigai terdapat masalah.

Prinsip Dasar dan 6 Aturan Inti Westgard

Prinsip dasar Aturan Westgard adalah menggunakan kombinasi beberapa aturan statistik sederhana dengan batasan toleransi yang berbeda-beda. 

Hal ini membuatnya sangat sensitif dalam mendeteksi error, tetapi tetap mempertahankan tingkat false rejection (penolakan hasil yang sebenarnya masih acceptable) yang rendah.

Aturan-aturan ini biasanya diterapkan pada grafik Levey-Jennings. Berikut adalah 6 aturan inti yang paling umum digunakan:

1. Aturan 1-2s (Peringatan / Warning Rule)

  • Pernyataan: Satu titik kontrol keluar dari batas ±2 SD (Standard Deviation).
  • Tindakan: Aturan ini bukanlah aturan penolakan, melainkan peringatan. Ini memberi sinyal bahwa mungkin ada masalah. Teknisi harus waspada dan memeriksa aturan Westgard lainnya untuk titik kontrol yang sama. Run tidak boleh ditolak hanya berdasarkan aturan ini.

2. Aturan 1-3s (Penolakan / Rejection Rule)

  • Pernyataan: Satu titik kontrol keluar dari batas ±3 SD.
  • Tindakan: Ini adalah aturan penolakan. Hal ini mengindikasikan adanya kesalahan acak (random error) yang besar, seperti gelembung udara atau ketidakstabilan instrument. Run harus ditolak dan tidak boleh dilaporkan.

3. Aturan 2-2s (Penolakan / Rejection Rule)

  • Pernyataan: Dua titik kontrol berturut-turut untuk level kontrol yang sama keluar dari batas ±2 SD yang sama (baik kedua di atas +2SD atau kedua di bawah -2SD).
  • Tindakan: Ini mengindikasikan adanya kesalahan sistematik (systematic error), misalnya kalibrasi yang bergeser atau reagent yang rusak. Run harus ditolak.

4. Aturan R-4s (Penolakan / Rejection Rule)

  • Pernyataan: Perbedaan (range) antara dua titik kontrol dari level yang berbeda (misal level 1 dan level 3) melebihi 4 SD.
  • Tindakan: Aturan ini mendeteksi adanya kesalahan acak yang besar. Misalnya, satu titik di atas +2SD dan titik lainnya di bawah -2SD. Run harus ditolak.

5. Aturan 4-1s (Penolakan / Rejection Rule)

  • Pernyataan: Empat titik kontrol berturut-turut keluar dari batas ±1 SD yang sama.
  • Tindakan: Aturan ini sangat sensitif untuk mendeteksi pergeseran (shift) yang kecil dalam akurasi. Ini menandakan awal dari kesalahan sistematik. Run harus ditolak.

6. Aturan 10x (Penolakan / Rejection Rule)

  • Pernyataan: Sepuluh titik kontrol berturut-turut berada pada satu sisi (di atas atau di bawah) garis mean.
  • Tindakan: Seperti aturan 4-1s, aturan ini juga mendeteksi adanya tren atau pergeseran sistematik. Run harus ditolak.

Bagaimana Penerapan Aturan Westgard dalam Praktek Sehari-hari?

Penerapannya dimulai setiap kali teknisi menjalankan bahan kontrol.

  1. Kontrol dijalankan dan hasilnya diplot pada grafik Levey-Jennings.
  2. Sistem software laboratorium (LIS) atau teknisi secara manual akan mengevaluasi hasil kontrol tersebut terhadap Aturan Westgard yang telah ditetapkan.
  3. Jika tidak ada aturan yang dilanggar (kecuali 1-2s), maka run dinyatakan "in-control" dan hasil pasien dapat dilaporkan.
  4. Jika salah satu aturan penolakan (1-3s, 2-2s, R-4s, dll) terlanggar, maka run dinyatakan "out-of-control". Seluruh hasil pasien pada batch tersebut ditahan.
  5. Tahap penyelesaian masalah (troubleshooting) harus segera dilakukan untuk mengidentifikasi dan memperbaiki akar penyebab error sebelum alat dapat digunakan kembali untuk melaporkan hasil pasien.

Baca Juga: Aturan Westgard: Pilar Kontrol Kualitas Laboratorium yang Tak Boleh Diabaikan

Aturan Westgard bukanlah sekadar prosedur administratif, melainkan garda terdepan dalam menjamin keandalan data laboratorium. 

Dengan memahami dan menerapkan aturan-aturan ini dengan disiplin, laboratorium klinis dapat meminimalisir risiko pelaporan hasil yang keliru, sehingga secara langsung berkontribusi pada pelayanan kesehatan yang lebih aman dan berkualitas bagi pasien.


Follow Media Sosial Infolabmed.com melalui chanel Telegram di sini, Facebook di sini, dan Twitter/X di sini. Berikan DONASI terbaikmu untuk perkembangan website infolabmed.com melalui Donasi via DANA ini.



Fitri Aisyah
Fitri Aisyah Selamat datang di my blog! Blog ini membahas dunia laboratorium medik dengan cara yang mudah dipahami. Dari teknik pemeriksaan, interpretasi hasil laboratorium, hingga tips seputar kesehatan, semuanya dikemas simpel, jelas, dan berbasis bukti ilmiah. Yuk, eksplorasi ilmu laboratorium bersama! 🔬🚀

Post a Comment